Layanan e-commerce Bhinneka mengumumkan perolehan pendanaan senilai 300 miliar Rupiah yang diperoleh dari Ideosource. Pasca pendanaan ini, dua Managing Partner Ideosource, Andi S. Boediman dan Edward Ismawan, akan bergabung ke dalam jajaran Direktur (Level C) Bhinneka di bidang pemasaran dan pengembangan bisnis. Mereka juga merekrut sejumlah orang penting di dunia teknologi Indonesia untuk memperkuat jajaran timnya.
Pendanaan ini merupakan pendanaan terbesar yang pernah dikucurkan Ideosource. Bhinneka akan menggunakan dana segar yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran dan menjadi pemain dominan di lebih banyak kategori produk.
Seperti kita ketahui Bhinneka saat ini sedang memperluas bisnisnya sebagai sebuah marketplace. Tak hanya melulu soal produk elektronik, mereka kini tak ubahnya menjadi marketplace umum, seperti halnya Lazada atau MatahariMall. Mereka juga menghidupkan kembali segmen B2B dengan merekrut Heriyadi Janwar dari Microsoft sebagai VP Corporate Sales.
Tokoh teknologi lain yang juga bergabung di jajaran pimpinan Bhinneka adalah mantan Presdir IBM Indonesia Betty Alisjahbana yang menjadi Chairman dan mantan Direktur Central Retail Corporation dan MAP Indonesia Christian Van Schoote sebagai COO. Secara total Bhinneka saat ini memiliki 630 karyawan.
Dalam jangka panjang, Bhinneka memiliki visi utama menjadi perusahaan e-commerce pertama di Indonesia (pasca dotcom bubble) yang melakukan penawaran saham perdana (IPO).
Andi dalam pernyataannya menyebutkan, “Bhinneka memiliki brand yang kuat dan terkenal di Indonesia sebagai perusahaan O2O (online-to-offline) di kategori produk 3C (Computer/IT, Communication Technology, dan Consumer Electronics) dimana mereka memiliki toko online dan juga offline. Sebagai pelopor di industri e-commerce Indonesia, Bhinneka memiliki pengalaman kuat dalam melayani konsumen, bisnis, dan pemerintah di Indonesia. Kami percaya hal itu memberikan mereka keunggulan dalam memahami dan memenangkan pasar.”
Memperkuat inisiatif O2O
CEO Bhinneka Hendrik Tio mengisyaratkan peningkatan inisiatif Online-to-Offline (O2O) untuk memperluas bisnisnya di Indonesia dengan membangun lebih banyak kantor fisik di berbagai kota di Indonesia. Saat ini Bhinneka memiliki kantor di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan Bandung. Hendrik mengatakan, “Saat ini bisnis online Bhinneka sedikit lebih besar daripada bisnis offline-nya. Namun kami percaya kedua channel ini akan terus saling melengkapi.”
“Kami menyediakan brand yang kuat dengan pelayanan yang berkualitas, baik itu pelayanan sebelum pembelian maupun pelayanan purnajual. Semua penjual dan produk juga harus melewati proses pemilihan,” lanjutnya.
Selain O2O, Bhinneka akan fokus di pengembangan aplikasi mobile dan pemasaran melalui media sosial.
“Saat ini, industri e-commerce dibangun berdasarkan pemasaran dan proses subsidi, dan hal ini membuat ruang untuk melakukan kesalahan jadi sangat kecil. Jadi kami harus sangat pintar dalam menjalankan aktivitas pemasaran. Selain itu, perekrutan menjadi lebih sulit dengan banyaknya pemain internet baru. Talenta menjadi lebih susah ditemukan dan menjadi lebih mahal. Bhinneka tidak hanya memberikan gaji dan tempat bekerja yang nyaman, namun juga opsi saham bagi karyawan,” ujar Hendrik.