Dark
Light

Candy Crush Saga ‘Akan Dihargai’ US$ 5 Miliar Dalam Debut Bursa Sahamnya

1 min read
February 20, 2014

Telah diunduh sebanyak 500 juta kali semenjak dirilis di bulan April 2012 di Facebook, Candy Crush Saga sempat dituduh sebagai penyebab banyak orang banyak kehilangan waktu produktif mereka.

Tapi jangan bilang bahwa para penciptanya hanya membuang-buang waktu untuk membuat game ini, berdasarkan perhitungan analis, King, perusahaan di balik game Candy Crush yang berencana akan masuk bursa saham bisa memiliki valuasi lebih dari US$ 5 miliar.

Walaupun saya tidak pernah memainkannya lebih jauh – saya hanya sempat mencobanya di perangkat pinjaman, tapi saya masih bisa menjelaskan apa itu Candy Crush Saga.

Ia adalah permainan puzzle dimana Anda harus menyusun tiga buah (atau lebih) ‘permen’ dengan warna yang sama. Gameplay pemainan ini bukanlah sesuatu yang baru, tapi penempatan dan momentum yang tepat dalam pelucurannya membuat Candy Crush berhasil menjadi fenomena bagi casual gamer.

 

Info menarik: WhatsApp Akan Jadi Milik Facebook

 

Seperti game-game Facebook dan free-to-play lain, pada dasarnya Anda tidak perlu mengeluarkan biaya apa-apa untuk menikmatinya.

Sang pendiri perusahaan riset IPO asal Chicago (initial public offering) IPOX Schuster, Josef Schuster, menerangkan bahwa Candy Crush Saga adalah game panas dengan King sebagai perusahaan dengan pertumbuhan yang sangat pesat. Tetapi kesuksesan perusahaan seperti ini juga dipengaruhi oleh naik turunnya pasar game.

Bedasarkan perhitungan detail mereka, King mendapatkan pemasukan sebesar US$ 1,9 miliar di tahun. Itu artinya mereka menghasilkan uang sebesar US$ 5 juta dalam satu hari. Jika dihitung laba bersihnya tanpa tanpa potongan pajak, bunga, depresiasi nilai uang dan pengurangan nilai aset, maka mereka mampu mengumpulkan US$ 825 juta (EBITDA), dengan peningkatan total US$ 28,5 juta dibandingkan tahun 2012.

Analis lain melihat terdapat penurunan momentum di akhir 2013. Ia penasaran apakah apa yang ia saksikan itu merupakan titik puncak pemasukan King, atau akankah bergerak lagi saat meluncurkan permainan baru.

 

Info menarik: Android Pernah Ditolak Samsung

 

 

Sang CEO King, Riccardo Zacconi menyebutkan bahwa sejauh ini mereka telah meluncurkan lima game untuk perangkat mobile, dan hampir semuanya menarik gamer casual dalam jumlah besar. “Dengan meledaknya penggunaan device mobile, kini video game mendominasi pasar saham,” ungkap Zacconi.

Angka di US$ 825 juta di atas masih bisa dibilang tidak lebih tinggi dari pemasukan Zynga dan Supercell – developer/publisher di belakang Clash of Clans, dengan pemasukan sekitar US$ 900 juta di tahun lalu.

Namun King juga harus waspada dengan debut mereka di bursa saham ini: harga saham Zynga telah menurun setengahnya semenjak penjualan saham ke publik di akhir 2011. Dari sisi industri game, Rovio – sang pencipta seri Angry Bird – tampak mati-matian untuk mengulang kesuksesan game-nya itu seperti di tahun 2010.

Via DailyMail.co.uk. Gambar header: DailyBruin.com.

2 Comments

  1. Not trying to be a jerk, but for all the hate they have earned by suing The Banner Saga and other indie gaming companies, I sincerely hope that King’s IPO will meet the same fate with Zynga’s. This company deserves none of my respect.

    Also, seriously bad game. Even Gameloft’s IAP-ridden games makes this game looks like a pile of turd by comparison.

  2. Yeah well, I admit they’re kinda like Justin Bieber (or Miley Cyrus) of the gaming industry: lots of fans, but still trying to figure out how things work – sometimes by doing silly things.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

WhatsApp Akan Jadi Milik Facebook

Next Story

Kakao Dikabarkan Gelar Penawaran Saham Perdana Tahun Depan

Latest from Blog

Don't Miss

Akuisisi Activision Blizzard Senilai $68,7 Miliar, Microsoft Berpotensi Jadi Besar di Bisnis Game Mobile dan Esport

Dalam sebuah wawancara pada bulan Oktober 2021 lalu, bos besar

8 Mobile Game dengan Pemasukan Lebih dari US$1 Miliar di 2021

Pandemi COVID-19 membuat industri game tumbuh pesat pada 2020. Momentum