Pandemi Covid-19 merupakan ajang “survival of the fittest” bagi startup. Adaptasi bisnis digital mengalami akselerasi berlipat-lipat dalam keadaan saat ini. MDI Ventures menggunakan momentum ini untuk menyaring entitas bisnis yang cocok untuk mereka investasi.
CEO MDI Ventures Donald Wihardja mengemukakan kriteria tersebut dalam webinar yang MDI selenggarakan pada Selasa (9/6) sore kemarin. Donald menjelaskan setidaknya ada empat jenis startup selama masa pandemi ini: startup yang beruntung karena vertikalnya sangat dibutuhkan; mereka yang pivot menyesuaikan kondisi; mereka yang hibernasi untuk menekan kerugian; dan mereka yang tidak beruntung, lalu gagal, dan mati.
“Kami sangat melirik startup-startup yang nomor satu, dua, dan tiga tadi,” ucap Donald dalam webinar tersebut.
Namun tidak semua startup yang masuk tiga kategori itu akan menjadi buruan utama MDI Ventures. Menurut Donal ada faktor lain yang dapat menarik mereka selain keuletan dan ketahanan startup menghadapi pandemi, tapi juga sinergisme dengan Telkom Group dan BUMN lainnya.
Bentuk sinergi itu adalah roadmap dari Telkom yang beberapa di antaranya berisi proyek smart city, healthtech, dan yang proyek yang berkaitan erat dengan UMKM. “Kita tentu mencari gain, tapi kita juga mencari sinergi dengan Telkom Group dan BUMN pada umumnya,” imbuh pria yang belum lama ditunjuk sebagai CEO MDI Ventures itu.
Vertikal yang atraktif
Donald menyebut, secara khusus sejumlah vertikal yang menonjol selama wabah Covid-19 berlangsung. Di antaranya food delivery, konten digital, logistik, new retail, dan payment gateway. Keharusan masyarakat untuk tetap di rumah selama pandemi menjadi kesamaan di antara semua vertikal tersebut. Layanan-layanan vertikal itu melayani kebutuhan masyarakat yang enggan keluar rumah dan juga menemani besarnya waktu yang harus mereka habiskan di rumah.
“Mereka [logistik] kena imbas yang sangat positif. Kami lihat ada yang berhasil naik 2-3 kali lipat dalam satu bulan,” kata Donald.
Di antara itu semua ada jenis vertikal yang menjadi sorotan Donald karena situasi mengharuskan mereka menahan diri yakni fintech lending. Peraturan pemerintah yang mengharuskan bank dan institusi keuangan lain termasuk fintech lending untuk memberikan relaksasi dalam penagihan kredit mau tak mau harus tiarap dulu. MDI sendiri memiliki portofolio di fintech lending lewat Kredivo.
“Tapi kita ingat kebutuhan Indonesia itu besar dan setelah Covid ini selesai dan sudah bisa collect, ini akan lebih besar lagi. Jadi kami akan pantau terus sektor-sektor ini.”
Soal investasi dan konsolidasi
Donald memastikan pihaknya sebagai corporate venture capital (CVC) mendapat restu dari Telkom untuk terus berinvestasi di tengah masa pandemi ini. Ia menyebut situasi saat ini hanya mempercepat beberapa tahun proses adaptasi digital ke fase lebih matang.
Hal itu juga menunjukkan bahwa ada beberapa startup yang kurang mampu menjadi perusahaan yang lebih besar. Buat Donald itu adalah kesempatan untuk meramu formula konsolidasi.
“Kami juga bersama VC-VC lain melirik kesempatan satu-dua perusahaan untuk di-merge atau dikonsolidasikan,” pungkas Donald.