Asus Indonesia kembali mendatangkan dua laptop gaming baru, yakni ROG Strix G15 Advantage Edition dan ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition. Meski sama-sama masuk kategori laptop gaming, keduanya memiliki target pasar yang berbeda.
Untuk ROG Strix G15 Advantage Edition, tipe konsumen yang diincar adalah yang mengutamakan performa tanpa kompromi. Sementara untuk ROG Zephyrus G14 AW SE, target pasarnya adalah kreator konten, khususnya mereka yang berfokus di bidang musik.
Spesifikasi Asus ROG Strix G15 Advantage Edition
ROG Strix G15 Advantage Edition mengemas prosesor AMD Ryzen 9 5900HX (8-core, 16-thread) dan GPU AMD Radeon RX 6800M 12 GB GDDR6. Ya, ini adalah laptop ROG pertama yang ditenagai oleh prosesor sekaligus kartu grafis bikinan AMD. Asus bahkan tidak segan menandai kolaborasi tersebut dengan membubuhkan tulisan “IIIR” (ROG, Ryzen, Radeon) dengan aksen warna merah di bodi laptop.
Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 2 x 8 GB, SSD NVMe 1 TB, dan baterai berkapasitas 90 Wh. Layarnya menggunakan panel IPS 15,6 inci dengan resolusi QHD (2560 x 1440 pixel), refresh rate 165 Hz, dan color gamut 100% DCI-P3.
Semua itu dikemas dalam bodi yang ukurannya 7% lebih ringkas ketimbang seri Strix G keluaran tahun 2020. Ukuran layarnya sama persis, tapi dimensinya menciut, sebab rasio layar ke bodinya memang naik menjadi 85%. Laptop ini mempunyai bagian paling tebal 2,72 cm, sedangkan bobotnya berada di kisaran 2,4 kg.
AMD Advantage Edition
Embel-embel “Advantage Edition” di laptop ini mengacu pada design framework baru yang AMD tetapkan. Dijuluki AMD Advantage Edition, ada tiga premis utama yang diangkat: “Amplified Performance”, “Premium Displays”, dan “Built to Game”. Anggap saja AMD Advantage Edition ini seperti Intel Evo, tapi yang dikhususkan untuk kategori laptop gaming.
Dalam acara virtual yang dihelat oleh Asus Indonesia via Zoom, Armawati Cen selaku Business Development Manager AMD menjelaskan secara merinci syarat-syarat apa saja yang harus produsen laptop penuhi agar bisa mendapatkan sertifikasi AMD Advantage Edition ini. “Amplified Performance” mengacu pada penggunaan prosesor Ryzen dan kartu grafis Radeon generasi terbaru.
Kombinasi tersebut penting untuk mewujudkan fitur bernama AMD SmartShift, yang memungkinkan penyesuaian alokasi daya ke CPU dan GPU berdasarkan skenario penggunaan. Jadi semisal pengguna sedang sibuk mengedit video atau kegiatan-kegiatan kreasi konten lainnya, perangkat bakal mengutamakan alokasi daya ke CPU. Sebaliknya, ketika sedang bermain game, yang diutamakan adalah GPU. Hasil akhirnya adalah peningkatan performa sampai sebesar 10%.
Selanjutnya ada fitur AMD Smart Access Memory, yang memungkinkan CPU untuk mengakses penuh VRAM milik GPU. Kebetulan RX 6800M memang mengusung kapasitas VRAM yang amat berlimpah di angka 12 GB.
Beralih ke premis yang kedua, yakni “Premium Displays”, syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: jenis panel IPS atau OLED, refresh rate minimum 144 Hz di resolusi 1080p, mendukung AMD FreeSync Premium, tingkat kecerahan minimum 300 nit, color gamut 100% SRGB atau 72% NTSC.
Terakhir, “Built to Game” merujuk pada tiga hal: penggunaan SSD NVMe, suhu kurang dari 40° C di area keyboard selama sesi gaming berlangsung, dan daya tahan baterai 10 jam ke atas saat dipakai menonton video.
Pembahasan soal suhu ini menarik, dan Asus pun sama sekali tidak menganggap remeh. Pasalnya, seperti yang kita tahu, performa gahar CPU dan GPU tidak akan ada artinya kalau tidak diimbangi oleh sistem pendingin yang optimal. Di ROG Strix G15 Advantage Edition, sistem pendinginnya mengandalkan vapor chamber ketimbang heat pipe, memungkinkan pembuangan panas yang lebih merata dari semua komponen, bukan cuma dari CPU dan GPU-nya saja.
Desain kipasnya juga telah diperbarui demi meminimalkan turbulensi. Jadi walaupun kecepatan putarannya (RPM) sama dengan model kipas yang lama, aliran udaranya bisa ditingkatkan hingga 17% untuk CPU, dan 20% untuk GPU. Di saat yang sama, suara yang dihasilkan oleh kipasnya justru lebih sedikit lebih senyap.
