Dark
Light

Bukalapak Gandeng Tanamduit di BukaReksa

2 mins read
November 30, 2018
KI-Ka: Destya Danang Pradityo (Head of Payment & Financial Services Bukalapak), Halim Haryono (Deputi Direktur Pengelolaan Investasi OJK), Muhammad Hanif (Direktur Pengembangan Bisnis tanamduit) menunjukkan fitur Tanamduit di aplikasi Bukalapak
KI-Ka: Destya Danang Pradityo (Head of Payment & Financial Services Bukalapak), Halim Haryono (Deputi Direktur Pengelolaan Investasi OJK), Muhammad Hanif (Direktur Pengembangan Bisnis tanamduit) menunjukkan fitur Tanamduit di aplikasi Bukalapak

BukaReksa dari Bukalapak meningkatkan diversifikasi produk investasinya dengan menjalin kemitraan strategis dengan startup layanan investasi Tanamduit. Sebelumnya Bukalapak memulai BukaReksa berbasiskan kemitraan dengan Bareksa.

Head of Payment & Financial Services Bukalapak Destya Danang Pradityo mengungkapkan, alasan utama kemitraan adalah Tanamduit sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Nantinya akan dihadirkan 5 produk investasi baru dari 3 perusahaan manajemen aset.

Lima produk investasi baru yang hadir di BukaReksa adalah Bahana MES Syariah, Batavia Dana Dinamis, Sucorinvest Sharia Equity Fund, Sucorinvest Maxi Fund, dan Batavia Dana Saham.

“Kami menerapkan proses KYC yang ketat dengan proses persetujuan hanya sekitar 3 jam saja setelah pengguna melakukan pendaftaran. BukaReksa dan Tanamduit juga tidak mengenakan biaya administrasi dan semua proses berjalan secara transparan,” kata Destian.

BukaReksa kini telah menyediakan 21 produk reksa dana dengan berbagai pilihan risiko dan return serta berhasil menjaring hampir 150 ribu investor.

Upaya Tanamduit memperluas layanan

Sebelumnya Mercato Digital Asia, induk usaha platform reksa dana Tanamduit, menerima investasi tahap awal sekitar Rp44,7 miliar (US$3 juta) dari RDN Kapital, sebuah perusahaan modal ventura lokal yang terafiliasi dengan Minna Padi Group.

Dana segar tersebut akan dipakai untuk mengembangkan produk Tanamduit, merekrut talenta baru di bidang TI dan pemasaran, dan melancarkan sejumlah inisiatif kegiatan pemasaran. Terkait layanan yang diberikan, kerja sama dengan Bukalapak dinilai Direktur Pengembangan Bisnis Tanamduit Muhammad Hanif merupakan langkah yang strategis.

“Belajar dari pengalaman kami selama ini, user experience menjadi hal yang paling penting bagi kami di Tanamduit dan tentu saja BukaReksa. Untuk itu dengan mengedepankan proses KYC yang ketat namun dengan kemudahan dan kecepatan proses kepada pengguna.”

Hanif menambahkan, kemudahan ini juga sangat relevan untuk nasabah ritel yang kerap mengalami kesulitan dan kendala saat mulai mendaftarkan diri membeli produk reksa dana secara offline. Teknologi yang dihadirkan layanan online seperti Bukapalak dan Tanamduit diharapkan memangkas proses tersebut menjadi lebih efisien.

Pembelian via bank masih mendominasi

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Deputi Direktur Pengelolaan Investasi OJK Halim Haryono yang menyambut baik kerja sama strategis antara keduanya. Sebagai regulator yang mengawasi langsung semua aktivitas transaksi reksa dana secara online, Halim menyebutkan, layanan yang diberikan BukaReksa dan Tanamduit secara langsung telah mempengaruhi kebiasaan masyarakat umum melakukan pembelian reksa dana.

Meskipun telah menunjukkan pertumbuhan yang positif, baik dari sisi jumlah kenaikan investor dan maupun tren pembelian reksa dana secara online, OJK melihat bank masih memiliki jumlah nasabah yang paling besar dalam hal penjualan reksa dana. Bank dinilai memiliki pasar dan nasabah yang sudah jelas. Namun demikian, OJK melihat kehadiran layanan fintech mulai membantu mempromosikan produk reksa dana kepada masyarakat.

Karena keterbatasan yang dimiliki, bank masih belum bisa menjangkau target pasar tertentu. Pasar ini yang disasar layanan reksa dana online. Hal ini diharapkan bisa membantu pemerintah memperluas minat masyarakat melakukan pembelian reksa dana.

“Jika kita lihat tren pembelian reksa dana pada gelombang pertama banyak dilakukan oleh Manajer Investasi (MI) secara manual, kemudian gelombang kedua bank mulai banyak menawarkan produk tersebut kemudian gelombang selanjutnya tren mulai berubah kepada layanan fintech. Di sisi lain saya melihat bank juga sudah mulai mengadopsi teknologi untuk menghadirkan layanan lebih kepada nasabah,” kata Halim.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Previous Story

Facebook Uji Fitur untuk Menghapus Komentar yang Mengandung Frasa-Frasa Abusive dan Spam

Kolaborasi unik antara ACMI dengan para tenant dan startup binaannya bisa menjadi inspirasi yang baik untuk pegiat ekosistem startup di Indonesia.
Next Story

Lebih Dekat dengan ACMI X, Coworking Space Mewadahi Pekerja Kreatif Digital di Australia

Latest from Blog

Don't Miss

Lapakgaming rebranding

Lapakgaming Umumkan Rebranding, Komitmen di Industri Top-up dan Hiburan Digital

Lapakgaming, platform top-up game dan produk digital yang berada di
Aset kripto kini ditangani OJK, bukan lagi Bappebti

Aset Kripto Diawasi OJK, Inilah Semua yang Perlu Diketahui

Setelah sekian lama ditangani oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi