Dark
Light

Blaast Rampungkan Workshop di Tiga Kota

2 mins read
July 26, 2011

Senin kemarin, workshop yang dilaksanakan Blaast di tiga kota telah memasuki tahap akhir yang ditandai dengan submission dari aplikasi yang dikembangkan oleh para peserta. Ini juga menandai selesainya tahap kompetisi tahap dua yang berakhir tanggal 25 Juli 2011.

Setelah rangkaian workshop, yang juga bertujuan untuk menjaring aplikasi yang akan diikutkan kompetisi, akhirnya developer masing-masing kota diajak untuk mengirimkan aplikasi mereka, khusus untuk di Bandung – kebetulan saya berkesempatan hadir – acara digelar dalam bentuk submission party dan pelaksanaan simbolis submission bersama-sama.

Untuk dua kota selain Bandung, dari informasi yang didapatkan para ambassador, kota Jakarta berhasil menjaring 5 game dan 20 aplikasi yang dibuat selama workshop, namun sayangnya tidak ada detail lebih lanjut yang diberikan pada DailySocial, tentang berapa yang berhasil menyelesaikan aplikasinya pada batas submit, ambassador Blaast untuk kota Jakarta hanya menjelaskan bahwa 50 – 50 dari jumlah di atas yang telah di submit dan masih dikembangkan, itu juga masih ada kemungkinan bertambah.

Sedangkan untuk Yogyakarta, ambassador kota tersebut menjelaskan bahwa ada dua aplikasi yang dikerjakan selama workshop dan berhasil diselesaikan dan di-submit, aplikasi tersebut di buat oleh Tedi Fibri Asmara dan Arif Alfian dengan aplikasi untuk melihat tagihan PLN dan cek gambar ponsel. Bisa jadi masih ada beberapa aplikasi yang di-submit diluar workshop, sayangnya informasi tambahan seperti nama aplikasi serta nama developer tidak bisa saya dapatkan, jadi kita tidak bisa membayangkan seperti apa aplikasi yang dikembangkan.

Sepertinya memang untuk setiap kota acara submission party tidak diadakan dengan ‘model’ yang serupa, seperti Jakarta yang memang tidak diadakan acara submission party, sedangkan untuk kota Bandung, diadakan acara presentasi dan submit aplikasi secara bersamaan (simbolis) dan saya berkesempatan untuk melihat langsung dan mendengar presentasi dari masing-masing developer. Namun tidak menutup kemungkinan untuk developer lain di masing-masing kota yang tidak hadir di acara submission party atau yang tidak ikut workshop juga mengirimkan aplikasi mereka.

Untuk Bandung, ada 5 developer yang melakukan presentasi, dan merencanakan untuk men-submit aplikasi mereka, yaitu:

  1. Gem Addict – Ibnu Triyono
  2. Traffic Viewer – Firmansyah
  3. GyroPet Mini – Nightspade
  4. Pohaci – Diki Andeas
  5. Movreak – Dycode

Dari 5 aplikasi/pengembang tersebut akhirnya dipilih tiga pemenang untuk kategori Best Performance dan Favorit App. Untuk Favorit App ada dua pemenang yaitu Traffic Viewer – Firmansyah dan Gyropet Mini – Nightspade. Sedangkan untuk Best Performance, 7 orang juri – termasuk saya sendiri yang diminta bantuannya menjadi juri – akhirnya sepakat memutuskan (berdasarkan nilai tertinggi) Movreak untuk platform Blaast sebagai pemenang. Pemenang Favorit App, masing-masing mendapat iPod Shuffle, sedangkan Best Performance App mendapatkan iPod Nano.

Sangat menyenangkan melihat presentasi dari para peserta, suasana yang tidak formal dan sangat terasa nuansa ‘grassroot’ membuat acara, yang memang hanya diikuiti oleh para developer yang akan melakukan submission dan presentasi serta mereka yang tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Blaast ini, tetap ramai dan seru. Sayangnya keterbatasan media presentasi serta lampu kafe yang cukup redup agak menyulitkan untuk melihat presentasi aplikasi secara baik.

Ada dua aplikasi yang bagi saya cukup menarik, selain Movreak yang memang sudah ada aplikasinya di platform lain, yaitu Traffic Viewer serta GyroPet Mini. GyroPet mini adalah aplikasi permainan Mini dari permainan dengan nama yang sama yang akan dirilis untuk iOS, sedangkan Traffic Viewer adalah aplikasi mobile untuk melihat lalu lintas, Firman mengembangkan ini dengan mengambil data dari LewatMana.com, jadi pengguna bisa melihat traffic dari berbagai daerah termasuk gambar dari CCTV seperti yang disediakan oleh LewatMana.com. Saat ini Firman masih dalam proses untuk mengontak pihak LewatMana agar proses pengambilan data juga diketahui oleh LewatMana. Sejauh yang saya tahu LewatMana memang belum memiliki aplikasi mobile, sepertinya ini peluang kerja sama yang bisa dilakukan LewatMana dengan Firman dan menghadirkan aplikasi mobile mereka untuk feature phone.

Meski banyak detail yang masih belum bisa diketahui dari platform Blaast, terutama dari pengembangan ekosistem serta deal-deal detail dengan operator, pabrikan, dan berbagai hal yang berkaitan dengan bisnis serta hal-hal detail lain, namun sepertinya para developer cukup antusias untuk mencoba dan mengembangkan aplikasi di platform yang akan diperuntukkan untuk feature phone serta pengguna masyarakat menengah bawah.

Sebagai tambahan informasi Anda juga bisa melihat wawancara video kami dengan software engineer dari Blaast di tautan ini.

*Mohon maaf untuk kualitas foto yang kurang maksimal.

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Nokia Maps Kini Bisa Diakses dari iOS dan Android

Next Story

More Indonesians have access to the Internet than to radio or newspapers

Latest from Blog

Don't Miss

Apple-Merilis-Final-Cut-Pro-11,-Bawa-Lebih-Banyak-Fitur-AI

Apple Merilis Final Cut Pro 11, Bawa Lebih Banyak Fitur AI

Final Cut Pro X, software pengeditan video profesional yang sangat

Snack Video Punya 43 Juta Pengguna di Indonesia, Siap Ungguli para Pesaingnya

Siapa yang saat ini tidak mengakses aplikasi berbasis video pendek?