Diumumkannya GeForce RTX 20 menandai fajar baru di ranah teknologi visual. Ketika hardware saat ini cukup canggih untuk menjalankan konten-konten hiburan berat, para perusahaan teknologi mulai mengekspolarsi cara lain untuk meningkatkan kualitas grafis, misalnya lewat dukungan real-time ray tracing. GPU-GPU anyar ini telah tersedia buat desktop, dan kita hanya tinggal menunggu waktu hingga ia tiba di platform lain.
Eksistensi varian ‘mobile‘ kartu grafis GeForce RTX sudah menjadi tema diskusi sejak berbulan-bulan silam. Meski saat itu sang perusahaan asal Santa Clara belum mengonfirmasi keberadaannya, banyak orang yakin ia akan mendarat dalam waktu dekat. Momen penyingkapan laptop ber-RTX ternyata dilakukan di CES 2019, dan MSI menjadi salah satu brand yang dengan cekatan mengusungnya.
Seperti pembahasan di artikel sebelumnya, upgrade ke GPU berteknologi real-time ray tracing Nvidia diterapkan pada tiga keluarga notebook andalan sang produsen hardware Taiwan, yakni seri GT, GS dan GE. Mereka tetap mengusung desain dan fitur serupa seperi varian sebelumnya, namun tentu saja MSI sudah menyiapkan satu model yang ditunjuk jadi bintang panggung di pameran teknologi terbesar di dunia ini: GS75 Stealth. Ia adalah versi 17-inci dari GS65 Stealth (dahulu punya nickname Stealth Thin).
Apa itu real time ray-tracing?
Sebelum mengulik lebih jauh, saya ingin menyegarkan ingatan kita soal real-time ray tracing. Di bidang grafis komputer, ray-tracing ialah metode render dengan mengikuti lintasan cahaya sebagai pixel, saat sebuah objek virtual berinteraksi dengan objek lain. Tekniknya tidak benar-benar baru, namun sangat membebani sistem. Di video game, ray tracing menuntut hardware berkecepatan tinggi.
Di dalam permainan, real-time ray tracing memengaruhi pencahayaan serta kualitas pantulan objek di benda-benda virtual. Misalnya, pantulan api di tubuh mobil atau bayangan orang pada genangan air di jalanan berbatu. Fitur grafis tersebut tentu saja berpeluang mendongrak level realisme sebuah game.
Ketersediaan ray tracing buat publik berpotensi mendorong kemajuan ranah visual game satu langkah lebih jauh. Buat saya, hal paling menarik dari laptop-laptop ber-GeForce RTX racikan MSI adalah, kehadiran GPU baru di sana tidak mengubah konsep form factor perangkat mereka. GS, khususnya, masih terlihat ramping seperti sebelumnya.
Tradisi baru
Seperti arahan baru yang telah dimulai oleh GS65 Stealth Thin, GS75 Stealth turut mengedepankan desain elegan dan minimalis. Konstruksi tubuhnya terbuat dari logam, dibentuk secara presisi, lalu MSI memberikan sentuhan sandblast di permukaannya dan membubuhkan lapisan rose gold di area potongan. Laptop memiliki dimensi 396,1×259,5×18,95mm dan bobot 2,29kg. Saya pribadi sangat menyukai bagian dalam grille heat sink berwarna emasnya.
Menurut MSI, ukuran tersebut membuatnya tampil lebih 60 persen lebih mungil dibanding rata-rata notebook gaming berlayar 17-inci. Laptop bertubuh tipis memang kadang menimbulkan kekhawatiran terkait daya tahannya. Untuk itu, produsen turut meng-upgrade bagian engsel. Komponen penyambung body dan layar di sana dibuat dari bahan aluminium berwarna emas, kini punya daya cengkeram yang lebih mantap.
Agar konsumen lebih mudah mengidentifikasi versi terkini, MSI mengganti bagian logo tameng naga laser engraved menjadi lapisan glossy emas-perunggu. Warna ini menggantikan merah yang digunakan oleh GS terdahulu dan seri gaming lain. Kombinasinya dengan hitam membuat GS75 (dan GS65) terlihat lebih serius serta netral, sehingga lebih besar peluang bagi kalangan non-gamer serta kaum Hawa untuk meliriknya.
Pembaruan juga MSI terapkan pada bagian input serta output. Dalam pemakaian sehari-hari, kadang kita memperlakukan touchpad sebagai pilihan terakhir – ketika kita lupa atau sedang malas membawa mouse. Di GS75, produsen memperlebar bagian touchpad, kemudian mempermulus permukaannya demi meningkatkan responsivitas dan akurasi.
Di aspek output, MSI memanfaatkan radiator pasif untuk meningkatkan kualitas suara. Metode ini merupakan jawaban atas keluhan pengguna terhadap kurang memuaskannya mutu audio laptop, terutama model-model berukuran tipis. Eksistensi radiator pasif berguna buat meningkatkan dentuman bass.
Hardware garang di tubuh tipis
Baik GS75 Stealth ataupun adik 15-incinya dipersenjatai oleh prosesor Intel Core generasi kedelapan (ada pilihan hingga i7) serta kartu grafis GeForce RTX dengan opsi paling high-end 2080 8GB Max-Q. Kedua model dibekali memori RAM DDR4-2666 berkapasitas maksimal di 32GB. GS75 Stealth sendiri punya kejutan buat kita: ia siap menunjang tiga buah SSD berkat volume tubuhnya yang lebih besar.
Satu hal perlu kita sadari adalah, hardware berperforma tinggi pasti akan menghasilkal panas tinggi pula. Nvidia memang sudah lama mengajukan rancangan Max-Q, tetapi penanggulangan panas secara optimal sangat bergantung pada solusi thermal buatan produsen sendiri. Kabar baiknya, MSI bukanlah pemula di bidang ini. GS75 Stealth dilengkapi bersama Cooler Boost Trinity+ yang mempunyai jumlah pipa pembuangan panas lebih banyak.
Perpaduan antara GeForce RTX dan Cooler Boost Trinity+ memperkenankan GS75 dan GS65 Stealth menjalankan game-game berfitur ray tracing dengan memuaskan. Saya merasakan sendiri bagaimana laptop ultra-thin ini sanggup menangani Battlefield V di opsi grafis ultra plus RTX aktif. Untuk bagian layarnya, MSI kembali mengandalkan panel IPS-level beresolusi 1920×1080 plus dukungan refresh rate 144Hz.
Ketersediaan
MSI berani mengklaim bahwa GS75 Stealth akan menjadi laptop berlayar 17-inci dengan GeForce RTX pertama yang tersedia di pasar, namun belum mengungkap waktunya secara spesifik. Penjelasan dari representasi MSI di CES 2019 mengindikasikan bahwa kita hanya perlu menunggu beberapa minggu hingga produk-produk baru ini bisa mulai dipinang.
–
Catatan: DailySocial adalah salah satu media yang mendapatkan undangan MSI Indonesia untuk mengikuti konferensi pers CES 2019 di The Venetian Las Vegas.