Dark
Light

Bedah Sistem Kamera Smartphone dan Cara Optimalkan Fitur Canggihnya

8 mins read
July 29, 2024
bedah-sistem-kamera-smartphone-1

Perkembangan teknologi kamera yang tersemat di smartphone, sangatlah menakjubkan. Menurut Anda, apa saja fitur canggih yang terdapat pada sistem kamera smartphone?

Sensor gambar berukuran besar 1 inci? Resolusi kamera tinggi 200MP? Perekam video 8K?

Atau rangkaian fitur pintar berbasis AI dengan pemrosesan gambar canggih?

Disini mari bahas tuntas, seperti apa sistem kamera di smartphone dan cara mengoptimalkan fitur-fitur canggihnya.

Artikel ini adalah bab lanjutan dari panduan belajar mobile photography.

Anda bisa belajar memotret dengan menggunakan kamera smartphone dari nol.

Bedah Konfigurasi Sistem Kamera di Smartphone

Ini adalah konfigurasi sistem kamera belakang di beberapa smartphone flagship terbaru:

Samsung Galaxy S24 Ultra

  • 200 MP, 1/1.3 inci, 24mm (wide)
  • 10 MP, 1/3.52 inci, 67mm (telephoto), 3x optical zoom
  • 50 MP, 1/2.52 inci, 111mm (periscope telephoto), 5x optical zoom
  • 12 MP, 1/2.55 inci, 13mm (ultrawide 120˚)

Apple iPhone 15 Pro Max

  • 48 MP, 1/1.28 inci, 24mm (wide)
  • 12 MP, 1/3.06 inci, 120mm (periscope telephoto), 5x optical zoom
  • 12 MP, 1/2.55 inci, 13mm (ultrawide 120˚)
  • TOF 3D LiDAR scanner (depth)

Xiaomi 14 Ultra

  • 50 MP, tipe 1 inci, 23mm (wide), Leica lenses
  • 50 MP, 1/2.51 inci, 75mm (telephoto), 3.2x optical zoom
  • 50 MP, 1/2.51 inci, 120mm (periscope telephoto), 5x optical zoom
  • 50 MP, 1/2.51 inci, 12mm (ultrawide 122˚)
  • TOF 3D (depth)

OPPO Find X7 Ultra

  • 50 MP, tipe 1 inci, 23mm (wide), Hasselblad Color Calibration
  • 50 MP, 1/1.56 inci, 65mm (periscope telephoto), 2.8x optical zoom
  • 50 MP, 1/2.51 inci, 135mm (periscope telephoto), 6x optical zoom
  • 50 MP, 1/1.95 inci, 14mm (ultrawide 123˚)

vivo X100 Ultra

  • 50 MP, 1/0.98 inci, 23mm (wide), Zeiss optics
  • 200 MP, 1/1.4 inci, 85mm (periscope telephoto), 3.7x optical zoom
  • 50 MP, 1/2.0 inci, 14mm, (ultrawide 116˚)

Bagaimana cukup mengerikan bukan konfigurasi kamera smartphone flagship jaman sekarang?

Bahkan Xiaomi berkolaborasi dengan Leica, OPPO dengan Hasselblad, dan vivo menggandeng Zeiss.

Dari data-data tersebut, mari bedah sistem kamera smartphone lebih detail.

1. Multi-camera dengan Lensa Berbeda

Pertama penggunaan multi-camera, smartphone flagship terbaru paling tidak memiliki tiga unit kamera belakang.

Dipasangkan lensa dengan focal length yang berbeda.

Tiga lensa yang utama adalah wide, ultrawide, dan telephoto.

Beberapa model memiliki dua kamera dengan lensa telephoto, satu dengan desain periskop untuk memberikan kemampuan optical zoom lebih jauh.

Sebagai pelengkap, kadang pabrikan smartphone juga menyematkan kamera dengan lensa macro dan depth sensor.

2. Kamera Utama

Hal yang mengerikan pada sistem kamera smartphone adalah ukuran sensor gambar pada kamera utama.

