Bloomberg Melaporkan, Axiata Group Mengevaluasi Tawaran Atas Axis Telekom Indonesia

Rumor atas penawaran Axis oleh XL Axiata kembali muncul. Bloomberg melaporkan bahwa Axis, kini sedang “dibidik” oleh perusahaan telekomunikasi berbasis di Malaysia, Axiata Group Bhd lewat unitnya di Indonesia, XL Axiata. Informasi ini ditulisakan Bloomberg berdasarkan sumber yang dekat dengan masalah ini.

PT. Axis Telekom Indonesia sendiri memiliki nilai sebesar 1 juta miliar USD termasuk hutang, yang mana perusahaan ini sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Saudi Telecom Co. (STC). Selain itu perusahaan telekomunikasi asal Malaysia – Maxis (MAXIS) juga memiliki saham di Axis.

Tidak ada keterangan resmi dari pihak XL Axiata, namun demikian rumor ini telah muncul beberapa waktu lalu. Sebelumnya beredar kabar bahwa akan ada merger antar dua perusahaan ini dan perusahaannya merger ini dikabarkan bernama Avelon.

Saat ini XL Axiata memiliki tiga blok frekuensi 3G, satu blok didapatkan atas lelang yang belum lama ini terjadi. Jika rumor merger antara XL Axiata dan Axis terjadi, maka XL akan menambah blok frekuensi yang dimiliki Axis di 2 dan 3. XL Axiata memiliki blok 8, 9 dan 12. Dengan merger tersebut akan dapat memperluas jaringan XL Axiata di Indonesia dan meningkatkan persaingan di pasar telekomunikasi Indonesia yang sudah cukup crowded.

Masih dikutip dari Bloomberg, menurut analis Macquerie Group – Riaz Hyder, tiga operator terbesar di Indonesia termasuk XL Axiata akan mendapatkan keuntungan dari merger XL dan Axis ini, karena akan “menurunkan” tensi persaingan di sektor telekomunikasi, yang memudahkan perusahaan untuk menaikkan harga tanpa banyak masalah.

Meski tidak memberikan komentar atas kabar penawaran XL Axiata atas Axis, namun Presiden Direktur XL Axiata, dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa perusahaannya terbuka pada usaha konsolidasi dalam industri mobile di Indonesia. Kondisi yang ada sekarang kurang menarik untuk investasi dikemudian hari.

Untuk pengguna sendiri, XL Axiata memiliki 46 juta pengguna dan Axis 17 juta.

Sumber: [Bloomberg, DailySocial]