Sebuah proyektor tidak melulu harus digunakan saat melakukan presentasi. Saat ini, sebuah proyektor kerap dipakai untuk menonton film bak dalam sebuah bioskop dan juga untuk mengajar. Namun, kesulitannya adalah sebuah proyektor harus terhubung dengan sumber data dan juga harus dekat dengan sumber tenaga (baca: steker listrik). Memangnya tidak ada proyektor yang bisa dipasang di mana saja tanpa harus ribet mencari steker listrik?
Tidak sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut . Saat ini, BenQ memiliki sebuah proyektor pintar yang memiliki tenaga baterai. Nama dari proyektor tersebut adalah BenQ GS2. Produk yang satu ini merupakan sebuah proyektor LED mini yang menggunakan sistem operasi Android dan memiliki baterai yang diklaim mampu bertahan hingga 3 jam.
Tidak seperti kebanyakan proyektor, BenQ GS2 ternyata memiliki dimensi yang cukup kecil. Hal tersebut membuatnya mudah untuk dibawa kemana-mana. Termasuk saat ingin menonton video atau belajar bersama sang buah hati. Hal tersebut bisa terlaksana karena sistem operasi Android saat ini memiliki ribuan aplikasi yang siap dipasang.
Untuk spesifikasi dari BenQ GS2 adalah sebagai berikut:
BenQ GS2 | |
SoC | Mediatek MStar MSD648 |
CPU | 4 x Cortex A53 1,46 GHz |
GPU | ARM Mali T-720 |
RAM | 2 GB |
Penyimpanan internal | 8 GB |
Sistem Proyeksi | DLP |
Resolusi | 1280×720 pixel |
Kecerahan | 500 ANSI Lumens |
Rasio Kontras | 100.000:1 |
Lampu | Osram Q8A |
Speaker | 2 x 2 watt |
Konsumsi Daya | Max 65W, Normal 42 W, Eco 30 W |
Dimensi | 139 x 144 x 139 mm |
Berat | 1.6 kg |
WiFi Dongle | 802.11 ac |
Hasil dari CPU-Z adalah sebagai berikut
Menggunakan chipset dari MStar yang merupakan bagian dari Mediatek membuat proyektor ini cukup bertenaga. Spesifikasi seperti ini juga kerap digunakan pada smart TV yang dipasarkan saat ini. Tentunya dengan menggunakan aplikasi yang ada untuk Android TV, proyektor ini akan bebas dari lag.
BenQ juga tidak lupa menyertakan dongle WiFi untuk terhubung dengan internet. Hal ini tentu saja menambah kenikmatan dalam menggunakan BenQ GS2 sebagai bioskop di mana saja. Tinggal melakukan instalasi layanan streaming video, pengguna bisa langsung menonton di layar yang lebar.
Koneksi internet juga dibutuhkan oleh mereka yang sedang melakukan sekolah di rumah dan bekerja di rumah pada saat pandemi seperti saat ini. Karena memiliki sistem operasi Android, membuat proyektor ini bisa ditancapkan sebuah webcam untuk melakukan konferensi web seperti dengan Zoom atau Google Meet.
Bagi para orang tua yang memiliki anak kecil juga bisa langsung terhubung dengan internet untuk langsung mengakses konten hiburan. Misalkan saja sang ibu sedang memasak, menggunakan BenQ GS2 untuk memberikan hiburan melalui aplikasi streaming video kepada anak-anaknya juga akan menyenangkan. Apalagi, pantulan sinar dari proyektor juga cukup aman terhadap mata anak-anak.
Unboxing
Saat membuka paket penjualan dari BenQ GS2, pengguna akan menemukan tas seperti ini.
Didalam tas tersebut, akan ditemukan barang seperti di bawah ini.
Desain Proyektor Portabel BenQ GS2
Saya cukup terkesan dengan paket penjualan dari BenQ GS2. Pasalnya saat membuka paket penjualan tersebut, konsumen akan menemukan sebuah tas cantik yang berisikan proyektor portabel ini. Tasnya sendiri mirip dengan tas kamera yang memberikan perlindungan ekstra dari benturan dan debu.
Tidak seperti kebanyakan proyektor yang menggunakan bahan plastik polikarbonat, BenQ GS2 menggunakan bahan jenis karet. Dengan bahan seperti ini membuat BenQ GS2 tahan terhadap percikan air serta benturan. BenQ sendiri mengklaim bahwa proyektor ini tahan terhadap jatuh dari ketinggian 0,5 meter.
Seperti biasa, sebuah proyektor pasti memiliki tombol kendali pada bagian atasnya. Desain yang dibuat oleh BenQ pada GS2 memang cukup berbeda dibandingkan dengan produk lainnya. Pada bagian atas tersebut akan ditemukan tombol arah, OK, back, home, menu, daya, serta tiga LED indikator baterai.
