Cell Alpha Adalah Speaker Super-Premium Bikinan Desainer Veteran Apple

Dihargai $1.799, keunggulan utama Cell Alpha adalah efek spatial audio yang sangat akurat

iPhone merupakan salah satu produk tersukses Apple, dan ini terkadang membuat sebagian dari kita lupa bahwa mereka sebenarnya juga punya pengaruh besar di industri audio. 20 tahun lalu, Apple memperkenalkan iPod, dan mereka juga berjasa memopulerkan tren TWS dalam beberapa tahun terakhir. Itulah mengapa ketika ada seorang mantan karyawan veteran Apple yang menciptakan perangkat audionya sendiri, dunia perlu menaruh perhatian ekstra.

Beliau adalah Christopher Stringer. Namanya memang tidak terdengar familier sama sekali, akan tetapi ia menghabiskan 22 tahun bekerja sebagai desainer di tim Jony Ive, dan namanya tercantum pada sekitar 1.400 paten yang Apple daftarkan. Mulai dari iPod generasi pertama sampai HomePod, Stringer terlibat langsung dalam pengembangannya.

Sekarang, dia merupakan CEO dari Syng, sebuah startup yang ia dirikan di tahun 2017. Produk pertama Syng adalah Cell Alpha, sebuah speaker super-premium yang dibanderol seharga $1.799. Bentuknya yang membulat dengan diameter 30 cm lebih mirip kamera 360 derajat ketimbang perangkat audio, dan entah kenapa saya langsung teringat pada Death Star dari franchise Star Wars.

Bagian pipih di sisi atas dan bawahnya itu masing-masing dihuni oleh sebuah subwoofer dengan konfigurasi "force-balanced" — bukan referensi Star Wars. Kemudian di bagian tengahnya, kita bisa melihat tiga buah mid-range driver yang diposisikan mengelilingi perangkat. Respon frekuensinya tercatat di angka 30 Hz - 20.000 Hz.

Syng mengklasifikan Cell Alpha bukan sebagai speaker stereophonic ataupun surround, melainkan "Triphonic". Istilah ini pada dasarnya merupakan sebutan fancy dari teknologi spatial audio. Ini berarti Cell Alpha tak hanya mampu mengisi seluruh ruangan dengan suara surround saja, tetapi juga memberikan kesan bahwa tiap-tiap suara atau instrumen tertentu berasal dari titik-titik yang berbeda di dalam ruangan secara sangat akurat.

Untuk mewujudkannya, Cell Alpha juga memanfaatkan tiga buah mikrofon yang berfungsi untuk mengukur geometri ruangan. Dengan mengamati pantulan-pantulan suara, perangkat pada dasarnya sanggup memetakan ruangan tempatnya berdiri. Kedengarannya mirip seperti kemampuan HomePod mendeteksi posisinya di dalam ruangan. Seperti yang saya bilang tadi, Stringer memang terlibat dalam proses pembuatan HomePod, tapi ia juga menghabiskan waktu sekitar tiga tahun untuk menyempurnakan teknologi yang terdapat pada Cell Alpha.

Cell Alpha juga bakal hadir bersama sebuah aplikasi pendamping untuk perangkat Android dan iOS bernama Syng Space. Lewat aplikasi tersebut, pengguna pada dasarnya bisa memanipulasi lebih jauh lagi titik-titik penempatan suara itu tadi. Menurut laporan Financial Times, Syng juga berencana melisensikan teknologi audionya ke produsen-produsen hardware lain.

Perihal konektivitas, Cell Alpha datang membawa dukungan AirPlay 2 maupun Spotify Connect. Selain memutar audio secara nirkabel, perangkat turut dilengkapi dua port USB-C untuk disambungkan ke sumber-sumber audio lain. Cell Alpha pun juga bisa dihubungkan ke TV yang memiliki port HDMI eARC (Enhanced Audio Return Channel), tapi Anda butuh kabel khusus yang harus ditebus secara terpisah seharga $49.

Bluetooth LE sebenarnya juga tercantum di rincian spesifikasi Cell Alpha, tapi itu cuma berguna ketika pengguna hendak menyambungkan unit lainnya. Ya, kalau Anda punya budget-nya, Anda bisa menempatkan lebih dari satu unit Cell Alpha di dalam ruangan. Menurut Syng, pengalaman spatial audio terbaik bisa didapat dengan konfigurasi tiga unit Cell Alpha.

$1.799 bukanlah harga yang murah untuk sebuah speaker wireless, apalagi jika dikali tiga. Banderol tersebut adalah banderol untuk bundel yang disertai sebuah table stand. Syng juga akan menjual Cell Alpha yang dibekali floor stand seharga $1.969. Kendati demikian, harga ini masih tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan speaker besutan Bang & Olufsen.

Syng bukanlah satu-satunya produsen hardware audio yang pendirinya merupakan alumni Apple. Belum lama ini, saya juga sempat menuliskan tentang VZR Model One, sebuah headset gaming yang pada dasarnya juga menawarkan efek spatial audio, tapi yang dicapai melalui teknik manipulasi akustik ketimbang sepenuhnya bergantung pada software. Seperti Syng, VZR juga didirikan oleh bekas karyawan senior Apple.

Sumber: Fast Company.