PT Bank BTPN Tbk (IDX: BTPN) dan PT Bank BTPN Syariah Tbk (IDX: BTPS) resmi mendirikan perusahaan ventura BTPNS Ventura pada Jumat (22/10) lalu. Pembentukan ventura ini akan membantu induk usaha untuk melakukan investasi di bidang digital.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), BTPNS Ventura memiliki modal dasar Rp80 miliar. Kemudian, modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp20 miliar.
Dengan pembentukan ini, BTPS menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan saham sebesar 99% atau setara Rp19,8 miliar. Sementara, BTPN mengantongi satu persen atau sekitar Rp200 juta.
Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan BTPN Syariah Arief Ismail mengatakan bahwa BTPNS akan melakukan kegiatan usaha modal ventura syariah, mengelola dana ventura, dan kegiatan usaha lain sesuai persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Tujuan pembentukan anak usaha ini untuk menunjang kegiatan usaha dan aspirasi BTPN Syariah dalam mewujudkan digital ekosistem bagi segmen yang dilayani bank,” demikian dalam keterangan tertulisnya.
Dalam keterbukaan informasi yang dirilis Sabtu (23/10), perusahaan menyebutkan bahwa belum ada dampak secara material mengingat BTPNS Ventura belum efektif menjalankan kegiatan usaha. BTPNS Ventura baru akan efektif setelah mendapatkan persetujuan dari otoritas terkait.
CVC di Indonesia
CVC merupakan perpanjangan investasi perusahaan untuk mempertemukan inovasi teknologi dengan bisnis dan akses pasar dari perusahaan induk. Tujuan akhirnya adalah menyinergikan layanan digital dengan bisnis milik perusahaan.
Sementara itu, beberapa bank lain sudah lebih dulu membentuk CVC untuk menyinergikan portofolio inovasi dengan bisnis dan layanannya. Beberapa di antaranya adalah MDI Ventures, pionir CVC yang berada di bawah naungan Telkom Group, BRI Ventures oleh BRI, Mandiri Capital Indonesia (MCI) oleh Mandiri, dan Central Capital Ventura (CCV) oleh BCA.
Langkah BTPN mendirikan corporate venture capital (CVC) menunjukkan arah strategi barunya untuk mengembangkan ekosistem layanan keuangan, terutama bagi digital banking Jenius.
Apalagi, selama ini Jenius mengadopsi konsep co-create dengan melibatkan masyarakat tech savvy pada setiap pengembangan layanan/fitur digital banking. Saat ini, Jenius memiliki 3,3 juta pengguna di semester I 2021.