Data perkiraan terbaru eMarketer menyimpulkan bahwa Asia Pasifik akan menjadi kawasan dengan penjualan B2C (Business-to-Consumer) melalui E-Commerce yang terbesar di dunia mulai tahun 2014. Asia Pasifik yang didukung oleh pertumbuhan pesat e-commerce di sejumlah negara berkembang bakal mengalahkan kawasan Amerika Utara mulai tahun ini. Selisih besaran penjualan ritel secara online antara Asia Pasifik dan Amerika Utara bakalan semakin menjauh dan menjadi lebih dari 60% di tahun 2017.
Menurut data eMarketer, di tahun 2013 lalu penjualan B2C secara online di Amerika Utara mencapai $431 miliar, sedangkan di Asia Pasifik mencapai $383,9 miliar. Tahun ini diperkirakan angkanya mencapai $525,2 miliar untuk Asia Pasifik dan $482,6 miliar untuk Amerika Utara. Secara total penjualan B2C secara online akan mencapai $1,5 triliun di tahun 2014 ini. eMarketer memprediksikan penjualan ritel di Asia Pasifik bakal menembus angka psikologi $1 triliun di tahun 2017.
Ledakan pertumbuhan penjualan ritel secara online tak lepas dari popularitasnya di tiga negara Asia dengan penduduk terbesar, yaitu Cina, Indonesia, dan India. Hingga tahun 2013, pertumbuhan penjualan B2C secara online di Cina dan Indonesia mencapai angka lebih dari 70%. Cina bahkan diperkirakan bakal mengalahkan Amerika Serikat sebagai negara dengan konsumsi B2C secara online terbesar di dunia di tahun 2016. Tahun ini Cina akan menguasai 6 dari 10 dollar yang dikonsumsikan oleh masyarakat di kawasan Asia Pasifik.
Meskipun angka pertumbuhan penjualannya ke depan makin moderat, keduanya tetap memimpin pertumbuhan penjualan ritel online secara global. Sementara itu penjualan ritel di India, meskipun lebih moderat, tetap berada di jajaran tiga besar. Penjualan B2C di negara ini didominasi (sekitar 70%) oleh penjualan tiket secara digital, mengingat begitu banyaknya warga India yang bermukim dan memiliki sanak saudara di luar negaranya.
Konsumsi ritel secara online di Indonesia sendiri menurut studi eMarketer telah membukukan angka $1,8 miliar di tahun 2013 dan diperkirakan bakal meningkat menjadi $2,6 miliar sepanjang tahun 2014.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]