Kemarin (20/4) Bank Indonesia bekerja sama dengan pemerintah pusat, daerah, dan desa dalam menginisiasi program Desa Digital. Tujuan dari program ini adalah untuk mendukung pemanfaatan dana desa secara optimal demi mendorong pembangunan desa dan daerah tertinggal. Akan ada lima lokasi tingkat Kabupaten yang menjadi pilot project program, yaitu Cirebon, Mentawai, Gunung Kidul, Lombok Timur, dan Raja Ampat.
Program Desa Digital dari Bank Indonesia (BI) ini sebenarnya merupakan bagian dari implementasi Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) dan keuangan inklusif melalui Layanan Keuangan Digital (LKD). BI ingin lewat program ini dana desa dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong pembangunan desa dan daerah tertinggal, khususnya dalam memfasilitasi akses kepada layanan keuangan.
Dikutip dari pemberitaan BI, “Dalam program Desa Digital tersebut, Bank Indonesia berperan memfasilitasi tersedianya agen Layanan Keuangan Digital (LKD) untuk memberikan kemudahaan transaksi pembayaran dalam pemanfaatan dana desa, pelatihan Training of Trainer, serta edukasi pemanfaatan LKD dan transaksi non-tunai di Desa.”
Inisiasi dari program Desa Digital ini sendiri rencananya akan diimplementasikan di lima lokasi tingkat Kabupaten, yaitu Cirebon, Mentawai, Gunung Kidul, Lombok Timur, dan Raja Ampat. Sebagai kick off, Desa Sindangjawa, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dipilih menjadi desa pilot project pertama pada Rabu kemarin.
Di samping dukungan pemerintah setempat, BI juga mendapat dukungan dari Telkomsel. Peran Telkomsel di sini adalah membantu memfasilitasi tersedianya jaringan stabil untuk penggunaan mesin EDC dalam transaksi non-tunai nanti.
Bagi aparatur desa, program ini diharapkan dapat memberi kemudahan dari sisi biaya dan waktu serta meningkatkan keamanan dan transaksi proses penarikan dana desa melalui otentifikasi penarikan dana berjenjang yang jejak transaksinya dapat terekam.
Bagi masyarakat desa, program Desa Digital ini diharapkan dapat membuka peluang untuk terhubung dengan layanan keuangan dalam memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari. BI berharap, dengan terbiasa menggunakan layanan non-tunai, peningkatan keuangan inklusif dapat tercapai.