Saat ini, yang terbesar sudah mengadopsi sensor tipe 1 inci.

Contoh di atas ada Xiaomi 14 Ultra, OPPO Find X7 Ultra, dan vivo X100 Ultra sudah mendekati.

Dalam hal ini, smartphone flagship paling mutakhir Samsung tertinggal dari kompetitornya.

Begitu pula dengan Apple, meskipun seperti yang kita ketahui iPhone tidak terlalu bermain pada angka spesifikasi.

Kenapa ukuran sensor gambar sangat penting?

  • Sensor yang lebih besar dapat menangkap lebih banyak cahaya, menghasilkan gambar dengan detail yang lebih tajam dan lebih sedikit noise.
  • Sensor besar meningkatkan performa kamera dalam kondisi cahaya rendah.
  • Kamera dapat menangkap rentang dinamis yang lebih luas, memungkinkan detail yang lebih baik di area terang dan gelap.
  • Sensor besar dapat menciptakan efek bokeh yang lebih halus dan natural.

3. Kamera Sekunder

Dari tahun ke tahun, kamera sekunder dengan lensa ultrawide masih dianggap perlu tetapi tidak begitu dipentingkan.

Karena kebanyakan sensor gambar yang digunakan berukuran lebih kecil, sehingga kualitas gambarnya tidak optimal.

Padahal lensa ultrawide tidak hanya menyediakan sudut pandang yang jauh lebih lebar, tetapi dapat memberikan efek perspektif yang dramatis.

Nah yang menjadi tren saat ini adalah lensa telephoto yang menjadi standar baru di smartphone kelas atas.

Bahkan beberapa model dibekali dengan dua lensa telephoto.

Satu dengan lensa focal length pendek yang biasanya ditujukan untuk foto portrait dengan padat dan bokeh yang pekat.

Satunya lagi dengan desain periskop dengan lensa focal length panjang untuk kemampuan optical zoom yang lebih jauh.

Contoh di atas, Samsung Galaxy S24 Ultra, Apple iPhone 15 Pro Max, dan Xiaomi 14 Ultra menawarkan fitur 5x optical zoom.

Sementara, OPPO Find X7 Ultra memimpin dengan 6x optical zoom.

Anda dapat mengabadikan momen jauh dengan detail seperti saat nonton konser, acara olahraga, observasi alam, arsitektur, dan sebagainya.

Kelemahan Sistem Kamera Smartphone

Saat ini, salah satu kelemahan terbesar pada sistem kamera smartphone ialah sensor gambar yang digunakan untuk tiap-tiap lensa berbeda kualitasnya.

Hal ini membuat kualitas gambar pada kamera utama dan sekunder sangat timpang.

Mau tidak mau, kita harus bertumpu pada kamera utama dengan lensa wide untuk mendapatkan hasil yang paling optimal.

Gunakan kamera sekunder untuk menambah variasi shot dan mewujudkan ide-ide kreatif.

Selain masalah teknis seperti keterbatasan ruang di smartphone yang dituntut tampil dengan bodi tipis.

Saya yakin juga karena meningkatnya biaya produksi.

Namun setidaknya kita tahu masih ada ruang begitu besar dalam perkembangan kamera smartphone ke depannya.

Fitur Canggih di Kamera Smartphone

Fitur-Canggih-di-Kamera-Smartphone
Kamera Samsung Galaxy S24 Ultra | Foto Samsung

Setelah memahami konfigurasi yang terdapat pada sistem kamera smartphone, sekarang mari bahas beberapa fitur canggih yang perlu diperhatikan terutama ketika membeli smartphone baru.

Mulai dari resolusi kamera, OIS, mode Pro dengan format Raw, hingga kemampuan perekam videonya.

1. Resolusi Kamera

Coba cek smartphone Anda, berapa resolusi kamera utamanya?

Apakah 48MP, 50MP, 64MP, 108MP, atau bahkan sampai 200MP.

