Ada perdebatan mengenai istilah drone. Industri menyebutnya UAV (atau unmanned aerial vehicles), beberapa perusahaan memanggilnya ‘spy plane‘, dan angkatan udara AS memberinya istilah remote pilot aircraft. Menurut Anda kira-kira apa lagi terminologi untuk drone pintar yang mempunyai kemampuan mirip robot, seperti kreasi startup asal Belgia ini?
Tim pengembang pimpinan CEO Laurent Eschenauer dan CTO Dimitri Arendt mencoba merealisasikan visi mereka akan drone masa depan. Memanfaatkan platform crowdfunding buat mendanai proyek tersebut, para inventor memperkenalkan Fleye. Ia dideskripsikan sebagai robot terbang pribadi sekaligus drone teraman di dunia, dan developer turut menjanjikan pengoperasian yang mengasikkan serta full otomatis.
Developer betul-betul merancangnya dari nol supaya kreasi mereka bisa menyerupai robot-robot di komik fiksi ilmiah. Dan demi membuatnya tetap aman, mereka tidak mengusung konstruksi quad-copter biasa. Fleye mempunyai tubuh membulat, berdiameter kurang lebih 23-sentimeter – hampir sebesar bola sepak – dan bobot 450-gram. Bilah baling-baling yang berfungsi sebagai propeller diletakkan di bagian dalam.
Untuk menggunakan Fleye, kita sama sekali tidak memerlukan latihan khusus. Ia cuma membutuhkan dukungan app di device iOS atau Android, dan selanjutnya, Fleye bekerja penuh secara otomatis. Sang robot terbang dapat Anda jadikan perangkat buat ber-selfie – ia melesat, menjepret foto, lalu kembali ke posisi awal. Selain itu ada mode foto panorama, hover (melayang di tempat, memudahkan Anda bisa fokus pengaturan ketinggian dan sudut), serta manual.
Di mode terakhir itu, kita bisa mengendalikan Fleye secara langsung, lewat gamepad virtual atau dengan memasangkan controller Bluetooth. Tak hanya merekam video (di resolusi 1080p 30fps) dan mengambil foto (lewat kamera Omnivision 5640 5-Mp berlensa 160° FOV), Anda dapat menggunakan Fleye untuk live streaming. Melalui prinsip open platform, Eschenauer dan rekan-rekan berharap, developer third-party terdorong buat mengembangkan app lain – misalnya untuk keperluan sinematik, pelacakan, ataupun game.
Demi memastikan Fleye bekerja dengan pintar, tim membenamkan prosesor ARM A9 800Mhz, dipadu GPU pendukung OpenGL dan OpenCL, memori RAM antara 512MB atau 1GB, serta ditopang platform Yocto Linux. Sensor-sensornya meliputi accelerometer, gyroscope, magnetometer, sonar, kamera ‘optical flow tracking‘, ditambah sistem GPS.
Fleye sudah bisa dipesan di Kickstarter. Khusus di periode pengumpulan dana, Anda dapat memilikinya seharga € 100 atau kisaran US$ 110. Proses pengiriman rencananya akan dilakukan bulan April 2016.