Barangkali tidak ada perumpamaan yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi BlackBerry saat ini selain: sudah jatuh tertimpa tangga. Bagaimana tidak, setelah dikabarkan membentuk tim untuk mencari solusi terbaik guna mempertahankan perusahaan termasuk salah satunya menjual ke pihak lain, baru-baru ini muncul kabar bahwa salah satu produk mereka yaitu BlackBerry Q10 tak laku di pasaran.
Keputusan BlackBerry meluncurkan Q10 pada awalnya mendapatkan reaksi negatif sebab perangkat ini menggunakan tombol keyboard padahal saat itu BlackBerry sedang gencar-gencarnya meluncurkan produk dengan layar sentuh. Meski pahit, keputusan spekulatif tersebut terbukti salah, dan justru kian menjatuhkan BlackBerry terutama di tengah-tengah isu penjualan perusahaan akibat pangsa pasar yang kian tergerus.
Dikutip dari WSJ Indonesia ada beberapa indikator kegagalan penjualan BlackBerry q10. Pertama, muculnya pernyataan pemilik gerai Verizon Wireless di Amerika Serika, Chris Jourdan yang mengatakan bahwa penjualan BlackBerry Q10 tidak seperti yang diperkirakan, pelanggan tidak datang mencari produk ini. Dari 16 gerai yang ia kelola hanya menyediakan beberapa unit saja, yang lebih buruk lagi terdapat catatan return dari pelanggan yang kecewa.
Indikator kedua ditunjukkan dengan melemahnya laporan BlackBerry bekas yang dilepas di pasaran. Biasanya saat muncul produk baru, pemilik akan menjual produk lama mereka namun tidak untuk kali ini. Kepala pemasaran Nextworth, Jeff Trachsel mengatakan bahwa peluncuran BlackBerry Q10 dan Z10 tidak berdampak baik terhadap sirkulasi produk bekas.
Terkait lemahnya penjualan BlackBerry Q10 juru bicara BlackBerry menolak untuk memberikan komentar, namun mengatakan bahwa saat ini perusahaan telah menandatangai nota kesepakatan dengan berbagai instansi pemerintahaan dan juga korporat seperti Dephan Amerika Serikat, ADP dan Univision Communications Inc.
Meski data yang disebutkan berasal dari pasar Amerika Serikat, namun tidak menutup kemungkinan jika pasar lain pun mengalami sedikit banyak dampak yang serupa. Di Indonesia sendiri brand BlackBerry masih terasa kekuatannya, baru-baru ini mereka melepas BlackBerry Q5 (yang harganya medium) ke pasar Indonesia. Untuk perangkat BB Z10 dan Q10 yang sebelumnya telah dirilis, disebutkan juga kurang mendapatkan respon yang baik dari konsumen Indonesia. Mari kita lihat, apakah perangkat terbaru ini akan sukses membawa angin segar bagi BlackBerry.
Sumber berita WSJ Indonesia
isu terpuruknya BLACKBERRY tidak terlalu berdampak,indonesia msh menjadi target pasar buat gadget satu ini.