Alasan di balik mengendurnya semangat LG bertarung di level smartphone flagship terpampang jelas dalam laporan keuangan kuartal keempat 2017 yang baru saja dirilis. Meskipun secara keseluruhan kinerja LG masih menggembirakan investor, namun di sektor bisnis mobile ceritanya sangat berbeda. Hitung-hitungannya memang relatif membaik, namun kinerja bisnis smartphone LG masih terus mengalami kerugian.
Total, LG memperoleh pendapatan sebesar $55,4 miliar di tahun 2017, naik 10,9% dibandingkan tahun 2016 dan disebut sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah. Profitabilitas LG juga meningkat 85% menjadi $2.23 miliar dibandingkan tahun lalu dengan pertumbuhan pendapatan di kuartal keempat naik 15% dari kuartal yang sama tahun lalu dengan total pendapatan sebesar $15,3 miliar dan mengantongi profit sebesar $330 juta.
Secara umum, hampir semua sektor bisnis LG menyumbangkan pendapatan yang positif, kecuali sektor bisnis LG Mobile Communications Company. Sektor bisnis ini meraup pendapatan sebesar $10.52 miliar pada tahun 2017. Sedangkan di kuartal keempat, menghasilkan $2.77 miliar namun dengan kerugian operasional mencapai $192.33 juta. Meski masih berada di garis merah, angka kerugian ini relatif lebih rendah dibandingkan kuartal lalu yang mencapai $331.37 juta. LG patut berterima kasih pada V30 dan sejumlah smartphone premium yang menyumbangkan penjualan signifikan selama kuartal tersebut.
Situasi ini menuntut LG untuk melakukan perubahan drastis dengan segera, salah satunya seperti yang diutarakan oleh salah satu petingginya, bahwa mereka tidak akan ngotot mengikuti langkah para pesaing yang meluncurkan smartphone flagship setiap tahun, melainkan akan meluncurkan smartphone hanya ketika mereka benar-benar siap. LG juga akan memaksimalkan varian yang sudah ada untuk mengoptimalkan investasi pengembangan yang digelontorkan sebelumnya.
Cukup menarik untuk menunggu apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh LG dan seberapa lama mereka sanggup mentolerir kerugian yang terus dibukukan. Jalan yang dilalui LG tak berbeda dengan apa yang pernah dilewati oleh Sony dan HTC. Sony sendiri pelan-pelan mulai mengurangi agresivitasnya di industri mobile, sedangkan HTC yang kondisinya tak kalah suram sudah memutuskan untuk keluar secara halus dengan menjual sebagian divisi smartphone-nya ke Google. So, LG mau ke mana? Saya pribadi melihat, LG punya pondasi finansial yang cukup baik yang akan sangat berguna untuk menjaga keberlangsungan bisnis mobile-nya.
Sumber berita LG dan gambar header laoblogger.