Sebagian besar porsi penggunaan Chromebook berasal dari ranah pendidikan. Harga perangkat yang terjangkau, ditambah sistem operasi yang ringan membuatnya ideal untuk tugas-tugas sederhana seperti browsing atau mengetik dokumen.
Singkat cerita, perangkat Chrome OS lebih pantas dilihat sebagai penunjang produktivitas, meski levelnya jauh di bawah kategori workstation. Untuk urusan konsumsi multimedia, ada tablet Android maupun iPad yang jauh lebih mumpuni, sehingga akan lebih bijak apabila perangkat Chrome OS kian mematangkan perannya sebagai penunjang produktivitas kelas ringan.
Google nampaknya mengamini anggapan tersebut. Untuk itu, mereka pun mulai menyiapkan fitur bernama Virtual Desks buat Chrome OS. Dari namanya saja sebenarnya sudah kelihatan bahwa cara kerjanya mirip seperti fitur Multiple Desktop di Windows dan Mission Control di macOS.
Berkat Virtual Desks, pengguna nantinya dapat mengelompokkan aplikasi berdasarkan proyek yang sedang dikerjakannya. Buat murid sekolah misalnya, mereka dapat membuat Virtual Desk khusus untuk masing-masing mata pelajaran sehingga semuanya jadi lebih terorganisasi.
Fitur ini tentunya dapat menjadikan Chrome OS lebih fleksibel perihal multitasking. Namun di saat yang sama, multitasking seringkali menuntut kapasitas memory yang besar untuk bisa berjalan dengan lancar, sehingga kemungkinan fitur ini tak akan kita jumpai pada Chromebook kelas entry yang harganya super-terjangkau.
Untuk sekarang, Virtual Desks pada Chrome OS baru dalam tahap pengembangan awal. Tidak ada informasi terkait estimasi jadwal perilisannya, namun setidaknya ini merupakan kabar baik bagi mereka yang sudah nyaman menggunakan Chromebook, tapi di saat yang sama masih mendambakan kapabilitas lebih demi semakin memaksimalkan produktivitasnya.
Sumber: SlashGear.