Geliat e-commerce Indonesia yang masih belum surut merupakan imbas dari besarnya potensi pasar Indonesia yang masih belum digarap optimal. Peluang ini membuat banyak pemain-pemain baru di sektor e-commerce bermunculan. Salah satunya adalah startup Indonesia bernama Asports yang memilih untuk fokus sebagai e-commerce di bidang olahraga.
Asports dan Erlangga Negara
ASports lahir pada Oktober 2015 silam dari tangan Erlangga Negara yang memiliki riwayat karier dekat dengan dunia e-commerce. Sebelum memulai Asports, Erlangga sendiri sudah bersentuhan dengan dunia e-commerce lewat Mitre Indonesia yang hadir di 2011. Mitre sendiri merupakan salah satu merek olahraga paling tua di dunia yang berdiri sejak tahun 1817 di Inggris.
Di tahun 2015 Mitre mengakuisisi merek Lotto yang sudah lebih dikenal oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Dari sini lah Erlangga menginisiasi lahirnya Asports dengan tujuan untuk menghemat resource, biaya, dan juga agar lebih fokus dalam pengelolaan.
“Awalnya Asports Indonesia hanya untuk melayani produk Mitre dan Lotto saja, namun seiring dengan perkembangan akhirnya saya coba untuk memperluas dengan membuka kerja sama dengan beberapa pemilik brand sport apparel lainnya. Dengan fokus hanya pada produk sports, saya yakin web ini akan jadi destinasi untuk belanja perlengkapan olahraga,” jelas Erlangga.
Erlangga menambahkan, “Visi saya ke depan adalah bagaimana memberikan kemudahan untuk masyarakat Indonesia dalam mendapatkan produk-produk olahraga dari Sabang sampai Merauke. Saya fokus Asports akan menjual semua produk dari semua cabang olahraga, dan saya yakin nantinya web ini akan super lengkap dan banyak kemudahan yang didapat untuk konsumen.
Hidup dari perputaran transaksi dan profit yang terjadi setiap bulan
Sebagai pemain baru, Asports saat ini masih berada dalam tahap bootstrap dengan Erlangga yang berperan sebagai angel investor. Selain suntikan dana pribadi, Asports juga mencoba bertahan di tengah-tengah ganasnya industri e-commerce lewat perputaran transaksi dan profit yang terjadi tiap bulannya. Tahun ini Erlangga berencana untuk bisa mendapatkan suntikan dana.
“Belum [ada investor], saat ini saya masih sebagai angel investor untuk bisnis ini, kami hidup dari perputaran transaksi dan profit yang terjadi setiap bulannya. Saya [juga] sedang siapkan proposal untuk pitching ke beberapa Investor nantinya, [semoga] bisa dapat tahun ini,” ujarnya.
Fokus utama dari model bisnis Asports sendiri saat ini adalah pesanan retail business to costumer (B2C). Selain itu ada juga program afiliasi yang memberikan keuntungan lebih pada anggotanya. Asports mengklaim bahwa saat ini sudah ada 200 anggota yang tergabung dalam program afiliasi ini.
Satu hal yang menarik dan diklaim menjadi diferensiasi Asports dengan layanan serupa adalah pelayanan untuk pesanan custom produk olahraga yang dijual. Beberapa produk yang dapa dipesan secara custom di antaranya adalah bola, jersey, tas, dan sepatu.
Erlangga mengatakan, “Ada beberapa perusahaan yang melakukan pesanan ke tempat kami. Rata-rata […] mereka menginginkan produk yang custom. Untungnya kami bisa melayani pesanan custom tersebut dengan beberapa asset yang dimiliki oleh rekanan bisnis saya.”
“Kami menyediakan pesanan custom […] seperti costum bola, custom jersey, custom tas, custom sepatu, dan lainnya,” tambah Erlangga.
Fokus dan rencana Asports di tahun 2016
Di tahun 2016 ini, Erlangga menyebutkan setidaknya ada empat poin yang akan menjadi fokus mereka. Poin pertama yaitu, memperbanyak kategori produk. Kedua, mencari investor untuk mendanai bisnis. Ketiga, perbaikan internal dari sisi SDM hingga operasional. Terakhir, memfokuskan layanan untuk pelanggan, karyawan, dan investor.
Bila bicara mengenai persaingan, Erlangga juga tak memungkiri di kondisi seperti sekarang ini menjalankan bisnis e-commerce tidak akan mudah. Apalagi bila melihat ada banyak pemain e-commerce raksasa dengan dana pemasaran yang juga besar. Tapi, Erlangga optimis bila Asports dapat mempertahankan konsistensi dan fokus maka Asports akan bisa bertahan.
Selain itu, Erlangga juga menilai untuk kompetisi secara langsung di kategori online store bidang olahraga masih belum banyak yang mendekati konsep Asports.
“Saya tahu, kondisi saat ini memang tidak mudah menjalankan e-commerce apalagi dengan banyaknya ecommerce raksasa dengan budget marketing yang besar, mereka pasti lebih cepat sekali well known dari pada Asports. Tapi dengan konsistensi dan fokus pada customer, saya yakin web ini akan tetap survive dan berkembang,” kata Erlangga.
Secara langsung, Asports yang berada di bawah payung PT Erra Global Niaga dan membidik masyarakat kelas A, B, dan C yang berada di rentang usia 20-50 ini, akan berhadapan dengan SportDeca dan juga PlanetSport yang terlebih dahulu meramaikan pasar e-commerce olahraga di Indonesia.