Dark
Light

Bahaso Coba Konten Edukasi Baru di Luar Kategori Bahasa (UPDATED)

1 min read
January 15, 2019
Bahaso menargetkan bisa menjangkau kawasan rural di Indonesia dengan konten-konten pembelajaran non-bahasa
Bahaso menargetkan bisa menjangkau kawasan rural di Indonesia dengan konten-konten pembelajaran non-bahasa

Terkenal sebagai layanan pembelajaran online, Bahaso menjalani tahun 2018 dengan cukup baik. Selain mengalami pertumbuhan pengguna, Bahaso juga menjajaki sejumlah kerja sama strategis dan meluncurkan beberapa fitur untuk terus menyempurnakan sistem mereka.

Di 2018 Bahaso mengklaim sudah memiliki 500.000 pengguna. Setelah lulus dari program akselerasi Indigo, yang juga memberikan mereka pendanaan, Bahaso terus mendapatkan pengguna baru, termasuk klien dari korporasi dan pemerintahan, seperti Moratelindo dan Kominfo, melalui program Bakti.

Melalui program Bakti ini, Bahaso terjun lanjut ke daerah terdepan, terluar, terbelakang (T3) bersama dengan Pustekom untuk memberikan pembelajaran Bahasa Inggris sesuai standar.

“Jadi ini program Bakti memberikan pelatihan gratis untuk guru-guru dan murid di daerah T3. Bahaso sebagai pemilik lisensi yang dibeli oleh pihak Bakti juga menyediakan tim untuk narasumber untuk pelatihan pemakaian platform Bahasa Inggris Bahaso,” terang CEO Bahaso Allana Abdullah.

Bahaso juga menambahkan sejumlah fitur di sepanjang tahun 2018. Antara lain adalah fitur offline mode, IELTS & TOEFL Preparation, corporate dashboard, dan Bahasa Mandarin (beta).

Terkait pendanaan, tahun lalu Bahaso hampir mendapatkan investor baru, namun karena disebutkan adanya perbedaan visi di tengah proses negosiasi, kesepakatannya urung terjadi. Di tahun 2019 ini Bahaso, ujar Allana, tengah mencari investor strategis dengan visi yang sesuai.

Allana lebih jauh menjelaskan, di tahun 2018 Bahaso mengalami beberapa tantangan, di antaranya kurangnya pengetahuan mengenai e-learning di Indonesia dan pengetahuan tentang platform-nya itu sendiri. Oleh karena itu perusahaan berupaya untuk terus mengenalkan Bahaso di masyarakat umum.

Kendati masih bermasalah dengan pengetahuan mengenai sistem pembelajaran online, Allana cukup optimis dengan pertumbuhan minta pengguna di Indonesia. Mengingat infrastruktur yang membaik dan generasi yang semakin dekat dengan internet.

“Untuk sekarang menurut saya masyarakat Indonesia belum 100% percaya dengan keberhasilan belajar online. Tetapi untuk generasi sekarang sudah meningkat. Dengan program-program pemerintah yang sangat mendukung pendidikan dan juga infrastruktur internet, itu sangat membantu. Indonesia top 5 buyer untuk mobile learning dan top 8 untuk e-learning growth (25%),” ujar Allana optimis pada pertumbuhan industri e-learning di Indonesia.

Menapaki tahun 2019 ini, Bahaso sudah menyiapkan sejumlah rencana untuk terus tumbuh. Salah satu rencananya adalah menjajaki segmen edukasi online di luar bahasa. Belum jelas kategori atau segmen apa yang diambil.

“Di 2019 Bahaso akan menjajaki edukasi online di luar bahasa. Target Bahaso satu tahun ke depan adalah memberikan standardized education to rural areas dan meningkatkan kualitas sumber daya melalui online learning and certification,” jelas Allana.

Update: CEO Bahaso Allana Abdullah mengonfirmasi soal penggalangan dana tahun lalu yang belum rampung dan kini mereka mencari investor strategis baru yang memiliki visi sesuai.

Application Information Will Show Up Here
Previous Story

Kia Pamerkan AI yang Dapat Mengadaptasikan Suasana Kabin Mobil Berdasarkan Mood Penumpang

TrueMoney bekerja sama dengan marketplace Pergiumroh untuk penjualan paket perjalanan umroh lewat 16 ribu agen toko TrueMoney yang tersebar di Indonesia
Next Story

TrueMoney Bidik Penambahan 20 Ribu Agen Toko Tahun Ini

Latest from Blog

Don't Miss

WIR Group dan Bahaso

WIR Group dan Bahaso Jalin Kolaborasi Metaverse Pertama

Seiring dengan perkembangan ekosistem metaverse di Indonesia, kini semakin banyak

Gelar Pameran Teknologi Edukasi, Organisasi SEAMOLEC Tanda Tangan MOU dengan MODA

Salah satu fokus yang ingin dicapai pada pameran Smart City