Peluang transaksi online yang begitu besar memungkinkan berbagai kesempatan bisnis bermunculan. Kali ini menyentuh segmen niche sepatu sneakers yang diklaim tersembunyi potensi besar, lantaran dianggap tidak hanya sebagai pelengkap fesyen saja tapi juga sudah menjadi barang investasi.
Platform lokapasar (marketplace) C2C Beem.id berupaya mengambil kesempatan tersebut dengan meresmikan kehadirannya di Jakarta baru-baru ini. Meski, sebenarnya sudah mulai dirintis sejak tahun lalu oleh CEO Beem.id Dadit Eko Pryadi, bersama penggila sneakers berusia 15 tahun Jiro R. Noor.
“Berangkat dari hobi dan juga kita melihat potensi market online untuk barang-barang modern culture sangat menjanjikan,” terang Dadit kepada DailySocial.
Dadit menerangkan banyak sneakerhead (sebutan penggila sneakers) menjadikan sneakers sebagai barang investasi, bukan lagi pelengkap fesyen sehari-hari. Sebab punya nilai historis yang hanya dibuat dalam jumlah terbatas, atau brand sepatu kolaborasi dengan tokoh tertentu.
Ambil contoh, sepatu “Vans X from Maiden dan Metallica” atau “Nike Worn Air Jordan 12 Flu Game” dan “Air Jordan 3” yang dirilis pada 1988, didesain sendiri oleh desainer sepatu olahraga tersohor Tinker Hatfield.
Alasan ini membuat sneakerhead semakin idealis dan selektif untuk membeli sneakers, mereka menginginkan keasliannya. Kebutuhan inilah yang menurutnya belum disediakan oleh platform e-commerce manapun.
Ditambah lagi, dari pengalaman pribadi Jiro, kebanyakan sepatu incaran tidak ada di Indonesia. Lalu menginspirasinya dengan mendirikan Beem.id untuk menghubungkan penjual dan pembeli dengan cara mudah.
“Tidak hanya soal transaksi yang ingin kami permudah, tapi juga berharap Beem.id menjadi sebuah akses kultur.”
Konsep yang dibawa Beem.id ini sebenarnya sudah cukup tenar di luar negeri, sebut saja ada StockX, Goat, SneakerDon, Kixify, bahkan di Indonesia sudah ada juga KickAvenue dan Tukutu. Kendati demikian, Dadit menegaskan diferensiasinya dibandingkan yang lain adalah kurasi yang ketat sebelum penjual bisa menjual sepatunya.
Proses transaksi di Beem.id dilakukan dengan cara tawar menawar. Ketika penjual sudah me-listing produk, pembeli bisa melakukan penawaran sampai kurun waktu yang ditentukan. Dari situ penjual akan menentukan siapa yang berhak membelinya berdasarkan penawaran mereka.
Akan tetapi, barang tersebut tidak langsung dikirim ke pembeli, melainkan ke pihak Beem.id. Dadit menjelaskan hal ini bertujuan untuk pengecekan keaslian (legit check), konsumen pun lebih terjamin dengan keaslian barangnya. Dari sisi penjual pun sebenarnya ikut dikurasi, tanpa melihat profil apakah toko besar maupun penjual pribadi.
Dadit mengklaim Beem.id telah memiliki lebih dari 10 ribu pengguna terdaftar dan merangkul lebih dari 100 penjual sepatu. Pertumbuhannya rata-rata 30% per bulannya. Ke depannya tidak hanya menyediakan sneakers, perusahaan akan terus mengembangkan produk dan perluas kategori di luar sneakers.
Transaksi jual beli hanya bisa diakomodasi lewat aplikasi Beem.id. Sebagai pembeli, navigasinya cukup mudah apabila ingin mencari produk yang diinginkan. Disediakan pula opsi pembayaran yang bervariasi untuk permudah transaksi. Aplikasi Beem.id sudah tersedia untuk pengguna Android dan iOS.
Dia menyebut saat ini perusahaan sedang mencari pendanaan eksternal untuk kembangkan bisnisnya. Adapun tim Beem.id saat ini berjumlah lebih dari 10 orang.