Menurut data yang didapat oleh Google, 1 persen dari total pencarian Google – kita bicara dalam angka jutaan-berkaitan dengan gejala penyakit. Tapi alih-alih mendapatkan jawaban yang tepat, kebanyakan dari pencari mendapati informasi yang berlebihan dan cenderung menimbulkan kecemasan. Google ingin mengeliminasi kebingungan dan kecemasan yang ditimbulkan dengan melakukan rombakan baru pada aplikasinya.
Google berencana menghadirkan fitur pencarian gejala penyakit yang lebih pintar ke aplikasi Android dan iOS miliknya dengan cara mengombinasikan jutaan kondisi kesehatan yang disebutkan dalam pencarian, dan mencocokannya dengan informasi medis yang dikumpulkan dari dokter melalui Knowledge Graph mereka. Tak main-main, Google telah menggandeng tim dokter medis untuk memeriksa kembali informasi gejala penyakit dan juga ahli dari Harvard Medical School serta Mayo Clinic untuk mengevaluasi informasi gejala yang paling tepat untuk masing-masing diagnosa penyakit.
Fitur baru ini dijadwalkan rilis dalam beberapa minggu ke depan untuk kawasan Amerika Serikat terlebih dahulu. Setelah digulirkan, aplikasi pencarian Google di smartphone akan menampilkan kondisi terkait untuk membantu merincikan apa yang dirasakan oleh pencari.
Contoh, ketika pengguna mengetikkan gejala penyakit “sakit kepala sebelah”, aplikasi akan memberikan beberapa kemungkinan diagnosa antara lain migrain, tensi, sinusitis dan demam biasa. Dan jika ditanya soal “sakit kepala” secara spesifik, maka aplikasi akan menampilkan deskripsi yang lebih lengkap termasuk pengobatan yang bisa dilakukan sendiri serta rekomendasi untuk mengunjungi dokter.
Sumber berita Googleblog.