Lagonda ialah merek mobil mewah yang menjadi milik Aston Martin sejak tahun 1947. Di pertengahan 70-an, brand ini difokuskan pada penyediaan model-model sedan empat pintu, sehingga Aston Martin bisa berkonsentrasi menciptakan varian sport. Tapi bahkan facelift yang diimplementasikan di Series 4 (1987) belum cukup memberinya daya saing di hadapan kompetitor.
Hampir tiga dekade setelah momen tersebut, Aston Martin menyingkap wacana buat menghidupkan kembali Lagonda. Di Geneva Auto Show 2018, sang perusahaan otomotif Inggris itu memamerkan inkarnasi futuristis dari Lagonda, menamainya Vision Concept. Mobil ini dirancang untuk meneruskan visi Lagonda: menyuguhkan desain mewah plus interior lapang, dikombinasikan dengan konsep kendaraan masa depan.
“Lagonda dirancang untuk menjadi brand mewah nol emisi pertama didunia, sebuah evolusi dari satu merek otomotif terkenal, turut mengadopsi kecanggihan teknologi penggerak bebas polusi serta sistem kemudi otonom,” tulis Aston Martin. “Misi kami sederhana: untuk menantang standar kendaraan mewah, membangunnya dengan tangan, demi memuaskan segmen konsumen yang paling menuntut.”
Dari luar, Vision Concept terlihat seperti mobil yang ada di cerita-cerita fiksi ilmiah. Tubuhnya mengusung desain streamline, dimaksudkan demi meminimalkan resistensi udara. Grille depan, lekukan pada bingkai, penggunaan headlight tipis dan sayap kamera yang menggantikan peran kaca spion menegaskan kesan futuristisnya. Sudut penglihatan pengemudi dan penumpang juga luas bekat menyatunya windshield dan atap, ditambah kaca samping memanjang.
Walaupun penampilannya terlihat ‘tajam’ dan pendek khas mobil sport, tugas Lagonda Vision Concept bukanlah untuk melesat secepat-cepatnya di arena pacu. Misi utamanya adalah menghidangkan kenyamanan kelas satu buat para penumpang. Absennya pilar B serta penggunaan struktur ‘suicide‘ di pintu belakang memudahkan orang keluar masuk, lalu di dalam, Anda disajikan ruang kabin yang lapang.
Lagonda Vision Concept nantinya akan dibekali sistem otonom empat level. Itu berarti, ia sanggup beroperasi tanpa bantuan manusia, juga dapat menempuh segala kondisi jalan. Fungsi driverless bisa diaktifkan dengan menekan satu tombol, dan selanjutnya, setir segera dimasukkan ke dashboard. Hebatnya lagi, area kemudi juga bisa dipindahkan dari kanan ke kiri atau sebaliknya, menghemat waktu dan ongkos ketika kendaraan dipasarkan di wilayah berbeda.
Aston Martin masih belum mengungkap detail spesifikasi Vision Concept. Mereka hanya bilang bahwa mobil ini seluruhnya digerakkan oleh motor listrik tanpa bensin setetes pun. Belum diketahui seberapa cepat ia dapat melesat serta jarak tempuh maksimalnya.
Mengingat bahwa Lagonda Vision adalah mobil konsep, jangan terlalu berharap ia mengaspal dalam waktu dekat. Bahkan jika teknologi otonomnya sudah betul-betul matang, kita belum bisa memperkirakan reaksi pengelola jalan terhadap kendaraan driverless.