Kasus kematian yang diduga akibat penggunaan charger palsu kembali terjadi, seorang perempuan di Australia dikabarkan meninggal dunia dengan luka bakar di telinga dan dada karena penggunaan charger USB untuk telepon palsu. Saat ditemukan korban yang bernama Sheryl Aldeguer sedang memakai headphone dan memegang laptopnya.
Kejadian serupa juga pernah terjadi di Tiongkok, di mana seorang perempuan meninggal dunia karena tersengat listrik saat sedang menelpon menggunakan iPhone yang tersambung ke charger pihak ketiga. Pasca kejadian tersebut Apple langsung membuat himbauan untuk tidak menggunakan aksesor charger tanpa sertifikat. Ada banyak kasus serupa yang juga terjadi di belahan negara lain kendati tidak mengakibatkan hilangnya nyawa pengguna.
Kasus terakhir (yang di Australia) mendapatkan perhatian serius dari pihak berwenang dalam hal ini adalah New South Wales Department of Fair Trading yang mengutus tim untuk turun ke toko-toko aksesoris mobile khususnya di Sidney kemudian menarik sejumlah perangkat USB charger, travel adaptor dan power board.
Info Menarik: [Rumor] Perangkat Baru Nokia Lumia dan Perangkat Windows Phone dari Lenovo Siap Rilis
Produk-produk yang ditarik disebut tidak melewati prosedur pemeriksaan keamanan dan tidak memiliki standar pemerintah Australia. Komponen plastik perangkat ini biasanya dari kualitas plastik yang rendah yang tidak memenuhi standar dan dapat meleleh.
Buntut dari insiden ini produsen dan distributor akan menghadapi tuntutan dengan ancaman kurungan selama dua tahun, dan departemen terkait juga memastikan denda sebesar AU$87,500 untuk perorangan dan AU$875,000 untuk perusahaan.
Insiden in tentunya jadi pelajaran untuk siapapun, tidak hanya bagi penduduk Australia tetapi termasuk kita di Indonesia. Apalagi konsumen kita dikenal dengan tradisinya yang menyukai barang-barang murah.
Sumber berita Ubergizmo dan The Sydney Morning Herald. Gambar header ilustrasi charger via Shutterstock.