Layanan pesan singkat dan telepon gratis Viber merupakan salah satu layanan yang gencar memasuki pasar Indonesia melalui kerjasama dengan beberapa telco untuk mempromosikan layanannya. Baru-baru ini mereka juga meluncurkan aplikasi mereka untuk komputer berbasis Windows dan Mac untuk terus memperluas jaringan penggunanya. DailySocial berkesempatan untuk berbincang dengan Talmon Marco, CEO Viber untuk berdiskusi mengenai kompetisi, produk dan tentunya Indonesia sebagai potensi pasar untuk Viber.
Sebagai salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan mobile yang sangat cepat, Indonesia memang tidak bisa diacuhkan begitu saja oleh perusahaan dengan layanan seperti Viber. Talmon melihat potensi yang luar biasa di pasar mobile Indonesia meskipun sudah ada beberapa layanan serupa seperti Skype, KakaoTalk dan lain-lain yang sudah lebih dulu masuk dan memperkenalkan produknya ke pasar Indonesia. Talmon mengaku mengadopsi frugal marketing untuk mempromosikan layanan Viber ke segala penjuru dunia, mendorong word-of-mouth dan mengandalkan product experience sebagai sarana marketing. Menurut Talmon, produk yang baik akan mempromosikan dirinya sendiri untuk mengakuisisi pengguna baru.
Meskipun strategi zero-marketing ini terbilang sukses, Talmon mengaku sudah saatnya untuk Viber berinvestasi untuk agresi marketing lebih jauh lagi terutama menghadapi persaingan yang kian ketat. Viber sendiri saat ini terus fokus meningkatkan kualitas produknya dan terus mengembangkan produknya untuk berbagai platform yang tersedia. “Kami percaya bahwa Viber lebih unggul dibandingkan pesaing kami dari sisi user experience yang kami tawarkan. Fokus kami ke dapan adalah untuk terus memberikan pengalaman terbaik untuk pengguna kami”, kata Talmon.
Pengguna Viber sendiri tersebar di seluruh dunia, meskipun dari Viber sendiri tidak memfokuskan aktivitas pemasaran di negara tertentu, “Tentu saja kami kuat dan populer di negara-negara tertentu seperti Amerika Serikat, namun hal tersebut dikarenakan kekuatan produk kami yang bersifat global. Kami tidak pernah memfokuskan strategi kami ke negara tertentu”, sahut Talmon.
Berbincang mengenai Indonesia, Talmon mengakui potensi besar yang belum secara maksimal dimanfaatkan oleh Viber: “Indonesia adalah sebuah pasar dimana kami bisa bertumbuh menjadi besar. Kami akan mulai aktif melakukan aktivitas untuk memperkuat posisi kami di Indonesia”. Mengenai penerimaan oleh masyarakat Indonesia, Talmon mengaku penerimaannya “bagus, namun kami selalu bisa membuatnya lebih baik”.
Ke depannya, Talmon berkata bahwa Viber akan mulai sering beraktivitas di Indonesia baik bersama rekanan lokal maupun sendiri. Secara global, Android merupakan platform paling populer untuk Viber, dan di Indonesia sendiri Android juga telah menunjukkan dominasinya untuk pasar smartphone. Agaknya Viber akan memanfaatkan momentum ini untuk mempopulerkan aplikasinya ke masyarakat Indonesia yang haus akan sarana komunikasi gratis.