Apple, Microsoft, Facebook, Zappos: Apa kesamaan dari perusahaan-perusahaan tersebut? Semuanya perusahaan besar yang berasal dari startup dengan company culture yang luar biasa kuat. Apa sebenarnya company culture ini? Bagaimana sebuah company culture bisa bermanfaat untuk startup dan seberapa pentingkah? DailySocial berbincang dengan Ryu Kawano dari Veritrans Indonesia mengenai company culture.
Terbilang langka, belum banyak startup di Indonesia yang memiliki company culture yang kuat, contoh yang memiliki company culture yang kuat adalah Tokopedia dan Veritrans Indonesia. Keduanya merupakan startup dimana anggota timnya terlihat sangat solid dan memiliki tujuan yang sama sebagai organisasi. Menurut Ryu, company culture pada dasarnya adalah keterbukaan informasi perusahaan terhadap semua anggotanya. “Intinya adalah open communication untuk semua anggota terlepas dari struktur organisasi”, sahut Ryu, “namun yang lebih penting lagi adalah membuka informasi progress perusahaan kepada anggota tim”, sahut Ryu menekankan pada kata “progress“.
Adalah sebuah fakta bahwa dengan menginformasikan kemajuan (progress) perusahaan kepada anggota tim, akan meningkatkan motivasi dan dengan demikian juga meningkatkan produktivitas anggota tim. Ryu menilai hal ini merupakan hal yang luar biasa penting untuk sebuah perusahaan untuk bisa mempertahankan talenta yang bagus, ” Saya mempekerjakan tim yang high-skilled yang bisa dengan mudah pindah ke perusahaan lain. Saya harus menerapkan open-communication karena jika anda tidak terbuka mengenai apa yang terjadi dalam perusahaan maka talenta bagus akan meninggalkan perusahaan”.
Hal ini sangat penting terutama untuk startup yang membutuhkan talenta high-skill namun dengan segala keterbatasannya harus bisa mempertahankan talenta yang berbakat untuk tetap di dalam perusahaan dengan satu visi dan satu misi. Hal ini, menurut Ryu, hanya bisa dicapai dengan keterbukaan informasi perusahaan dan tentu saja pendekatan yang lebih intensif dan konsisten.
“Saya mengadakan sesi one-on-one tiap bulan dengan tiap anggota tim, tidak hanya sebagai sarana untuk menampung feedback dari dan untuk perusahaan, namun juga sebagai tempat untuk karyawan mengadu dan mengemukakan pendapat”, papar Ryu yang saat ini memimpin hampir 28 orang di bawah Veritrans Indonesia. “Bagi startup teknologi, aset paling penting merupakan talenta dan sumber daya manusia”, sahutnya.
Selain open-communication, Ryu juga mengedepankan sebuah kultur yang memtolerir kesalahan yang terjadi dalam perusahaannya. Mungkin terdengar agak janggal, namun konsep embracing-mistakes ini merupakan salah satu alasan mengapa Silicon Valley terbentuk.
“Saya mengijinkan mereka untuk berbuat kesalahan, kegagalan merupakan hal yang mutlak terutama untuk startups. Saya sendiri berkali-kali melakukan kesalahan, namun yang penting adalah saya tidak melakukan kesalahan yang sama dua kali. Hal ini yang saya tekankan ke tim Veritrans. Ketika anda melakukan kesalahan, gali sedalam-dalamnya untuk mencari akar masalah, dan cari solusi bersama agar masalah tersebut tidak terulang kembali”, jelas Ryu.
Berbuat kesalahan adalah manusiawi, namun pencarian solusi masalah agar tidak terulangi di masa depan juga tidak kalah pentingnya. Ryu benar-benar serius untuk mendorong anggota timnya melakukan riset lengkap untuk mencari alasan dibalik kegagalan dan juga memfasilitasi anggota tim untuk keluar dengan solusi, “Saya memfasilitasi mereka untuk berinisiatif”, sahutnya.
Bersinggungan dengan company culture, saya sempat menyinggung soal isu remote-worker yang beberapa waktu lalu ramai di bahas berkaitan dengan Yahoo! yang baru-baru ini melarang karyawannya bekerja dari rumah.
Ryu berpendapat bahwa masalah bekerja dari rumah tergantung dari tahapan dimana perusahaan itu berada. Untuk perusahaan yang baru berkembang, dimana banyak dibutuhkan komunikasi intensif dalam pengembangan produk dan aktivitas produk terjadi secara konstan, maka bekerja secara remote mungkin tidak menjadi pilihan yang tepat. Namun jika perusahaan anda dalam tahap dimana aktivitas produk lebih kecil maka bekerja secara remote bukan pilihan yang buruk.
Saat ini Veritrans membawahi puluhan karyawan, dan bahkan tim engineering-nya bisa dibilang salah satu yang terbaik dengan pengalaman bekerja di Yahoo! Indonesia, Koprol, Multiply dan perusahaan besar lainnya.