Melakukan promosi dan pengenalan produk maupun layanan yang dimiliki oleh sebuah startup bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang populer dewasa ini adalah penggunaan media sosial yang populer dan mengemasnya menjadi sebuah skema pemasaran yang menarik. Vine, layanan media sosial berbasis video yang berdurasi maksimal enam detik bisa menjadi alternatif metode yang bisa digunakan.
Penggunaan Vine sendiri belum sebanyak media sosial yang lain, bahkan masih kurang populer jika dibandingkan Instagram yang juga memiliki fitur berbagi video. Ya, pembatasan durasi video selama 6 detik mungkin jadi sebagian besar alasannya. Mashable sudah membuat sebuah artikel bagaimana sebuah startup dapat menggunakan Vine, baik untuk promosi produk dan layanan yang dimilikinya atau mencari insight atau masukan dari para pengguna.
Menurut saya, setidaknya ada empat hal yang bisa diperoleh oleh para penggiat startup di Indonesia melalui Vine:
- Sebagai media promosi dan demo sebuah produk atau layanan.Ini adalah hal utama yang dapat dilakukan oleh para penggiat startup dengan Vine. Menggabungkan video promosi dan demo layanan menjadikan pengguna memiliki gambaran lebih bagamana sebuah produk atau layanan dari startups tersebut. Kita ambil contoh eFishery. Startup yang menyediakan layanan pemberi makan ikan otomatis ini bisa memberikan demo yang sekaligus menjadi sarana promosi untuk para petani ikan bagaimana layanannya dapat menjadi solusi bagi mereka. Terlebih pangsa pakar mereka adalah para petani ikan yang mungkin kurang dekat dengan gadget ataupun Internet. Setidaknya para calon pengguna dapat memiliki gambaran yang jelas tentang layanan yang diminatinya.
- Mencari insight atau feedback dari pengguna.Menghadirkan fitur, produk ataupun layanan baru disamping meneruskan layanan yang telah ada pastilah diperlukan riset. Kira-kira fitur atau layanan apa yang dapat dihadirkan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Semisal e-commerce busana muslim bisa saja merancang beberapa busana model baru yang belum ada di pasaran lalu membuatnya menjadi sebuah video di Vine dan melihat bagaimana reaksi pasar atau target pelanggan yang dituju. Dengan langkah ini setidaknya membantu mengurangi startup menciptakan sebuah produk atau layanan yang kurang diminati dimana biaya yang dikeluarkan akan percuma dan ujung-ujungnya merugi.
- Memberikan fakta ataupun fitur tersembunyi seputar produk atau layanannya.Situs ataupun aplikasi mobile yang dimiliki para startup tak semuanya dapat memberikan pengalaman pengguna yang sama, khususnya di Indonesia. Tak jarang pengguna justru bingung dan mengurungkan niatnya untuk mencoba produk atau sebuah layanan tertentu karena bingung dengan UI yang disajikan. Menghadirkan fakta singkat berupa fitur tersembunyi yang mempercepat proses layanan sebuah startup pastilah sangat membantu bagi para pengguna atau calon pengguna, misalnya cara cepat memesan sebuah barang dari e-commerce dengan shortcut tertentu.
- Merangsang minat masyarakat bekerja di sebuah startup atau bahkan membuat startup baru.Meski belakangan ini banyak sekali startups baru di Indonesia terlebih dengan adanya program-program inkubasi yang digelar namun minat untuk mendirikan atau memulai sebuah startups masih terbilang minim. Dengan menggunakan Vine, para penggiat dalam startups tersebut bisa saja membuat video mengenai keseruan aktivitas yang dilakoni seperti yang ada pada artikel Mashable di atas. Tak hanya itu, startup yang bekerja di co-working space bisa saja menunjukkan keuntungan bekerja di sana dengan kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang baru dan memperoleh jaringan koneksi yang lebih luas. Hal ini juga dapat menghapus stigma negatif masyarakat mengenai bekerja di sebuah startup yang dianggap belum sebagai pekerjaan formal seperti layaknya karyawan di sebuah perusahaan ternama.
Menggunakan Vine sendiri memang tak mudah. Diperlukan kreativitas dan ide yang matang agar pesan yang ingin disampaikan dapat dimuat dalam sebuah video berdurasi 6 detik, namun tak ada salahnya mencoba bukan?
[Ilustrasi foto: Shutterstock]