Namun kenapa secara default hasil fotonya tetap beresolusi 12MP atau 16MP saja setelah pixel binning?

Ambil contoh kamera utama Samsung Galaxy S24 Ultra:

  • 200MP (tanpa pixel binning) dengan ukuran piksel 0.64µm
  • 50MP (pixel binning 4-in-1) dengan piksel 1.28µm
  • 12.5MP (pixel binning 16-in-1) dengan piksel 2.56µm

Ya, pixel binning adalah teknik yang sangat penting dalam sistem kamera smartphone.

Pixel binning adalah proses menggabungkan data dari beberapa piksel berdekatan dalam sensor kamera.

Hasilnya adalah “superpixel” yang berukuran lebih besar dan memiliki kemampuan menangkap cahaya yang lebih baik.

Sangat bermanfaat dalam kondisi cahaya rendah atau malam hari, karena dapat mengurangi noise.

Namun bukan berarti resolusi tinggi tidak penting.

Semakin banyak megapiksel (MP), kamera akan mampu menangkap detail yang lebih halus dan semakin jernih gambar yang dihasilkan.

Masalahnya ialah sensor kamera dengan resolusi tinggi cenderung memiliki ukuran piksel yang lebih kecil.

Pixel binning memungkinkan manufaktur mengembangkan sensor beresolusi tinggi yang tetap bisa menangani pengambilan gambar di kondisi kurang cahaya.

Jadi, meskipun memiliki resolusi tinggi hanya optimal di kondisi cahaya melimpah.

Hasil foto sehari-hari yang diambil dalam kondisi dinamis termasuk cahaya rendah tetap optimal berkat pixel binning.

Maka penting bagi produsen smartphone memberi edukasi.

Bukan hanya menyodorkan mentah-mentah tingginya megapiksel, tetapi juga pentingnya ukuran sensor gambar dan piksel itu sendiri.

2. Optical Image Stabilization (OIS)

Pastikan smartphone Anda memiliki fitur Optical Image Stabilization (OIS), terutama pada lensa wide dan telephoto. Kenapa?

OIS adalah teknologi yang dirancang untuk mengurangi efek guncangan atau getaran pada kamera saat mengambil foto dan video.

Biasanya menggunakan komponen mekanis di dalam lensa, OIS secara aktif mengkompensasi gerakan tangan yang tidak terkendali, sehingga hasil akhir yang didapatkan jauh lebih stabil dan tajam.

Mengapa OIS Penting?

– Foto Lebih Tajam

OIS sangat efektif dalam mengurangi blur yang sering terjadi akibat gerakan tangan yang tidak stabil.

Terutama saat mengambil foto dalam kondisi cahaya rendah atau saat menggunakan zoom.

Dengan foto yang lebih tajam, Anda bisa melihat detail-detail kecil yang mungkin terlewatkan jika gambar buram.

– Video Lebih Stabil

Bagi para kreator, baik itu videografer, YouTuber, atau kreator video pendek di media sosial yang mengandalkan kamera smartphone untuk memproduksi konten.

OIS pada kamera smartphone adalah fitur yang tidak bisa ditawar karena memberikan fleksibilitas dalam proses kreatif.

OIS dapat membantu mengurangi guncangan saat merekam video, baik sambil bergerak atau dalam kondisi statis secara handheld.

Hal ini dapat membuat gerakan dalam video terlihat lebih halus dan profesional, meningkatkan kualitas visual secara signifikan.

– Optimalkan Night Mode

OIS juga berperan penting dalam meningkatkan performa kamera smartphone dalam kondisi cahaya rendah.

Terutama untuk mengurangi blur atau goyangan gambar, saat menggunakan Night Mode dengan shutter speed yang lebih lambat.

Karena tanpa bantuan tripod, bahkan ketika memegang smartphone sestabil mungkin, tangan kita pasti sedikit bergetar ketika menggunakan shutter speed lambat.

OIS bekerja dengan menggerakkan elemen lensa kecil untuk melawan gerakan kamera yang tidak disengaja.

