Ardent Capital memasuki pasar e-commerce B2B Indonesia dengan memperkenalkan Bizzy. Dengan komitmen modal awal mencapai $2.5 juta, Bizzy melayani kebutuhan akan perlengkapan kantor, persediaan dan layanan lainnya. Kompetisi pada segmen ini masih terbilang rendah, karena kebanyakan pemain e-commerce lebih berfokus kepada pasar ritel. Bizzy telah berhasil menjadikan beberapa startup sebagai pelanggan pertama mereka.
Berbicara mengenai potensi pasar B2B Indonesia, CEO Ardent Capital Adrian Vanzyl mengatakan, “Secara global, pasar e-commerce B2B telah memperoleh traksi yang luar biasa besar. Di Korea penetrasinya bahkan mencapai 91 persen, sementara di Indonesia segmen pasar ini masih berada pada tahap awal sehingga potensinya ke depan sangat besar. Hanya 11 persen dari total startup di Indonesia yang berfokus pada pasar B2B.”
Bizzy akan dipimpin oleh Peter Goldsworthy sebagai CEO perusahaan. Sebelumnya Goldsworthy menjabat sebagai kepala Ardent Labs. Platform ini diklaim menawarkan ribuan produk perlengkapan kantor, barang elektronik, pembersih, sepen, dan layanan lainnya dari ratusan penjual. Mengenai ide awal pembentukan Bizzy, Goldsworthy berkomentar, “Saya termasuk yang frustrasi dengan sistem pemesanan layanan dan persediaan. Saya terutama merasakan bahwa keseluruhan proses pencarian, persetujuan danp pengiriman dapat dengan mudah ditingkatkan.”
“Para penjual bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Apa yang dapat kita lihat adalah bahwa kegiatan berbelanja perusahaan jauh lebih rumit dibandingkan sistem berbelanja perseorangan dan hal ini menyebabkan maslaah pada kedua pihak selama transaksi,” tambahnya.
Sama seperti Moxy, kemampuan Bizzy dalam memenuhi pesanan akan sangat dipengaruhi oleh rekan logistiknya, aCommerce. Perusahaan tersebut juga mengintegrasikan pengiriman dari para vendor, yang biasanya disebut “crossdocking”.
Tidak hanya perusahaan saja yang dapat berbelanja di Bizzy, tapi juga perseorangan yang ingin mencari barang dengan harga yang lebih murah, bila dibandingkan dengan pasar e-commerce biasa, jika membeli dalam jumlah banyak (lebih dari 11 potong). Untuk membuat tugas para petugas pengadaan yang memerlukan persetujuan untuk setiap pembelian menjadi lebih mudah, Bizzy telah menyiapkan sistem dua tingkat. Setiap transaksi dapat langsung disetujui oleh manajer klian yang diberi kuasa.
Bizzy tidak hanya menawarkan produk fisik, tapi juga berencana untuk menambahkan berbagai jasa seperti perbaikan AC, layanan kebersihan, dan bahkan bantuan IT. Mengenai hal ini, Goldsworthy mengatakan, “Untuk beberapa jasa, kami mungkin akan menawarkan merk layanan kami sendiri. Namun kebanyakan akan disediakan oleh para vendor kami, dimana kami hanya berperan sebagai marketplace.”
Ketika ditanya mengenai bagaimana Bizzy mengembangkan bisnisnya, mereka mengakui bahwa mereka akan lebih mengandalkan usaha pemasaran. Goldsworthy berkomentar bahwa mereka menggunakan banyak strategi pemasaran langsung, selain juga pemasaran konten, untuk membantu mengenalkan Bizzy ke berbagai perusahaan.
Dengan situasi pengadaan kebutuhan kantor bagi perusahaan besar, Goldsworthy memastikan, “Kami telah menandatangani perjanjian untuk menjadi vendor resmi perusahaan publik dan organisasi pemerintah. Hal ini memerlukan sedikit pengorbanan namun semua terbayar lunas ketika mereka beserta kantor-kantor cabang mereka dapat langsung melakukan pemesanan dari kami.”
Tentunya lebih mudah untuk dapat menarik sesama reka startup dalam model bisnis ini. Mengenai hal ini, Bizzy menyebutkan bahwa mereka telah mengamankan kerjasama dengan Tiket.com, Traveloka, Halomoney, dan GrabTaxi.
Berdasarkan laporan B2B marketplace tahun ini yang dikeluarkan oleh Google and Millward Brown Digital, kelompok milenium (berusia 18 hingga 34 tahun) akan lebih bertanggungjawab terhadap keputusan perusahaan, termasuk dalam hal pengadaan barang dan jasa.
“Kelompok milenium kini merupakan pembuat keputusan pada berbagai perusahaan. Hal ini berarti mereka berharap untuk dapat menemukan informasi yang sama untuk kepentingan personal mereka sendiri selagi mencari solusi untuk perusahaan. Bizzy mengerti kebutuhan tersebut,” ujar Goldsworthy.