Setelah mengumumkan inovasi terbaru berupa investasi emas pada Juni lalu, Bukalapak hari ini meresmikan BukaEmas dengan menggandeng PT Sinar Rezeki Handal (Indo Gold) sebagai mitra eksklusif. Diklaim saat ini pengguna BukaEmas telah menembus kisaran 110 ribu orang dan ditargetkan tumbuh minimal dua kali lipat menjadi lebih dari 200 ribu orang sampai akhir 2017.
“Animo masyarakat terhadap BukaEmas sangat tinggi. Ini dikarenakan mereka lebih familiar dengan emas, dibandingkan reksa dana sebab target marketnya berbeda. Harapannya kami ingin BukaEmas jadi lebih masif lagi karena memudahkan orang sebagai alternatif investasi daripada menaruh uangnya di bank,” ucap Co-Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky, Selasa (18/7).
Agar layanan BukaEmas dapat lebih mudah digunakan, Zaky menuturkan saat ini pihaknya tengah merampungkan rencana untuk menambah akses lewat aplikasi Bukalapak. Ditargetkan rencana tersebut rampung dalam waktu dekat.
Zaky berharap, pengguna BukaEmas nantinya tidak hanya dinikmati masyarakat di perkotaan saja, namun juga menyentuh daerah pelosok lewat bantuan agen Bukalapak. Menurutnya, dengan adanya layanan pembelian emas secara online akan lebih terjangkau karena mereka bisa membeli serendah lima miligram dengan harga hampir Rp3 ribu.
Dari segi keamanan, setiap transaksi yang terjadi Bukalapak sudah dilapisi dengan keamanan berlapis. Indo Gold juga hanya menjual emas resmi dari Antam dan terakreditasi London Bullion Market Association (LBMA). Untuk pengiriman kepingan emasnya pun menggunakan mitra logistik dengan jaminan asuransi.
“Indo Gold berharap BukaEmas jadi komitmen kami untuk ikut serta menawarkan investasi emas ke berbagai kalangan masyarakat dengan harga yang terjangkau,” ucap CMO Indo Gold Indra Sjuriah.
Kerja sama ini, bagi Indo Gold, jadi langkah awal perusahaan untuk terjun ke transaksi online. Sebelumnya, perusahaan hanya memiliki transaksi dari offline dengan memiliki empat gerai yang berada di Jakarta dan Tangerang, dengan nasabah mayoritas berasal dari korporat pelat merah.
Indra berharap, kontribusi penjualan dari jalur online untuk total omzet perusahaan dapat menjadi imbang dengan komposisi masing-masing 50%. Saat ini, komposisinya masih dikuasai jalur offline dengan porsi kisaran 70-80% dan sisanya adalah online.