Saat Tim Cook mengumumkan Apple Watch, beliau dengan bangga menyebutnya sebagai perangkat paling personal yang pernah dirilis oleh Apple. Sepersonal apa? Paling gampang, bisakah ia memahami suasana hati kita? Tahukah ia ketika kita sedang riang atau murung?
Well, Apple mungkin tidak merancangnya untuk kebutuhan itu secara spesifik. Namun sebuah perusahaan yang berbasis di Tokyo, Smartmedical, punya ide menarik untuk merealisasikan konsep tersebut lewat sebuah aplikasi bernama EmoWatch.
EmoWatch dirancang untuk Apple Watch. Fungsinya tidak lebih dari memahami suasana hati sang pengguna. Caranya dengan mengidentifikasi suara pengguna, menganalisa intonasi, tinggi-rendah nada, kecepatan hingga volumenya.
Dari situ EmoWatch akan mencoba menebak suasana hati pengguna yang dibagi menjadi empat kategori sederhana: senang, sedih, marah atau tenang. Mood Anda gampang berubah-ubah? EmoWatch akan memonitornya, menampilkan pola perubahan suasana hati sehingga Anda bisa lebih awas dan tidak marah atau bersedih terus-menerus.
Menariknya, EmoWatch diklaim bisa berfungsi tanpa batasan bahasa. Smartmedical menjelaskan bahwa apa yang dianalisa oleh aplikasi besutannya adalah karakteristik suara, bukan arti harfiah per kata yang keluar dari mulut pengguna.
Namun saya pribadi agak ragu dengan klaim ini. Seperti yang kita tahu, tidak sedikit bahasa daerah di Indonesia yang intonasinya cepat dan nadanya tinggi – Makassar contohnya – sehingga di telinga orang lain terkesan seperti sedang marah-marah, padahal aslinya cuma bercerita biasa.
Mungkin hal ini juga yang menjadi alasan mengapa EmoWatch sejauh ini belum tersedia untuk pasar Indonesia. Terlepas dari itu, Smartmedical telah merilis API teknologi pendeteksi yang dipakai ke para developer agar bisa dimaksimalkan lebih lagi.
Mungkin ada developer lokal yang tertarik mengaplikasikan teknologi serupa pada konsumen tanah air dengan bahasa daerah yang beragam? Silakan mendaftar dan telusuri API-nya.
Sumber: TechCrunch.