Shutter shutter yang lambat memungkinkan lebih banyak cahaya masuk ke sensor, sehingga menghasilkan gambar yang lebih terang, detail, dan lebih sedikit noise.

– Optical Zoom Lebih Optimal

Fitur optical zoom di kamera smartphone telah menjadi bagian penting.

Selain berapa jauh kemampuan zoom yang ditawarkan, ukuran sensor gambar, pastikan kamera dengan lensa telephoto sudah dilengkapi OIS.

Saat menggunakan fitur zoom 2x hingga 5x, sedikit guncangan tangan akan sangat terasa dan bisa membuat gambar menjadi buram.

OIS membantu mengurangi efek ini, sehingga Anda bisa menggunakan zoom dengan lebih leluasa tanpa khawatir hasil akhir akan terpengaruh.

3. Mode Pro dengan Format Raw

Mode foto auto pada kamera smartphone sudah lebih pintar, berkat pemrosesan gambar yang jauh lebih canggih dan dukungan AI.

Namun mode Pro pada aplikasi kamera, masih sangat penting terutama bagi fotografer dan para kreator konten.

Karena mode Pro memberikan fleksibilitas dan kontrol yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mode otomatis.

Ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan berbagai pengaturan kamera secara manual, sehingga hasil akhir foto atau video bisa disesuaikan dengan visi kreatif mereka.

Berikut beberapa fitur utama mode Pro:

  • Shutter Speed: Mengatur lamanya sensor kamera menangkap cahaya. Ini memungkinkan Anda menciptakan efek blur pada objek bergerak atau membekukan gerakan.
  • ISO: Mengukur sensitivitas sensor terhadap cahaya. ISO terendah untuk kualitas gambar yang optimal dan ISO tinggi berguna dalam kondisi minim cahaya, tetapi juga dapat meningkatkan noise pada gambar.
  • White Balance: Menyesuaikan keseimbangan warna dalam foto, agar warna terlihat lebih natural.
  • Manual Focus: Memungkinkan Anda memilih titik fokus secara manual, sehingga Anda bisa mengontrol bagian mana dari gambar yang ingin Anda tajamkan.
  • Format Raw: Menyimpan data mentah dari sensor kamera tanpa kompresi. Ini berarti Anda memiliki fleksibilitas yang jauh lebih besar saat mengedit foto.

Mengapa format Raw penting pada mode Pro?

Dengan format Raw, Anda bisa melakukan koreksi eksposur, white balance, dan warna secara lebih bebas tanpa kehilangan kualitas gambar,

Format Raw juga memungkinkan untuk mendapatkan hasil akhir yang lebih berkualitas, terutama pada kondisi pencahayaan yang sulit.

Itulah beberapa fitur penting yang ditwarkan oleh mode Pro pada kamera smartphone.

Ini alat yang sangat berharga bagi fotografer dan kreator yang ingin memiliki kendali penuh atas hasil karya mereka.

Dengan memahaminya, kita bisa menghasilkan foto dan video dengan kualitas paling optimal atau sesuai dengan visi kreatif Anda.

Kemampuan Perekam Video

Kemampuan-Perekam-Video
Perekam Video Samsung Galaxy S24 Ultra | Foto Samsung

Terakhir, namun tak kalah penting.

Kita akan membahas tentang kemampuan perekam video di kamera smartphone.

Banyak smartphone flagship dengan chipset terbaru sudah mampu merekam video hingga resolusi 8K pada 24fps atau 30fps.

Serta, video 4K pada frame rate 60fps bahkan sampai 120fps.

Sementara, di kelas menengah biasanya mampu merekam 4K 30fps dan 1080p hingga 60fps.

Namun perlu diketahui, kualitas standar video yang beredar saat ini masih 1080p 30fps.

Jadi, apakah kemampuan perekam video di smartphone terbilang berlebihan?

Di tangan pengguna biasa, memang sangat berlebihan.

Namun bagi videografer dan konten kreator, itu sangat penting. Mari bahas.

