Setiap startup punya jalan sendiri-sendiri untuk mencapai kesuksesan. Tidak ada template yang langsung cocok digunakan untuk semua jenis startup. Semua langkah dan keputusan yang diambil menyesuaikan kondisi startup masing-masing. Dalam strategi growth hacking, langkah penerapan boleh sama, namun data dan eksekusi selalu mengikuti apa yang terjadi di lapangan.
Berikut beberapa cerita tentang growth hacking oleh beberapa startup yang dihimpun dari berbagai sumber.
Grab
Saat ini Grab menjadi satu dari dua layanan on demand transportasi yang mendominasi di Indonesia. Kiprahnya juga tak kalah moncer di Asia Tenggara. Pertumbuhan Grab dalam beberapa tahun terakhir tidak hanya soal investasi yang didapat dari para investornya, tetapi juga kerja keras untuk menghadirkan sebuah layanan yang diminati pengguna.
Grab percaya bahwa semangat dalam mengejar pertumbuhan adalah “mengganggu atau terganggu”. Sejak startup mulai muncul, istilah distruptor memang melekat pada startup teknologi yang menganggu dominasi layanan konvensional. Grab menaruh semangat sebagai “penganggu” sebagai sebuah DNA untuk terus berkembang. Jika disesuaikan dengan kondisi sekarang, tepatnya di Indonesia, Grab masih harus “menganggu” pesaing mereka yang paling kuat, GO-JEK.
Dalam sebuah tulisan, Grab menyebutkan menerapkan growth loop untuk mendapatkan pelanggan di seluruh wilayah operasi mereka. Sebuah pola perulangan untuk terus meningkatkan pengguna.
Jenis growth loop yang digunakan Grab adalah:
- Akuisisi. Secara Aktif mengakuisisi pengguna yang tepat melalui segmentasi kebutuhan atau yang bisa diamati.
- Mengaktivasi pengguna untuk mengubah perilaku melalui insentif.
- Meningkatkan engagement pengguna. Ini seperti siklus pengguna, menjaganya dengan meningkatkan keterlibatan.
- Mendorong atau mengusahakan viralitas di seluruh sistem untuk mendapatkan peningkatan yang diinginkan.
Yang dilakukan Grab terlihat sederhana, tetapi ketersediaan data, kondisi lapangan, strategi dapat dikombinasikan untuk membaca kebutuhan pengguna di sana.
Grab menyebutkan bahwa pihaknya tidak menempatkan tim growth hacking di bawah divisi marketing. Mereka menerapkannya di bagian engineering untuk mempermudah melakukan eksperimen, A/B testing, dan menerapkannya di pasar yang berbeda secara berkelanjutan.
“Sebagai bisnis berbasis data, kami berfokus pada cara terbaik kami mendefinisikan eksperimen yang sukses. Memiliki sebuah sumber terpercaya untuk memprioritaskan dan mengevaluasi eksperimen kami memastikan bahwa kami dapat bergerak dengan cepat dan konsisten,” tulis pihak Grab.
Ada banyak fitur yang akhirnya lahir dari tim growth hacking. Semua juga disesuaikan dengan pasar masing-masing. Sebagai perusahaan yang bergerak di sejumlah negara yang berbeda, pemahaman terhadap pengguna di satu negara sangat penting.
Duolingo
Duolingo adalah salah satu aplikasi yang pamornya cukup melejit dalam satu tahun terakhir di Google Play. Posisinya sebagai aplikasi untuk belajar bahasa asing membuat mereka harus mencari cara yang berbeda dan unik. Duolingo bisa dibilang cukup berhasil untuk saat ini karena telah menembus angka 150 juta untuk pengguna. Di balik pertumbuhan ini, ada seorang Gina Gotthild, VP of Growth & Marketing Dulingo, yang disebut-sebut memegang peran penting dalam “ledakan” pertumbuhan Duolingo. Seperti diungkapkan melalui blog GrowthHackers, Gina membagikan beberapa poin penting mengenai pertumbuhan yang didapat Duolingo.
