Setelah diumumkan kesepakatan kerja sama antara Biznet dan Internet Initiative Japan (IIJ) September 2014 lalu terkait dengan perusahaan patungan (joint venture) yang akan didirikan, saat ini kerja sama tersebut telah teralisasi dengan berdirinya PT Biznet Gio Nusantara. Sesuai dengan kesepakatan awal, PT Biznet Gio Nusantara atau Biznet GioCloud akan berfokus untuk mempromosikan penggunaan layanan cloud bersutan IIJ, baik itu solusi private maupun public cloud, sekaligus membangun infrastruktur layanan internet baru untuk sektor korporasi di Indonesia.
Beberapa jenis layanan cloud yang akan disajikan oleh Biznet GioCloud di antaranya berupa IaaS (Infrastructure as a Service), PaaS (Platform as a Service), dan Storage as a Service. Dalam waktu dekat, Biznet GioCloud juga berencana untuk berekspansi ke Bali. Tujuan utama ekspansi tersebut ialah untuk memungkinkan pelanggan memiliki sebuah sistem Disaster Recovery untuk aplikasi yang akan diletakkan pada layanan tersebut.
Dari persetujuan sebelumnya, kedua perusahaan mengucurkan investasi senilai USD 6 juta dengan kepemilikan saham 60 persen untuk Biznet dan 40 persen untuk IIJ. IIJ akan banyak fokus pada penyediuaan teknologi cloud, dukungan operasional, dan kontribusi terkait dengan sistem layanan cloud. Sedangkan Biznet akan berkontribusi banyak dalam hal pemasaran, operasional sehari-hari, dan kegiatan usaha bisnis domestik lainnya.
Penetrasi adopsi layanan cloud computing di Indonesia yang terus meningkat sepertinya menjadi alasan dasar terkait maraknya bisnis berbasis cloud di tanah air. Yang menarik justru pada strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan patungan tersebut, pasalnya kini industri dalam negeri sudah dirambah oleh penyedia layanan cloud global, baik yang memberikan solusi spesifik ataupun memberikan layanan secara umum.
Tantangan termasuk terkait dengan kebutuhan konsumen akan data center yang terletak di dalam negeri. Meskipun masih banyak yang mengabaikan, kebijakan yang ada terus menekan pengguna layanan cloud dan pemilik data untuk melakukannya.
Teknologi yang berstandar saja kini tak cukup untuk merangkul pangsa pasar di tengah persaingan yang begitu ketat. Pendekatan yang tepat menjadi kuncinya. Bagi konsumen, kondisi ini cukup menguntungkan, selain mendapatkan penawaran yang lebih bervariasi, efisiensi nilai investasi pun dapat turut disesuaikan dengan persaingan dari sisi penyedia layanan.