Asus juga tidak lupa menyelipkan sensor infra-merah di bawah tombol “K” untuk memonitor suhu keyboard secara konstan, sehingga pada akhirnya laptop bisa menyesuaikan distribusi daya dan kinerja sistem pendinginnya secara otomatis. Ingat, AMD mensyaratkan suhu kurang dari 40° C di area keyboard, dan ini dalam posisi laptop-nya sedang menjalankan game, bukan idle.
Mengenai baterai, hasil pengujian internal Asus menunjukkan bahwa ketika dipakai menonton video secara terus-menerus, laptop ini mampu bertahan sampai 12 jam sebelum akhirnya kehabisan daya. Paket penjualannya turut mencakup charger USB-PD dengan output 100 W, jadi pengisian dari 0% – 50% di laptop ini hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit saja.
Spesifikasi dan fitur Asus ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition
Sesuai namanya, ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition ini merupakan hasil kolaborasi Asus bersama DJ blasteran Inggris-Norwegia, Alan Walker. Sebagai model edisi terbatas, desainnya sengaja dibuat berbeda dari Zephyrus G14 versi standar. Deretan LED AniMe Matrix yang terdapat di cover laptop tidak lagi menyala dalam warna putih, melainkan warna biru khas Alan Walker (Spectre Blue).
Saat dibuka, pengguna juga akan berjumpa dengan perpaduan aksen warna yang cukup menarik. Lalu khusus pada tombol “A” dan “W” di keyboard, label tulisannya sudah digantikan oleh logo Alan Walker. Melalui laptop ini, Asus pada dasarnya ingin menunjukkan bahwa brand ROG tak lagi menyasar kalangan gamer saja, tapi juga segmen lifestyle.
Perihal dapur pacu, ROG Zephyrus G14 AW SE mengandalkan prosesor AMD Ryzen 9 5900HS. Sama-sama 8-core dan 16-thread seperti 5900HX tadi, tapi dengan clock speed dan TDP (thermal design power) yang lebih rendah, sehingga lebih irit daya. Untuk kartu grafisnya, Asus memercayakan pada Nvidia GeForce RTX 3050 Ti 4 GB GDDR6. Perlu diingat sekali lagi, laptop ini lebih ditujukan kepada para kreator konten ketimbang gamer.
ROG Zephyrus G14 AW SE hadir membawa RAM 8 GB (plus satu slot SO-DIMM ekstra), SSD NVMe 1 TB, dan baterai 76 Wh. Untuk layarnya, laptop ini duduk satu level lebih tinggi berkat panel IPS 14 inci yang memiliki resolusi 1440p dan refresh rate 120 Hz, sementara Zephyrus G14 standar hanya mengemas resolusi 1080p pada semua variannya.
Layar ini juga memiliki color gamut 100% DCI-P3 sekaligus sertifikasi Pantone Validated, semakin memperkuat posisinya sebagai laptop untuk kreasi konten. Sebagai bagian dari keluarga Zephyrus, portabilitas tentu menjadi kunci. Laptop ini tercatat memiliki tebal bodi 1,99 cm, sementara bobotnya berada di kisaran 1,7 kg.
Namun bagian yang paling mencuri perhatian dari laptop ini justru adalah packaging-nya. Saat membuka boksnya, konsumen bakal menjumpai ROG Zephyrus G14 AW SE dalam sebuah kotak akrilik. Pada permukaan atas kotaknya, tampak grafik yang sepintas kelihatan seperti kombinasi tombol. Benar saja, gambar-gambar kotak, lingkaran, dan segitiga tersebut dicetak menggunakan tinta konduktif, sehingga semuanya bisa berperan sebagai panel sentuh kapasitif.
Jadi dengan menghubungkan kotak ini ke laptop via kabel USB-C, pengguna bisa memperlakukannya bak sebuah mixer DJ, menyentuh tombol-tombolnya untuk menciptakan berbagai efek audio (dan visual) di software bawaan bernama ROG Remix. Jadi tanpa bantuan satu pun alat tambahan, pengguna laptop ini sudah bisa menciptakan musik sendiri.
Harga dan ketersediaan
Di Indonesia, Asus saat ini telah memasarkan ROG Strix G15 Advantage Edition (G513QY) dengan harga resmi Rp33.999.000, sementara ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition dijual seharga Rp30.999.000.
Khusus ROG Zephyrus G14 AW SE, paket penjualannya turut mencakup aksesori eksklusif seperti ROG x Alan Walker Baseball Cap, ROG x Alan Walker Socks, dan juga lisensi premium JOOX selama satu tahun (kuota terbatas).