Blastnote menjadi salah satu aplikasi anak negeri yang menjulang di platform Windows Phone 8. Mengusung genre produktivitas, Blastnote menawarkan kemampuan pembuatan catatan dan membaginya dengan kerabat dan kolega dengan mudah. Blastnote memiliki tampilan aplikasi yang ringkas dan mudah digunakan. Seperti Evernote, tapi lebih simpel. Kami berbincang dengan Adib Toriq dari Algostudio tentang Blastnote dan latar belakang pembuatannya.
Menurut Adib ide awal pengembangan Blastnote adalah keinginan untuk mengembangkan aplikasi yang mudah, yang bisa menampung beberapa jenis konten, dan membebaskan pengguna untuk berbagi pada orang-orang terdekat tanpa dibatasi oleh perbedaan sistem operasi. Meskipun saat ini hanya dibuat untuk Windows Phone 8, konten yang dibuat menggunakan Blastnote bisa diakses oleh siapapun yang diberi akses melalui browser.
Saat mendesain Blastnote, sebut Adib, mereka banyak terpengaruh dengan prinsipnya Jason Fried (37Signals). Mereka tidak berusaha untuk mengungguli fungsionalitas aplikasi lain yang lebih kompleks, seperti Evernote atau OneNote, malah berusaha keras untuk strip down to the essentials. Blastnote dibuat dengan fokus 2 core functions, yaitu (1) rich content handling dan (2) sharing ability. Untuk itu mereka tidak ingin ada fitur lain yang membebani pengguna, bahkan untuk registrasi sekalipun. Harapannya siapapun, termasuk generasi senior citizen yang telah mengadopsi penggunaan smartphone, bisa menggunakannya dengan nyaman.
Tak hanya catatan saja yang bisa disimpan menggunakan Blastnote. Aplikasi ini mengakomodasi penyimpanan data dalam bentuk gambar, suara (berkas audio), maupun video sekalipun. Semua bisa dilakukan hanya dengan beberapa klik saja.
Sejauh ini tanggapan konsumen terhadap Blastnote sangat baik. Meskipun tidak berbagi tentang berapa banyak jumlah unduhan yang telah diperoleh Blastnote, jumlah rating dan review yang diperoleh di Windows Phone Store menunjukkan puasnya konsumen terhadap penggunaan aplikasi ini. Adib mengatakan banyak pengguna yang mengirimkan feedback konstruktif melalui email pada tim Algostudio untuk perbaikan Blastnote ke depannya. Jelas ini suatu hal yang positif sebagai bukti kepedulian konsumen terhadap produk yang baru dipublikasi awal Januari 2014 ini.
Menjawab tentang “fitur ala Snapchat”, yang merupakan fitur pesan yang otomatis terhapus setelah 24 jam, Adib mengatakan, “Fitur pesan yang ditampilkan di halaman web otomatis terhapus setelah 24 jam itu memang sudah ada dari awal. Semakin sering konten di web dikunjungi, waktu tayangnya juga semakin panjang. Hanya saja saat ini sedang di-disabled untuk keperluan penilaian kuis yang diadakan beberapa media pendukung aplikasi ini sampai tanggal 17 Januari. Setelah itu fitur akan diaktifkan.”
Masih soal fitur pesan yang otomatis terhapus setelah 24 jam, Adib menambahkan, “Yang mendasari adanya fitur ini adalah prinsip ‘survival of the fittest.‘ Karena kemudahan penggunaan Blastnote, siapapun bisa membuat dan mengunggah konten, maka kemungkinan berhamburannya konten-konten (maaf) sampah juga semakin besar. Yang menjadi tolok ukur apakah suatu konten memiliki value untuk pengguna dan pembaca adalah kunjungan tersebut. Maka dari itu, semakin sering konten yang diunggah dikunjungi, otomatis masa tayangnya di web akan diperpanjang.”
Adib menutup bahwa saat ini Algostudio masih akan fokus untuk memperbaiki dan menstabilkan Blastnote di Windows Phone 8, sementara versi untuk Windows Phone 7.8 ke bawah belum menjadi prioritas. Meskipun demikian, mereka bakal meluncurkan versi Android-nya yang rencananya bakal dipublikasi di pertengahan Februari mendatang. Pasar Android di Indonesia tentu sangat penting untuk mendukung pertumbuhan Blastnote di masa mendatang.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]