Bertujuan sebagai wadah mengumpulkan para Founder startup yang mendapat investasi dari 500 Startups, secara rutin digelar kegiatan networking yang diberi nama fireside dinner chat, dengan koordinator dan moderator acara Managing Partner SEA 500 Startups Khailee Ng.
“Selain bertujuan sebagai ajang networking, kegiatan rutin fireside dinner chat ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk belajar dari Founder startup global yang dihadirkan dan diundang secara khusus oleh 500 Startups,” kata Khailee.
Dalam acara fireside dinner chat yang digelar oleh 500 Startups di Jakarta, Rabu (7/9), dihadirkan secara khusus CEO FreeCharge Kunal Shah yang sukses menjual startup miliknya, Free Charge, kepada Snapdeal senilai $400 juta tahun 2015 lalu.
Untuk memberikan inspirasi dan berbagi pengalaman kepada para Founder lainnya yang turut hadir dalam acara fireside dinner chat tersebut, Kunal menjelaskan tips dan trik yang baiknya diterapkan Founder agar bisa menjalankan bisnis dengan sehat dan sustainable.
Berawal dari ide yang original dan tidak ‘pasaran’
FreeCharge merupakan startup yang didirikan oleh Kunal Shah tahun 2010 silam berbasis di India dan menawarkan pembelian kuota/pulsa untuk pelanggan prabayar dan pascabayar secara online. Kelebihan yang dimiliki oleh Free Charge adalah penawaran kupon atau voucher dari merchant-merchant F&B favorit di India kepada pengguna yang membeli pulsa melalui FreeCharge.
“Di awal berdirinya FreeCharge kami mengalami banyak kendala, mulai dari meyakinkan mitra untuk bekerja sama, operator hingga target pasar untuk mencoba layanan FreeCharge. Kami terus menjalankan bisnis karena yakin dengan ide yang kami miliki,” kata Kunal.
Dengan bisnis model yang terbilang unik dan original, Kunal mampu meyakinkan mitra, pihak operator, hingga pengguna untuk memanfaatkan layanan FreeCharge. Terbukti keberadaan FreeCharge makin eksis sebagai layanan pembelian pulsa secara online.
“Kesuksesan FreeCharge menunjukkan bahwa ide yang masuk akal dan oroginal pastinya akan berhasil dan diterima oleh masyarakat, untuk itu sebelum memutuskan untuk mendirikan startup pastikan ide yang dimiliki memiliki potensi untuk berkembang,” kata Kunal.
Dalam perjalanan bisnisnya, FreeCharge telah mendapatkan pendanaan dari sejumlah investor, di antaranya adalah Tandon Group, Sequoia Capital, Sofina, Ru-Net, Tybourne Capital Management, dan Valiant Capital Management. Kesuksesan Kunal melakukan penggalangan dana termasuk salah satu prestasi terbaik yang pernah dilakukan oleh startup di India.
Hal menarik yang diungkapkan oleh Kunal saat melancarkan kegiatan promosi adalah sepenuhnya dilakukan secara organik, tanpa menggunakan digital ads sepert Facebook atau Google Ads. Mengandalkan rekomendasi dari mulut ke mulut ternyata lebih ampuh dibandingkan dengan menggunakan iklan digital.
“Saya percaya akan kekuatan buzzword dan rekomendasi dari sesama pengguna, hal tersebut lebih efektif dan pastinya langsung mendapatkan impact dibandingkan hanya mengandalkan iklan secara digital,” kata Kunal.
Hal lain yang juga ditegaskan Kunal belajar tentang cara-cara yang telah diterapkannya di FreeCharge adalah pentingnya mendapatkan feedback dari pengguna dan upayakan untuk melakukan riset secara mendalam. Mulai dari mendapatkan survei hingga respon dari target pasar.
“Selain tidak melakukan riset serta mengelola feedback dari pengguna dengan baik, salah satu kegagalan dari startup adalah kebiasaan untuk meng-cloning layanan yang sudah ada sebelumnya. Untuk itu upayakan selalu menjadi original,” kata Kunal.
Cari kandidat pegawai yang tepat
Kunal juga membagikan cara tepat melakukan proses prekerutan startup. Akan menjadi hal yang positif jika startup bisa mendapatkan anggota tim yang tepat, sesuai dengan posisi yang dibutuhkan dan pastinya loyal. Hindari memperkerjakan anggota tim yang tidak sesuai dengan visi dan misi perusahaan dan fokuskan kepada kandidat yang paling sesuai.
“Posisikan dedicated person untuk melakukan pegawai dan pastikan Anda sebagai Founder sudah menerapkan dengan benar seperti apa kandidat yang diinginkan. Jika ingin menjadi perusahaan teknologi yang sukses, pekerjaan karyawan seperlunya jangan terlalu banyak,” kata Kunal.
Skalabilitas dan dedikasi penuh Founder
Sebagai Founder startup Anda bertanggung jawab untuk selalu mengawasi, memonitor serta mencermati semua perkembangan yang ada di startup, khususnya untuk startup baru. Proses di awal berdirinya startup merupakan paling krusial dan selalu untuk menjadi prioritas Founder.
“Yang saya ingat waktu saya mulai mendirikan FreeCharge, saya sering menghabiskan banyak waktu untuk mengembangkan dan memonitor semua jalannya proses. Jangan pernah ragu untuk menghabiskan waktu lebih banyak untuk startup Anda di masa-masa awal,” kata Kunal.
Skalabilitas tentunya merupakan tahap yang akan dilalui oleh startup, ketika waktunya tiba tidak usah terburu-buru untuk melakukan ekspansi, menambah jumlah pegawai, atau melancarkan kegiatan promosi secara masif. Fokus kepada produk dan bagaimana Anda bisa mengembangkan inovasi ke dalam produk yang ada.
Hal tersebut juga berlaku kepada pendanaan. Idealnya saat startup mendapatkan pendanaan dalam tahap lanjutan, bersikaplah lebih low profile dan tetapkan jumlah pendanaan dalam jumlah yang paling sesuai.
“Saya melihat kebanyakan startup di Asia merayakan pendanaan yang baru didapatkan dengan terlalu berlebihan. Mulai dari membangun kantor dengan desain yang super ‘fancy‘ hingga menambah jumlah pegawai yang tidak terlalu dibutuhkan. Hal tersebut tidak perlu dilakukan,” kata Kunal.
Idealnya gunakan semua kucuran dana segar yang baru saja didapatkan untuk keperluan yang lebih penting. Dengan demikian startup Anda bisa tetap survive meskipun saat ini masih berkecukupan dalam hal pendanaan.
“Untuk startup tetap bisa survive pastikan Anda sebagai Founder pintar mengelola uang dan yang paling penting jangan pernah kehabisan uang. Founder yang sukses adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk bertahan” kata Kunal.
Jika pada akhirnya startup tidak mampu untuk bertahan dan menjalankan bisnisnya dengan alasan apa pun, segera buat keputusan untuk menutup startup agar tidak berakhir lebih buruk lagi. Jangan pernah ragu atau merasa malu akan kegagalan yang ada dan jangan menutupi kegagalan tersebut dari pihak terkait seperti investor, stakeholder, hingga anggota tim.
“Di Asia ada stigma takut gagal, jangan pikirkan takut gagal segera lakukan penutupan jika startup Anda tidak sukses, jangan malu ketika usaha mengalami kegagalan,” tutup Kunal.