Sekelompok orang dari agensi Bartle Bogle Hegarty (BBH) Asia Pasific, baru-baru ini meluncurkan kampanye melawan perdagangan manusia (trafficking) di LinkedIn. Kampanye yang bernama TrickedIn tersebut, membuat sebuah akun LinkedIn berdasarkan kisah nyata yang dialami oleh korban perdagangan manusia.
Akun tersebut bernama Kim Diya, menceritakan tentang perjalanan karir seorang wanita asal Filipina yang sebelumnya bekerja sebagai pelayan restoran di Manila. Kemudian karena dijanjikan akan bekerja di Singapura sebagai penyanyi, Kim Diya dibawa ke Singapura. Ternyata, di Singapura, Kim Diya hanya dipekerjakan di sebuah bar dalam bisnis prostitusi.
Tujuan dari kampanye ini adalah untuk menarik sebanyak mungkin akun profesional untuk terhubung dengan akun Kim Diya, sehingga cerita ini tersebar dan timbul kesadaran publik tentang adanya bahaya perdagangan manusia. Hanya beberapa jam sejak akun ini muncul, sekitar 150 akun telah terhubung dengan Kim Diya dan sekurangnya 300 akun LinkedIn terdaftar telah melihat profil Kim Diya termasuk mendapat liputan jurnalis dari Hongkong, Singapura dan Denmark.
Sayangnya, akun Kim Diya ini kemudian di-ban oleh LinkedIn, sepertinya karena dianggap akun palsu. Karenanya, kampanye TrickedIn sekarang sedang mengajak orang untuk memohon kepada Reid Hoffman, co-founder LinkedIn, untuk membuka kembali akun Kim Diya sehingga Kim Diya bisa kembali membantu menyadarkan orang-orang tentang ancaman perdagangan manusia melalui LinkedIn.
Tertarik membantu kampanye ini? Kunjungi halaman blog TrickedIn dan kirimkan sebuah permintaan kepada Reid Hoffman. Situs kampanye TrickedIn juga dapat dikunjungi di halaman ini.