Selain mencetak mobil, pesawat tempur, pancake, cokelat, mata prostetik, make-up, apa lagi yang bisa dicetak oleh sebuah 3D printer? Jaringan tubuh manusia. Terdengar mustahil? Well, sebuah 3D printer bernama BioBots sudah berhasil membuktikannya.
Sederhananya, BioBots memakai ‘tinta’ khusus yang bisa digabungkan dengan sejumlah material biologis dan sel tubuh untuk menciptakan jaringan tubuh manusia maupun miniatur organ dalam wujud tiga dimensi. Namun sebelum Anda berpikiran bahwa perangkat ini bisa membuat seluruh pasien amputasi berteriak kegirangan, ketahuilah bahwa penggunaannya sejauh ini baru mencakup tahap riset, tepatnya untuk menguji obat-obatan di industri farmasi, menggantikan peran ‘kelinci-kelinci percobaan’.
Info menarik: Ilmuwan Berhasil Buat Perangkat ‘Teleportasi’ Berbasis 3D Printer
Salah satu penggagasnya, Danny Cabrera, menyampaikan di panggung event TechCrunch Disrupt NY 2015 bahwa dengan BioBots, perusahaan obat-obatan bisa membuat replika jaringan tubuh menggunakan sel tubuh manusia. Replika ini jauh lebih kompleks ketimbang jaringan tubuh 2D maupun ‘kelinci percobaan’ tadi, dimana replika ini bisa menyiratkan fungsi tubuh manusia sesuai kenyataannya.
Selanjutnya, replika jaringan tubuh tersebut bisa dimanfaatkan dalam tahap pengujian klinis. Jika dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, BioBots bahkan bisa membantu merevolusi industri farmasi maupun terapi medis secara drastis.
Bagaimana caranya? Anggap Anda seorang pasien yang datang ke sebuah klinik untuk berobat. Di sana, sel tubuh Anda diekstrak untuk dijadikan bahan mencetak replika jaringan tubuh Anda. Kemudian, berdasarkan hasil diagnosis, diramulah obat-obatan maupun rincian program terapi untuk diuji secara langsung pada replika jaringan tubuh Anda. Pada akhirnya, obat-obatan maupun program terapi yang diberikan akan benar-benar sesuai dengan tubuh Anda secara spesifik.
Info menarik: Carbon3D Gunakan Sinar UV Untuk Mencetak 3D Dari Cairan
Sejauh ini mungkin Anda penasaran, “Bagaimana sih cara kerja BioBots dalam mencetak jaringan tubuh?” Pertama-tama, pengguna harus terlebih mencampurkan senyawa photoinitiator yang terkandung dalam ‘tinta’ khusus milik BioBots dengan sel tubuh yang hidup, plus unsur pengikat sehingga sel-sel tersebut bisa tetap disatukan. Semua ini dicampur selama 5 – 10 menit, baru dimasukkan ke dalam perangkat.
Rancangan struktur jaringan tubuh yang ingin dicetak bisa dibuat di software CAD, lalu software milik BioBots akan mengubah file rancangan tersebut menjadi instruksi untuk printer. BioBots kemudian akan mulai mencetak layaknya 3D printer biasa, namun selagi pencetakan berlangsung, cahaya biru akan menyinari objek guna mengeraskan strukturnya. Teknologi cahaya biru ini diyakini lebih efektif ketimbang sinar UV karena tidak membawa dampak negatif pada sel tubuh yang terkandung.
Membentuk jaringan tubuh manusia sebenarnya bukan topik baru di dunia penelitian ilmiah. Kendati demikian, BioBots ingin menawarkan solusi yang lebih mudah diakses oleh banyak orang. Perangkat-perangkat yang ada sekarang biasanya dihargai ratusan ribu dolar, sedangkan BioBots dipasarkan ke sejumlah peneliti yang membantu pengembangannya seharga $5.000. Untuk yang lain, BioBots bisa di-pre-order seharga $25.000.
Sumber: TechCrunch.