The New York Times berhasil mendapatkan berita besar tahun ini ketika mereka mengumumkan bahwa Yahoo telah merekrut Marissa Mayer, Google Vice President of Location and Local Service, sebagai CEO baru mereka, menggantikan Ross Levinsohn yang menempati posisi CEO sementara menggantikan Scott Thompson pada bulan Mei kemarin. Marissa, yang merupakan wajah publik Google selain dari tiga pemain utama, menjadi CEO Yahoo ketiga dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, dan kelima dalam lima tahun terakhir.
Penunjukkan ini mengejutkan banyak pihak karena Ross Levinsohn dianggap sebagai kandidat kuat CEO Yahoo berikutnya setelah pencarian selama dua bulan terakhir. Ross, yang sebelumnya adalah pejabat eksekutif News Corp dan pimpinan media global Yahoo, sangat berperan dalam pengambilan dua keputusan penting yang mendasari perkiraan banyak orang bahwa ia akan menempati posisi CEO secara permanen.
Ross berperan dalam memperbaiki hubungan dengan Facebook yang nyaris dirusak oleh Scott Thompson ketika ia mengajukan tuntutan paten kepada Facebook pada awal tahun ini, dan Ross juga membantu menyelesaikan kesepakatan atas penjualan sebagian saham Yahoo di raja ecommerce Cina, Alibaba.
Marissa telah bergabung bersama Google sejak 1999, ketika Google baru dibentuk, dan menjadi karyawan Google yang ke-20. Dia tidak mendapatkan promosi ketika Larry Page menjadi CEO Google menggantikan Eric Schmidt dan mengatur ulang struktur perusahaan pada awal tahun 2011.
Marissa, yang menjadi kepala layanan pencarian Google diberikan kewenangan untuk meningkatkan kinerja layanan lokasi di Google, sementara eksekutif yang lain, Jeff Huber, dipromosikan menjadi senior VP of Local di atas Marissa, yang menjadikan Jeff bos Marissa. Banyak pihak yang kecewa dengan keputusan Larry dan bertanya-tanya apakah Marissa akan keluar dari Google.
Dalam sebuah pernyataaan, Marissa mengatakan. “Saya merasa terhormat dan senang dapat memimpin Yahoo!, yang merupakan salah satu tujuan utama internet bagi lebih dari 700 juta pengguna.”
Penunjukkan ini memberikan aura kegembiraan di Silicon Valley karena Yahoo akhirnya dianggap bisa menemukan apa yang mereka ingin lakukan dan apa yang dibutuhkan untuk mencapainya. Latar belakang yang dimiliki Marissa dalam bidang pemrograman dan ilmu komputer adalah kelebihan yang dimilikinya dibandingkan dengan CEO sebelumnya yang memiliki latar belakang di pemasaran dan media.
Di bawah pimpinan Terry Semel, yang pernah menjabat sebagai eksekutif Warner Brothers, Yahoo beralih dari perusahaan teknologi menjadi perusahaan media. Memang, tagline mereka saat ini adalah “the premiere media company”. Co-founder dan CEO lama Jerry Yang sempat mencoba untuk mengarahkan perusahaan ini ke tujuan awal tetapi gagal, begitu juga dengan Carol Bartz.
Pekerjaan Marissa di Yahoo tidak akan mudah. Perusahaan ini telah dikesampingkan dalam oleh berbagai inovasi teknologi. Sejak saat internet menjadi industri raksasa, Yahoo telah melewatkan perkembangan ini.
Aset terkuat Yahoo adalah liputan finansial dan olahraga mereka selain dari layanan email dan pesan singkat. Perusahaan ini dapat dikatakan telah angkat tangan dalam hal layanan pencarian dengan menyerahkannya ke Microsoft dengan layanan Bing-nya yang menggerakkan Yahoo Search. Marissa mengatakan pada The New York Times bahwa ia melihat kemitraan dalam hal pencarian sebagai hal yang positif. Dia juga ingin melihat Yahoo lebih mengembangkan layanan video dan mobile.
Akuisisi Yahoo atas Flickr justru menghentikan pengembangan layanan startup photo-sharing ini, yang akhirnya kalah dari layanan foto Facebook dan malah memberikan ruang bagi Instagram untuk menjadi raja sharing foto mobile. Yahoo mencoba untuk bekompetisi dengan Tumblr dengan meluncurkan layanan Yahoo Meme di tahun 2009, yang akhirnya ditutup beberapa bulan lalu.
Pembelian Delicious hampir saja membuat layanan ini ditutup sebelum diketahui oleh banyak pendukungnya yang menuntut layanan Delicious tetap ada. Yahoo akhirnya menjual Delicious ke para founder YouTube pada tahun 2011.
Yahoo juga banyak mengakuisisi startup yang menjanjikan beberapa tahun ini, hanya untuk menutup atau menjualnya, setelah gagal mengintegrasikan teknologi mereka ke properti media Yahoo. PHK besar-besaran yang terjadi beberapa waktu kemarin berdampak kepada Koprol yang kehilangan seluruh timnya di Indonesia di bulan April.
Reorganisasi oleh Scott Thompson mengakibatkan Yahoo kehilangan kepala produk mereka, Blake Irving, yang meninggalkan perusahaan ini sesaat sebelum PHK besar-besaran di bulan April. Tampaknya ia tahu bahwa Scott telah berencana untuk membubarkan divisi yang dibawahinya. Penunjukkan Marissa jelas adalah kebalikan dari hal tersebut.
Dengan merekrut Marissa, Yahoo bisa menjadi perusahaan yang kembali disegani. Profil dan kredensial Marissa cukup menjadi alasan kuat untuk menarik orang untuk bekerja di perusahaan yang mulai kehilangan pamor ini, dan keahlian Marissa di pengembangan produk adalah yang dibutuhkan oleh Yahoo saat ini. Penunjukkannya, “menandai fokus yang diperbarui dalam hal inovasi produk” seperti yang disebutkan pada rilisan pres.
Co-founder Yahoo David Filo mengatakan bahwa, “Marissa adalah seorang visioner yang terkemuka dalam hal user experience dan desain produk, dan salah satu penyiasat pengembangan teknologi yang paling menarik di Silicon Valley.”
Pernyataaan David ini diamini oleh chairman Yahoo Fred Amoroso. Dia mengatakan, “Dewan direksi setuju secara aklamasi bahwa rekam jejak Marissa yang tidak terbandingkan di bidang teknologi, desain, dan eksekusi produk membuatnya menjadi pemimpin yang tepat untuk Yahoo pada masa yang penuh kesempatan ini”.
Tentang mengapa Kara Swisher dari AllThingsD, yang biasanya mendapatkan berita pertama menenai Yahoo tidak menuliskan berita ini pertama kali, menurut Nicholas Carlson dari Business Insider, dewan direksi Yahoo telah menemukan siapa dari manajemen Yahoo yang biasanya membocorkan berita pada Kara dan kemudian menutup aksesnya agar berita ini tidak bocor.
Marissa dengan ini menjadi salah satu para mantan eksekutif senior Google yang menduduki posisi penting di Silicon Valley, termasuk diantaranya Tim Armstrong sebagai CEO AOL dan Sheryl Sandberg, COO di Facebook
Jadi, produk yahoo mana yang bakal di-relaunch duluan? Flickr? Search? News?
Kira-kira Marissa bakal belanja apa dalam waktu dekat selain baju bayi?