Dark
Light

Asia Open Data Hackathon Indonesia Hadirkan Inovasi Lokal di Bidang Seni dan Budaya

1 min read
August 19, 2016

Asia Open Data Hackathon Indonesia baru saja bergulir. Setelah sebelumnya dimulai sejak awal Juli, saat ini tim terbaik dan juara telah berhasil terpilih. Hackathon pengembangan aplikasi web dan mobile ini dilaksanakan sebagai bentuk inisiatif digital humanities untuk konteks seni dan budaya, karena diyakini dengan pendekatan digital dan penerapan data terbuka, kelestarian seni budaya akan lebih terawat.

Inisiatif yang diusung oleh komunitas Data Science Indonesia ini berhasil mengumpulkan 33 tim terdaftar. Setelah tahapan seleksi, 5 tim terbaik memasuki babak final yang diselenggarakan pada 14 Agustus kemarin. Lima tim terbaik berasal dari beberapa kota, di antaranya Lampung, Jakarta, Bandung, Manado, dan Gorontalo. Acara Hackathon ini sendiri tidak hanya menantang para pengembang di Indonesia, karena juga diadakan untuk peserta dari negara Taiwan dan Thailand dengan tema dan tantangan yang berbeda untuk masing-masing negara.

Dari lima tim terbaik yang memasuki babak final, tim asal Bandung Radya Playground terpilih menjadi Juara 1 dengan kategori Invincible Hacker dan berhak membawa pulang hadiah senilai $850. Dan juara 2 sebagai Best Hacker diraih oleh Tim Hello World, mereka berhak membawa pulang hadiah senilai $550. Kedua tim tersebut juga akan diberangkatkan ke Thailand untuk mengikuti Asia Pacific Open Data Summit 2016.

Tim Radya Playground mengembangkan sebuah Smart Museum Management Platform bernama “MORESA”, yang dapat digunakan oleh Dinas Pariwisata & Budaya untuk mengelola aset dan penawaran terkait aktivitas museum. Sedangkan tim Hello World melombakan “SIBUDI”, sebuah sistem informasi berbasis incentive crowdsourcing yang mempermudah masyarakat untuk mengakses dan memasukkan data terkait dengan objek-objek seni budaya Indonesia.

Seni dan budaya Indonesia adalah aset Indonesia yang sangat berharga, namun manajemennya menjadi masalah sendiri bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Melimpahnya kekayaan seni budaya menjadi sangat rentan untuk diawasi dan dicuri negara lain. Keberagaman yang sangat besar justru dapat memicu keterbatasan dalam berekspresi di banyak daerah. Kebijakan pemerintah dan politik anggaran juga turut memberi pengaruh pada pengembangan seni dan budaya Indonesia.

Penerapan data terbuka memberi harapan bagi seni dan budaya Indonesia untuk tetap lestari, dilindungi, berkembang dan dapat bersaing di mancanegara. Melalui data terbuka, publik dapat memantau langsung, mengelola, mempelajari dan mengembangkan data yang sangat melimpah.

Disclaimer: DailySocial adalah media partner Asia Open Data Hackathon Indonesia

Previous Story

Rangkaian Facebook Developer Meetup Ditutup di Bandung

Next Story

4 Kamera 360 Derajat Pilihan yang Bisa Anda Beli Sekarang Juga

Latest from Blog