Pada bagian kanannya ditemukan sebuah penutup pada sisi atasnya. Dibalik penutup tersebut terdapat sebuah port USB khusus untuk WiFi dongle buatan BenQ dengan nama WDR02U, audio 3,5 mm, HDMI, tombol reset, USB-C/Display Port, dan USB 2.0. Semua port ini ditutup agar BenQ GS2 tahan terhadap percikan air.
Di bagian belakangnya terdapat lubang untuk keluar masuk udara serta lubang speaker. Uniknya setelah pemakaian berjam-jam, GS2 tidak menunjukkan gejala panas. Selain itu pada bagian bawahnya terdapat konektor untuk mengisi daya. Konektornya sendiri memiliki magnet sehingga sangat mudah untuk memasang dan mencabutnya.
Dongle BenQ yang datang bersama paket penjualannya, seperti yang sudah disebut di atas, bernama WDR02U. Perangkat USB ini berfungsi untuk memberikan akses WiFi kepada BenQ GS2. WDR02U memiliki teknologi WiFi 5 atau 802.11ac yang mendukung jaringan 2,4 Ghz dan 5 GHz. Selain itu, penggunaan sistem operasi Android juga membuat BenQ GS2 dengan WDR02U menjadi sebuah hotspot internet.
Selain tombol pada bagian atasnya, BenQ GS2 juga datang dengan sebuah remote control. Desain dari remote ini cukup minimalis sehingga tidak terlalu banyak tombol yang ada pada bagian atasnya. Selain tombol yang ada pada bagian atas dari BenQ GS2, terdapat juga tombol fokus yang akan mempertajam gambar dari proyektor ini.
Bagi para pengguna perangkat dengan sistem operasi Android, sepertinya akan lebih mudah mengenali menu pada BenQ GS2. Hal tersebut dikarenakan homescreen dari BenQ GS2 tersedia dalam bentuk icon yang mirip dengan Android. BenQ GS2 memiliki basis sistem operasi Android Marshmallow dengan antar muka buatan BenQ sendiri.
Menonton di mana saja
Terus terang setelah langsung memegang BenQ GS2, saya langsung berpikiran untuk melakukan liburan. Hal tersebut karena sebenarnya saya ingin langsung mencoba menonton streaming video seperti Netflix pada alam terbuka. Sayang memang, masa pandemi seperti ini membuat saya harus berpikir dua kali untuk bepergian.
Untungnya, saya masih memiliki tembok yang cukup luas untuk mencoba BenQ GS2. Namun setelah melihat spesifikasi yang diberikan, ternyata proyektor ini berkarakteristik standard throw dengan rasio 1.3. Hal ini akan membuat projeksinya terlalu kecil saat jarak proyektor terlalu dekat. Dan saat berada pada jarak 3 meter, di situ lah saya merasa seperti memiliki sebuah layar 100 inci.
Setelah melakukan inisiasi pertama yang sangat cepat dan mudah, saya tiba para homescreen-nya. Namun, hal pertama yang saya lakukan adalah melakukan pemasangan dongle WDR02U sehingga bisa tersambung ke internet. Tentunya, hal ini akan membuat saya bisa melakukan download dan instal aplikasi tertentu.
BenQ GS2 tidak memiliki toko aplikasi Google Play. BenQ bekerja sama dengan toko aplikasi open source, Aptoide. Kerjasama Aptoide dengan BenQ menghadirkan toko aplikasi Aptoide TV di dalam GS2. Yap, hal ini membuat aplikasi yang cocok untuk dipasang pada sebuah smartTV bisa diinstalasikan pada BenQ GS2.
Sistem operasi Android yang terpasang pada BenQ GS2 tidak menggunakan Google Framework. Hal tersebut membuat beberapa aplikasi Android tidak dapat dipasang pada proyektor pintar ini. Contohnya saja saya tidak bisa melakukan instalasi Disney+ Hotstar pada GS2, namun tidak ada masalah berarti untuk memasang Netflix yang tidak membutuhkan service Google.
Saya juga memasang sebuah web browser, yaitu Firefox pada BenQ GS2. BenQ GS2 pun menjadi seperti sebuah komputer mini yang mampu menjelajah internet dengan mudah. Namun, saya sangat menyarankan pengguna untuk melakukan instalasi aplikasi BenQ Smart Control pada smartphone, karena melakukan navigasi pada BenQ GS2 akan terasa jauh lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan remote control.
Memasang Firefox memang memberikan sebuah kenyamanan tersendiri bagi saya saat WFH. Pada saat bekerja dan agar tidak terganggu, saya memasang Youtube agar anak-anak dapat menonton video dengan layar besar dan nyaman. Minuman yang ditaruh didekat proyektor ini pun juga tidak membuat saya khawatir karena akan ketumpahan dan rusak. Terakhir, pantulan cahaya dari proyektor ke tembok ini terasa nyaman di mata.
