CD Projekt Red belum lama ini mengagetkan banyak orang dengan mengumumkan bahwa mereka telah memulai pengerjaan The Witcher 4 (bukan judul finalnya). Lebih mengejutkan lagi, game tersebut tengah dikembangkan memakai Unreal Engine 5, bukan lagi REDengine buatan CD Projekt Red sendiri.
Kabar ini tentu memicu banyak pertanyaan, tapi yang paling utama tentu saja adalah kenapa. REDengine adalah engine yang digunakan untuk menggarap The Witcher 2 dan The Witcher 3, dan sampai saat ini pun CD Projekt Red masih memakainya untuk mengembangkan expansion Cyberpunk 2077. Lalu kenapa mereka tiba-tiba memutuskan untuk berpaling ke Unreal Engine? Tanpa perlu menunggu lama, CD Projekt Red sudah bersedia menjawab.
Soak in more information on why @CDPROJEKTRED has chosen to use #UE5 to build new open-world games, including a new saga for The Witcher! 😻 pic.twitter.com/IVKFKljwf7
— Unreal Engine (@UnrealEngine) April 5, 2022
Dalam acara State of Unreal 2022 yang digelar Epic Games, perwakilan CD Projekt Red menyempatkan diri untuk menjelaskan mengapa mereka memilih Unreal Engine 5 buat mengembangkan The Witcher 4. Menurut Pawel Zawodny selaku CTO CD Projekt Red, dukungan yang lebih baik terhadap mekanisme open-world pada Unreal Engine 5 menjadi pertimbangan utama mereka.
Jason Slama, game director The Witcher 4, menjelaskan bahwa ada satu demo Unreal Engine yang mencuri perhatiannya tahun lalu. Demo tersebut, seperti yang bisa Anda tonton di bawah, pada dasarnya menunjukkan seperti apa jadinya kalau Unreal Engine dipakai untuk mengembangkan game open-world dengan setting medieval.
Anda yang pernah memainkan The Witcher 3 pasti merasa familier dengan pemandangan yang tersaji dalam video di atas. Di satu titik, demonya bahkan menunjukkan sebuah papan pengumuman dengan tulisan “Wanted: Monster Hunter” yang terpampang jelas. Sekali lagi, ini pasti kedengaran tidak asing bagi mereka yang sudah menghabiskan banyak waktu bermain The Witcher 3.
Kelengkapan fitur serta fleksibilitas Unreal Engine juga menjadi pertimbangan lain CD Projekt Red, seperti yang dijelaskan oleh Jakub Knapik selaku art director bagian VFX dan lighting. Ia tak lupa menggarisbawahi fakta bahwa Unreal Engine telah digunakan oleh banyak sekali developer, dan menurut saya itu bakal sangat membantu seandainya CD Projekt Red perlu merekrut personel-personel baru yang fasih dengan ekosistem Unreal Engine.
Apapun pertimbangannya, yang pasti Unreal Engine memungkinkan CD Projekt Red untuk lebih berfokus pada pengembangan aspek kreatif game-nya. Mereka tidak lagi harus membagi waktu antara mengerjakan game dan menyempurnakan engine-nya, dan semoga saja itu bisa berujung pada game yang lebih bagus lagi dari sebelumnya, sekaligus yang dirilis dalam kondisi layak main sejak hari pertama.
Via: PC Gamer.