1. Kelebihan Resolusi 8K dan 4K

1080p memiliki resolusi 1920×1080 piksel, sedangkan 8K memiliki resolusi 7680×4320 piksel.

Ini berarti 8K memiliki sekitar 4 kali lebih banyak piksel secara horizontal dan vertikal dibandingkan 1080p.

Apa artinya lebih banyak piksel?

Detail yang lebih tajam, terutama jika dilihat dari jarak dekat atau pada layar yang sangat besar.

Jika Anda seorang kreator konten, resolusi 8K memberikan ruang yang lebih besar untuk melakukan crop, zoom, atau perubahan komposisi tanpa kehilangan kualitas gambar.

Kelemahan video 8K adalah penggunaan memori yang sangat besar.

Pasti berguna untuk skenario tertentu, namun untuk fleksibilitas dan efisiensi dalam produksi konten harian, pengambilan video 4K dianggap cukup dengan lebar dua kali dari 1080p.

2. Frame Rate Tinggi

Standar minimum video saat ini memiliki resolusi 1080p dengan frame rate 30fps.

Lalu, apa gunanya kita merekam video pada resolusi dan frame rate lebih tinggi seperti 4K 60fps?

Kalau resolusi tinggi memberikan fleksibilitas crop, zoom, atau perubahan komposisi tanpa mengurangi kualitas gambar.

Frame rate tinggi 60fps memungkinkan memperlambat video hingga 50 persen.

Berguna untuk mendapatkan gerakan video yang lebih halus dan memperpanjang durasi suatu adegan.

Merekam video 30 detik pada 60fps, sama dengan memiliki 60 detik pada 30fps.

Namun saat merekam, tuntutan cahaya yang dibutuhkan juga lebih banyak.

Jadi, idealnya digunakan pada kondisi cahaya yang melimpah.

Selain itu, karena sensor gambar smartphone yang kecil, untuk video dengan frame rate 120fps hasilnya masih kurang optimal.

Verdict

Setelah membaca artikel ini, saya harap Anda bisa memahami sistem kamera di smartphone dengan lebih baik.

Sehingga bisa mengoptimalkan rangkaian fitur-fitur canggih yang ditawarkan, termasuk resolusi tinggi pada foto dan video.

Dari tahun ke tahun, teknologi kamera smartphone terus berkembang secara signifikan.

Baik dari segi ukuran sensor gambar pada kamera utama, dukungan berbagai lensa, pemrosesan gambar yang jauh lebih canggih, hingga dobrakan algoritme berbasis AI yang kompleks guna mengatasi keterbatasan yang terdapat di kamera smartphone.

Namun setelah dibedah, kita juga mengetahui bahwa ternyata masih banyak kekurangan.

Setidaknya ada ruang besar untuk perkembangan kamera smartphone dalam beberapa tahun ke depan.

Jangan lupa, simak juga materi pembelajaran mobile photography dari nol yang dapat berguna terutama bagi yang ingin menjadi kreator konten atau mereka yang ingin terjun di industri kreatif.

Previous Story

Xiaomi TV A Pro 2025 Series Resmi Dirilis, Perbarui Pengalaman Hiburan Premium

Next Story

OpenAI Umumkan SearchGPT, Mesin Pencarian Berbasis AI

Latest from Blog

Don't Miss

Perbandingan Xiaomi 14T dan Xiaomi 14T Pro

Jangan Salah Pilih, Ini Perbandingan Xiaomi 14T dan Xiaomi 14T Pro Terbaru dengan Kamera Leica

Xiaomi Indonesia kembali mencuri perhatian para penggemar fotografi mobile dengan
Di-Bawah-3-Juta,-Pilih-Tecno-Pova-6-Atau-Xiaomi-Redmi-Note-13-5G

Di Bawah 3 Juta, Pilih Tecno Pova 6 Atau Xiaomi Redmi Note 13 5G?

Bingung memilih smartphone baru karena budget terbatas? Jangan khawatir, karena