Jika tidak digunakan untuk melakukan proyeksi gambar, ternyata ada satu fitur unik yang ada pada BenQ GS2. Proyektor ini bisa digunakan untuk menjadi sebuah bluetooth speaker. Dengan dua speaker yang ada dibelakangnya, suara yang dikeluarkan juga cukup keras dan mampu terdengar dengan baik pada ruangan sekitar 3×4 meter.
Saya juga penasaran dengan baterai yang digunakan pada BenQ GS2 ini. BenQ menjanjikan bahwa baterainya dapat bertahan selama 3 jam. Saya belum mendapatkan informasi pengujian seperti apa yang dilakukan oleh BenQ pada GS2 ini. Namun, hasil pengujian yang saya dapatkan cukup berbeda.
Saat mencabut kabel charger-nya, BenQ GS2 langsung masuk pada mode battery. Hal ini membuat lampunya langsung masuk ke mode ekonomis. Setting inilah yang saya gunakan. Nyatanya, saya bisa menonton Netflix sepanjang 4 jam 55 menit sampai indikator baterai tinggal 10% menyala setiap kali saya matikan.
Pengujian saya lanjutkan dengan melakukan wireless casting dari smartphone ke BenQ GS2. Tidak ada masalah yang berarti pada saat melakukan pairing antara keduanya. Cukup dengan melakukan panduan yang ada pada homescreen, perangkat Android, iPhone, atau Windows yang digunakan bakal terpancar melalui BenQ GS2.
Melakukan pemasangan aplikasi seperti VLC atau Kodi membuat BenQ GS2 bisa memainkan file dengan codec terbaru yang ada saat ini. Saya bisa menonton semua file MKV dan MP4 h.264 yang saya taruh pada flash disk yang ditancapkan pada port USB dari proyektor pintar ini. Hal ini tentu saja menambah pilihan akses hiburan yang lebih baik lagi.
Satu hal menarik adalah pada saat menonton sebuah video, anak bungsu saya jalan ke depan proyektor dan menutupi pandangan. Ternyata, lampu proyektor ini mati dengan sendirinya. Hal tersebut ternyata fitur yang bernama Auto Blank
(Eye-Protection Sensor) bekerja.
Terakhir, BenQ GS2 juga bisa digunakan seperti sebuah komputer pribadi. Cukup dengan menancapkan USB Hub, saya bisa menggunakan mouse dan keyboard fisik pada BenQ GS2 ini. Sebagai catatan, artikel ini juga saya buat sebagian dengan menggunakan BenQ GS2 yang ditenagai dengan baterai.
Verdict
Perangkat visual untuk bekerja dan hiburan tidak melulu berbentuk sebuah monitor. Bagi mereka yang menginginkan sensasi yang berbeda dan nyaman tentu saja akan memilih perangkat selain TV dan monitor. BenQ menawarkan sebuah kenyamanan di mana konsumen bisa menonton dan bekerja tanpa harus terbentur oleh ruang. Solusi tersebut ada pada proyektor pintar BenQ GS2.
Banyak kenyamanan yang ditawarkan pada proyektor pintar BenQ GS2. Sistem operasi Android yang dipasang mampu dijadikan sebuah komputer mini dan sumber hiburan. Kemampuannya untuk dapat terkoneksi dengan internet membuat saya bisa mengakses ribuan film resmi melalui aplikasi streaming video. Dan yang pasti, pengguna bisa melakukan update OTA agar proyektor pintar ini memiliki fungsi lebih dan terhindar dari bug.
Baterai yang digunakan pada BenQ GS2 membuat semua orang bisa menonton dan bekerja di mana saja dengan layar yang sangat lebar. Dengan bobot yang ringan, tentu saja proyektor pintar ini mudah dibawa ke mana saja. Dimensinya yang kecil juga membuat proyektor portabel mini ini tidak repot saat dibawa-bawa.
Harga dari BenQ GS2 dipatok Rp. 12.900.000 di pasar Indonesia. Proyektor mini pintar ini sudah dilindungi dengan garansi resmi selama 3 tahun, yang meliputi 3 tahun full service ditambah 1 tahun atau 1000 jam untuj lampunya. Untuk ketersediaan barangnya, dapat di cek di BenQ Store Tokopedia. Dan untuk informasi lebih lanjut bisa langsung dilihat pada https://benqurl.biz/33TmLOF
Rangkuman keunggulan proyektor mini BenQ GS2
- Sistem operasi Android
- Daya tahan baterai yang cukup baik
- Bisa dibawa dengan mudah dan nyaman ke mana saja
- Dapat terkoneksi dengan internet
- Proyeksi gambar yang cukup tajam dengan resolusi 1280×720
- Bisa digunakan untuk bekerja dan melihat konten hiburan
- Tahan benturan dan jatuh hingga 0,5 meter
- Tahan terhadap air
Disclosure: Artikel ini didukung oleh BenQ.