Pelaku asuransi yang diwakili Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyoroti tiga isu utama yang dinilai menghambat laju inovasi untuk InsurTech di Indonesia. Isu tersebut dinilai paling krusial, sehingga membutuhkan koordinasi dari banyak pihak untuk menyelesaikannya.
Wakil Ketua Bidang Hubungan Internasional AAUI Christian Winandi menerangkan tiga isu yang ia maksud adalah ketentuan mengenai polis harus dicetak bentuk fisik, belum adanya keabsahan mengenai tanda tangan digital untuk KYC, dan penggunaan materai.
“Tiga isu ini biasanya selalu jadi perdebatan antara orang bidang hukum di asuransi dengan orang marketing. OJK sebenarnya sudah sadar dengan isu ini, makanya mereka masih kaji karena banyak pihak yang bakal dilibatkan. Misalnya untuk pakai materai itu sebenarnya ditangani oleh Departemen Keuangan,” kata Christian dalam diskusi panel “InsurTech: The Digital Future of Insurance”, Jumat (10/8).
Masih digunakannya dokumen fisik dalam setiap pembelian polis asuransi, menurutnya kurang sejalan dengan perkembangan teknologi yang berkembang saat ini. Padahal, dari 82 anggota AAUI sekitar 50%-60% diantaranya sudah mulai mengarah ke insurtech, dimulai dari pengembangan distribusi lewat kanal digital.
Saat ini beberapa pemain memang sudah mengembangkan sesuatu yang sifatnya sederhana, seperti memanfaatkan media sosial dan penyegaran situs yang lebih menarik calon pemegang polis.
“Kalau sudah begini, makanya perlu diselesaikan regulasi-regulasi yang dinilai masih menghambat. InsurTech menjadi peluang yang menarik agar penetrasi asuransi bisa terus meningkat.”
Menurut catatan Dewan Asuransi Indonesia (DAI), hanya 1,7% dari 260 juta masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi per 2015. Padahal pemasaran lewat kanal digital seperti aplikasi dan email meningkat 110% sepanjang 2013-2016.
Dengan kata lain, InsurTech menjadi sesuatu yang menggiurkan untuk digali para pemain asuransi konvensional. Terlebih ini adalah cara yang tepat untuk menggaet pemegang polis baru dari kalangan millenial.
“Saya jamin lima tahun lagi, asuransi pasti (memasarkan produk) lewat digital,” tandas CEO CT Corp Dony Oskaria yang turut hadir dalam sesi tersebut.