Di Indonesia bisnis e-commerce merupakan salah satu bisnis digital yang tumbuh subur. Tidak hanya konsumennya tetapi juga persaingannya. Persaingannya terus tumbuh dan semakin ketat dari tahun ke tahun. Tidak banyak yang akhirnya terpaksa menutup layanan atau pivot ke sektor niche atau layanan yang lain.
Untuk menghindari kegagalan, berikut ini beberapa faktor atau alasan yang menyebabkan sebuah bisnis e-commerce gulung tikar.
Kualitas gambar dan deskripsi produk
Inti dari proses jual beli secara online adalah kepercayaan, sebelum itu untuk membangun kepercayaan butuh yang namanya kejelasan. Permasalahan gambar dan deskripsi produk mungkin dianggap sepele tetapi bagi pembeli itu bisa berpengaruh. Gambar yang bagus di situs e-commerce itu bisa dikatakan setara dengan display yang ada di toko offline. Sebagai sebuah etalase.
Ribetnya kontak informasi
Sebagai sebuah bisnis yang berlandaskan kepercayaan bisnis e-commerce wajib menyediakan kontak informasi. Ini penting untuk mengakomodir para pembeli atau penjual yang membutuhkan informasi atau pun pihak lain yang ingin mengajukan tawaran kerja sama. Ketiadaan kontak untuk mendapatkan informasi bisa menghilangkan respek pengguna dan ujungnya akan ditinggalkan pengguna.
Proses checkout yang berbelit
konsep dasar dari hadirnya layanan e-commerce adalah kemudahan, dalam bentuk apa pun. Itu mengapa jika kita melihat inovasi layanan e-commerce di Indonesia semuanya mengarah ke kemudahan, terutama yang berkaitan dengan proses transaksi. Baik itu metode pembayaran maupun checkout. Jadi bukan menjadi rahasia umum jika berbelitnya proses checkout bisa mempengaruhi pengalaman pengguna dan memberikan kesan negatif.
Menetapkan harga dan target pengguna yang salah
Mengetahui pasar dan pengguna adalah langkah awal sebelum sebuah bisnis benar-benar menjalankan bisnisnya. Dari banyaknya kegagalan dalam bisnis dua hal tersebut sering muncul sebagai alasannya. Untuk segmen e-commerce dua alasan tersebut termasuk di dalamnya, ditambah kesalahan dalam menetapkan harga. Sekali lagi terdengar sepele, tetapi memang sangat berpengaruh, terlebih jika harus bersaing dengan harga-harga kompetitor.
Adopsi ke ranah mobile
Teknologi digital berkembang ke arah mobile. Beranjak dari layar besar ke layar yang lebih kecil. Perkembangan ini yang harus di sesuaikan oleh bisnis e-commerce. Kecenderungan orang menggunakan perangkat mobile untuk berbelanja harus diantisipasi dengan jemput bola, menghadirkan aplikasi mobile. Jika tidak, risikonya jelas ditinggalkan pengguna.