Sebuah layanan e-commerce memiliki banyak sekali sumber data yang dapat dipertimbangkan untuk membantu mereka melihat tren dan membuat keputusan-keputusan strategis bisnis mereka. Tidak sedikit pihak yang kesulitan mengintegrasikan berbagai sumber data yang bervariasi, tetapi informasi yang tersirat dari pengolahan big data yang tepat sangat layak untuk menilai perilaku pengguna demi mendorong tingkat konversi penjualan.
Seiring tumbuhnya ekosistem e-commerce di belahan dunia manapun termasuk Indonesia, konsep data mining semakin santer digaungkan hingga ke pihak-pihak yang bahkan secara non-teknis terlibat di dalamnya. Dari penggalian data tersebut, tersaji data yang relatif akurat tentang profil konsumen yang ada dan potensi konsumen yang sangat mungkin diakuisisi.
Dalam implementasinya, tim pengembang Apps Foundry mengakui bahwa big data membantu pihaknya membuat semua keputusan guna pengembangan dari segi bisnis dan produk pada platform e-book SCOOP besutannya.
“Sejauh ini kami sudah mengaplikasikan di bidang analisa customer, analisa operasional, dan analisa inovasi produk dan servis. Masih ada beberapa aspek yang belum diaplikasikan secara optimal dan belum tersentuh, tapi itu hanya masalah waktu dan kedepannya kami akan terus fokus dalam pemanfaatan big data terutama untuk customer dan product,” kata VP of Products Apps Foundry Ellen Nio.
Dongkrak Konversi Penjualan
Berdasarkan riset internal Apps Foundry, platform desktop masih dinilai lebih nyaman bagi para user untuk melakukan pembelian konten mereka. Sementara dari sisi mobile, pengguna di platform iOS cenderung lebih banyak eksekusi pembelian, sedangkan pengguna di platform Android lebih senang membaca konten gratis.
Pernyataan Ellen cukup menguatkan fakta bahwa profil pelanggan mampu menyajikan insight seperti apa harga yang nantinya ditawarkan demi membujuk mereka untuk melakukan pembelian lagi. Metode yang bisa dinilai cukup efektif untuk melancarkan strategi mempertahankan pelanggan, contohnya memberikan keputusan penawaran potongan harga bagi pelanggan tertentu.
Retention Program berdasarkan data pelanggan
Memahami seputar forecasting dan meningkatkan eksekusi penjualan menjadi ide utama dalam pemanfaatan big data di lanskap e-commerce. Inovasi merupakan harga mati bagi setiap bisnis tak terkecuali e-commerce, dalam kasus ini fleksibilitas big data memiliki peran yang tak kalah penting untuk menentukan langkah selanjutnya yakni program retensi.
Big data membuat para pelaku bisnis mampu menentukan pola perilaku yang berguna untuk meramalkan kekacauan lingkungan pasar mereka, dan dengan demikian mampu bertindak memutuskan langkah-langkah pencegahan. Menjaga konsumen agar tetap loyal sebelum mereka beralih ke kompetitor menjadi pekerjaan rumah yang patut diberi perhatian.
CEO Blibli Kusumo Martanto menjelaskan lebih detail peran big data yang diadopsi oleh layanan mereka. Berdasarkan pengakuannya, Blibli mampu melihat kecenderungan pelanggan mereka pada hari-hari tertentu. Hal tersebut yang dimanfaatkan Blibli untuk menggagas promo-promo yang lebih tepat sasaran.
“Karena promo tematik yang spesial hanya ada di Blibli.com (Monday’s Mom Day; Rabu Cantik, Kamis Ganteng dan FWD) adalah hasil dari pemanfaatan big data. Selain itu, dalam penyediaan stok untuk promo spesial serta new product launching, kami lebih bisa melakukan forecast yang lebih tepat. […] Banyak asumsi tentang pasar yang dulu kami miliki ternyata tidak terbukti benar, keberadaan data membuat hal semacam itu dapat diperkecil,” katanya.
Retention Science menuliskan bahwa semakin banyak data yang dikumpulkan dari pelanggan melalui berbagai parameter, yang berupa program loyalitas, pola kunjungan pencarian, histori pembelian, mengizinkan para pemain e-commerce untuk memproses informasi ini guna melaksanakan segmentasi pelanggan dan dengan demikian memancing terciptanya konten dan promosi yang lebih terpersonalisasi.
Mindset dan konsistensi pemanfaatan big data
Kusumo mengklaim bahwa infrastruktur dan SDM sebagai tantangan utama pihaknya untuk mengadopsi peran big data. Mindset dan konsistensi pemanfaatan big data menjadi tantangan yang patut diberi perhatian lebih. Menurutnya dibutuhkan kedisiplinan karena banyak yang hanya mengumpulkan data tetapi enggan memakai dan membacanya. Padahal hal tersebut jelas membantu mengambil keputusan strategis. Untuk menghadapinya perlu pendekatan yang lebih terstruktur.
“Tidak mungkin bagi perusahaan untuk langsung memaksimalkan penggunaan big data. Semua harus direncanakan dengan matang, secara bertahap serta menyediakan infrastruktur yang memadai. Selain itu, kami melihat yang paling penting dalam sukses atau tidaknya sebuah perusahaan untuk memanfaatkan big data adalah dukungan penuh dari top management,” tutup Kusumo.