Dark
Light

Bustiket Permudah Pembelian Tiket Bus Melalui Teknologi “End-to-End”

2 mins read
June 7, 2017

Penjualan tiket bus sendiri saat ini terbilang masih yang tertinggi di Indonesia jumlahnya, terutama saat musim tertentu dibandingkan dengan tiket kereta api dan pesawat. Hal ini membuktikan besarnya potensi untuk menciptakan platform digital untuk penjualan tiket bus. Masih rumitnya sistem yang ada dan banyaknya jumlah operator bus dan rute bus tersebut di tanah air, menjadi alasan utama mengapa belum banyak layanan yang mencoba untuk menghadirkan sistem digital terpadu.

Melihat peluang tersebut, Bustiket kemudian mencoba menjawab permasalahan ini dengan menghadirkan solusi yang menghubungkan operator bus, agen travel  dan penumpang. Kepada DailySocial, Founder dan CEO Bustiket Theo Rusli mengungkapkan Bustiket ingin menjembatani kebutuhan pembeli sekaligus membantu operator bus mulai mengadopsi teknologi dengan sistem end-to-end. Tak hanya untuk konsumen, mereka menyediakan sistem manajemen tiket untuk operator bus.

“Setelah selesai studi dan bekerja di AS, ketika kembali ke Indonesia saya mencoba untuk membangun perusahaan yang berbasis teknologi sesuai dengan pengalaman terdahulu. Saya melihat industri bus di Indonesia masih belum dijajaki secara menyeluruh, karena itu saya dan tim membuat sistem end-to-end sebagai solusi terbaik untuk pembeli dan pemilik usaha.”

Mempermudah pembelian tiket bus secara online

Saat ini pembeli tiket bus di Indonesia masih harus melakukan pembelian langsung ke terminal yang menjual rute bus yang dituju. Masalah lain yang kerap dihadapi oleh pembeli adalah tidak menentunya harga jual hingga tidak ada informasi yang jelas apakah tiket yang akan dibeli masih tersedia atau telah habis terjual. Belum lagi dengan terbatasnya peluang masing-masing terminal bis untuk menjual semua rute bus yang tersedia.

“Saat ini tiket pesawat dan kereta api sudah bisa dibeli secara online dengan sistem yang terintegrasi dan real time, sementara pembeli tiket bus masih harus melakukan kegiatan tersebut secara offline. Bustiket melalui aplikasi mobile, desktop, dan mobile browser menjawab semua kesulitan tersebut,” kata Theo.

Dengan Bustiket pembeli bisa secara langsung menentukan rute bus yang dituju, tanggal yang diinginkan serta harga tiket yang tetap (fix) dalam bentuk E-Ticket tanpa harus datang ke terminal bus. Nantinya usai melakukan pembelian, E-Ticket tersebut bisa ditukarkan dengan tiket asli saat keberangkatan.

Untuk mempermudah pembelian, Bustiket menyediakan pilihan pembayaran yang beragam, mulai dari kartu kredit, transfer bank, pembayaran melalui Indomaret dan Alfamart hingga melalui Doku. Aplikasi Bustiket saat ini sudah bisa diunduh di platform Android dan menyusul untuk versi iOS.

Platform gratis untuk operator bus dan agen travel

Sementara ini Bustiket masih menyediakan rute bus di pulau Jawa, Madura, Bali beberapa kota di Sumatra, dan dalam waktu dekat Kalimantan. Dengan jumlah 70 operator bus yang telah bergabung dengan Bustiket, diharapkan hingga akhir tahun 2017 nanti jumlah tersebut bisa bertambah. Untuk transaksi per hari, saat ini Bustiket telah mendapatkan 100 transaksi per harinya.

“Tidak dapat dipungkiri saat ini dengan cara konvensional para operator bus di Indonesia sudah merasa cukup nyaman dengan bisnis yang ada, sehingga upaya kami untuk melakukan sosialisasi masih harus dilakukan. Namun demikian dengan kehadiran Go-Jek, Grab dan Uber, paling tidak sudah membuka mata para operator bus untuk mulai melirik teknologi untuk meningkatkan bisnisnya,” kata Theo

Dengan Ticket Management System yang dimiliki Bustiket, operator bus bisa menikmati software yang dibuat Theo dan tim Bustiket secara gratis. Nantinya melalui dashboard dan akses secara mobile, operator bus dan agen travel bisa memonitor transaksi, jumlah pembelian, dan informasi terkait lainnya secara real time. Hal tersebut bisa mengurangi perhitungan yang saat ini masih digunakan yaitu memanfaatkan kertas tiket yang ada.

“Untuk komisi yang nantinya didapatkan Bustiket kami ambil dari penjualan tiket di masing-masing operator bus dan agen. Jumlahnya pun bervariasi sesuai dengan ketentuan dan perjanjian antara Bustiket dengan operator bus,” kata Theo.

Target dan rencana Bustiket tahun 2017

Startup yang mulai merilis produknya sejak tahun 2016 lalu saat ini masih menjalankan bisnis secara bootstrap. Mereka hingga kini belum ada rencana untuk melakukan penggalangan dana. Fokus utama dari Bustiket tahun 2017 ini adalah menambah jumlah operator bus dan semua rute bus yang ada di Indonesia, menambah jumlah tim internal, dan mempromosikan penggunaan Bustiket yang lebih luas. Saat ini Bustiket juga terlibat program akselerator Plug and Play Indonesia.

“Bustiket ingin menjadi platform yang bisa membantu operator bus dan agen travel yang belum memiliki sumber daya dan cukup uang untuk membangun jaringan IT dalam bisnisnya. Dengan sistem terkini dan berbasis komputasi awan, diharapkan akan lebih banyak lagi operator bus dan pembeli yang memanfaatkan platform dari Bustiket,” tutup Theo.

Application Information Will Show Up Here
Previous Story

Sebelum OnePlus 5, Huawei Honor 9 Akan Curi Perhatian Lebih Dulu

Next Story

Kompetisi K-Startup Grand Challenge 2017 Buka Peluang Startup Indonesia Jajal Bisnis di Negeri Gingseng

Latest from Blog

Don't Miss

Menempati Posisi Tertinggi: Mengungkap Seluk Beluk Bisnis Traveloka (Bagian 2 dari 2)

Bagian 1 menyajikan perjalanan awal Traveloka serta perkembangannya mulai dari pilihan

Menempati Posisi Tertinggi: Mengungkap Seluk Beluk Bisnis Traveloka (Bagian 1 dari 2)

Sepuluh tahun lalu, Ferry Unardi adalah seorang mahasiswa di Harvard