Menyiapkan tim kolaboratif
Duolingo sadar bahwa ide bisa berasal dari mana saja. Untuk itu mereka sangat menghargai ide dari siapapun. Proses prekrutan karyawan pun cukup selektif. Disebutkan mereka hanya mempekerjakan kandidat dengan label A+ yang sesuai dengan kebutuhan tim. Diharapkan mereka-mereka ini mampu memberikan masukan ke dalam tim tanpa takut kehilangan pekerjaan mereka.
Duolingo memiliki tim khusus untuk mempercepat pertumbuhan. Gina memimpin langsung empat orang engineer untuk beberapa proyek, seperti SEO, perubahan produk Android, perubahan produk iOS dan email atau pemberitahuan. Selain itu Gina juga membawahi dua desainer paruh waktu, pegawai untuk copywriting, public relation dan satu project manager. Semua elemen bekerja sama satu sama lain untuk target dan deadline yang ditentukan.
Fokus pada product-market fit sebelum tumbuh
Tumbuhan membutuhkan akar yang kuat untuk bisa tumbuh berkembang ke atas. Itulah hal yang dipahami betul oleh Duolingo. Sebelum merencanakan pertumbuhan, Duolingo bekerja keras untuk membangun sebuah produk yang solid yang diharapkan oleh pengguna.
Gina percaya bahwa upaya pemasaran akan jauh lebih efektif setelah produk dibangun dengan bagus. Semua orang di Duolingo menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk membuat produk yang lebih baik melalui A/B testing. Mereka mengukur semua metrik dan menindaklanjuti di hari berikutnya.
Retensi sangat penting
Bagi Gina dan Duolingo, Anda bisa memaksa orang mengunakan produk atau aplikasi, tetapi untuk menjaganya butuh upaya membangun produk dan mengoptimalkan retensi. Retensi akan menjadi fokus ketika berbicara mengenai pertumbuhan.
Bukalapak
Bukalapak saat ini menjadi salah satu pemain e-commerce top di Indonesia. Mereka tidak henti-hentinya berinovasi dari segi produk dan terus meningkatkan layanan mereka. Beberapa layanan baru yang mereka kenalkan dalam dua tahun terakhir antara lain BukaMobil, BukaEmas, hingga BukaReksa. Semuanya tidak hadir begitu saja. Ada proses pengukuran kebutuhan di sana.
Di kanal Youtube Bukalapak, beberapa video memaparkan bagaimana Bukalapak mengelola tim untuk mendapatkan pertumbuhan. Di sebuah video fire chat dengan Willix Halim, COO Bukalapak, ia memaparkan bahwa Bukalapak memiliki beberapa squad, sebuah kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki peran yang berbeda, mulai dari engineer hingga project manager yang bertanggung jawab dengan north star metrics masing-masing.
Squad tersebut akan menjalankan kelompoknya sendiri untuk mencapai target masing-masing tentu dengan proses yang hampir serupa dengan banyak startup sukses di luar sana, menganalisis data, melakukan perubahan, menjalankan A/B testing, mengimplementasi dan melakukan semua proses ini secara berulang.
Dalam sesi yang sama, Willix memberikan saran kepada startup yang di tahap awal dan ingin mendapat pertumbuhan. Satu poin yang ditekankan adalah mengatur prioritas dan fokus. Setelah menghasilkan MVP (Minimum Viable Product), fokus selanjutnya adalah akuisisi pengguna.
Setelah berhasil mendapatkan sejumlah pengguna, misalnya 100 ribu pengguna pertama, lakukan langkah selanjutnya. Melihat data lebih dekat dan lebih detail. Cari tahu aspek-aspek apa yang membuat mereka tertarik, apa yang membuat mereka bertahan dan apa yang membuat mereka pergi.
–
Sumber : Grab, GrowthHackers, Bukalapak