Bersama dengan Kementerian Pariwisata, perusahaan teknologi asal Tiongkok Baidu kembali melanjutkan kemitraan strategis dengan meluncurkan dua aplikasi tambahan, Baidu Maps dan Qunar. Diharapkan dua aplikasi ini dapat mendongkrak target pemerintah yang ingin mendatangkan 2 juta wisatawan Tiongkok ke Indonesia pada tahun ini.
Dua aplikasi tambahan ini nantinya bakal melengkapi produk Baidu lainnya, di antaranya Baidu Search Engine, Display Ads, dan Baidu Travel. Seluruh produk tersebut diklaim sangat efektif dalam mengedukasi masyarakat Tiongkok tentang destinasi andalan Indonesia, seperti Bali, Lombok, Banyuwangi, Jogja-Solo-Semarang, Manado, dan Labuan Bajo.
Baidu Maps adalah peta digital yang menawarkan tampilan citra satelit, peta jalan, dan peta dalam ruang. Selain itu, Baidu Maps juga menyediakan rekomendasi akan beragam jenis transportasi terbaik yang dapat dipertimbangkan wisatawan dalam mencapai destinasi tujuan.
Diklaim saat ini pengguna aktif Baidu Maps mencapai 300 juta orang per bulannya, memiliki cakupan point of interest (POI) global sebanyak 140 juta dan mengelola permintaan lokasi sebanyak 72 miliar per harinya. Aplikasi ini dapat diunduh untuk pengguna Android dan iOS.
Sementara itu, Qunar adalah aplikasi perjalanan wisata nomor satu di Tiongkok dengan 4,5 juta pengunjung aktif harian. Dengan mengakses Qunar, wisatawan yang ingin berwisata di Indonesia dapat memperoleh informasi akurat tentang penerbangan domestik dan internasional, paket liburan, hingga informasi lainnya.
Qunar sendiri merupakan perusahaan mobile dan online travel platform (OTP) yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Baidu.
“Setelah peluncuran di Indonesia, kami akan meluncurkan Baidu Maps di negara-negara Asia Pasifik lainnya. Pada peluncuran pertama di Indonesia, akan tersedia 1.000 POI mencakup Jakarta dan Bali. Angka tersebut akan terus dikembangkan, termasuk 10 destinasi utama lainnya yang menjadi prioritas Kemenpar,” terang Business Director Baidu Indonesia Ken Tao, Kamis (4/5).
Dia melanjutkan, “Pendekatan OTP yang menjadi fokus kerja sama ini juga sangat strategis untuk diterapkan karena mayoritas wisatawan Tiongkok berusia di bawah 45 tahun dan 68% dari mereka menjadikan informasi berbasis internet sebagai salah satu referensi utama dalam menentukan destinasi wisata.”
Mengenai komitmennya dalam mendukung pariwisata Indonesia dan bisnis secara keseluruhan, Ken mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk meningkatkan nilai investasinya pada tahun ini hingga dua kali lipat dari jumlah investasi di tahun sebelumnya sebesar US$5 juta.
Capai target
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan kerja sama yang dilakukan dengan Baidu pada tahun lalu menunjukkan hasil yang impresif. Dengan pendekatan online, berhasil mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok sampai 27,3% atau senilai 1,14 juta orang, khusus Bali meningkat hingga 43,4%.
Akses informasi terkait pariwisata Indonesia yang terpublikasi di berbagai perjalanan wisata maupun di Baidu Travel, dalam waktu singkat mampu menarik minat lebih dari 320 ribu pembaca dengan impresi di atas 1 juta.
Pencarian destinasi dengan kata kunci “Bali Island” juga meningkat sebesar 45% dan kata kunci “Indo Travel” juga meningkat jadi 11%.
“Zaman sekarang kalau strategi pemasarannya tidak pakai digital, ya rugi,” terang Arief.
Dia menuturkan, “Lewat kerja sama dengan Baidu, saya rasa jadi faktor utama yang mendongrak tercapainya target kunjungan wisatawan Tiongkok jadi 1,14 juta. Tahun ini kami targetkan angkanya meningkatnya jadi 2 juta wisatawan.”
Sebelumnya, pemerintah menargetkan terima kunjungan 2 juta wisatawan Tiongkok pada tahun ini dan 10 juta kunjungan di 2019.