Dark
Light

Aryo Ariotedjo Perkuat Pondasi Grupara di Amerika Serikat

1 min read
October 13, 2014

Lama tidak terdengar kabarnya, Founder Grupara Inc Aryo Ariotedjo ternyata tidak sepenuhnya meninggalkan dunia startup di Indonesia. Saat ini ia justru sedang sibuk mengembangkan relasi, salah satunya memperkuat pondasi Grupara di New York, Amerika Serikat (AS). Saat ini Aryo sedang mengembangkan startup Project Shoe di sana.

Kepada tim DailySocial, Aryo Ariotedjo yang juga pengelola co-working space Freeware memaparkan kesibukannya di New York dengan serangkaian project show yang sedang dijalani di negeri Paman Sam.

“Sejujurnya untuk perihal operasional kami sedang vakum, namun kami masih aktif mengurus portfolio-portfolio kami. Di sana kami terus membuka komunikasi dengan investor-investor lokal dengan harapan untuk membawa Grupara menjadi lebih baik,” ucapnya di sela-sela acara E-Commerce Partnership Gathering (9/10).

Grupara tadinya merupakan sebuah inkubator yang menaungi beberapa startup lokal di Freeware. Startup tersebut adalah Grivara, Maskoolin, dan Lolabox — Lolabox sudah menutup usahanya Mei kemarin. Dukungan Grup MEDCO menjadi langkah awal Aryo memasuki ranah teknologi. Kini Grupara lebih dikenal sebagai investor ketimbang inkubator. Meskipun saat ini tidak sedang mencari startup, bukan berarti Grupara menutup kemungkinan penanaman modal. Jika dianggap memiliki model bisnis yang baik, Grupara siap menjadi investor awal mereka.

Secara pribadi, Aryo tengah mempelajari iklim startup di AS sembari memperkuat relasi dari orang-orang yang telah terbukti dapat diandalkan. Orang-orang tersebut ialah para founder yang telah membawa startup mereka mencapai “exit”.

“Dengan mempelajari iklim startup di sana, saya menggali dan merangkum lebih banyak insight untuk nantinya bisa diterapkan dan disesuaikan dengan kondisi startup tanah air. Menariknya, kami sempat berpikir untuk berinvestasi di startup Indonesia yang mungkin produknya cocok di AS. Jika ada kesempatan, will be very happy to invest and bring them there,” tambahnya.

Lebih lanjut Aryo menjelaskan perbedaan signifikan tentang lingkungan startup antara di AS dan Indonesia. Hal yang mendasari ialah dari segi edukasi tentang pengertian startup dan audience-nya. Masyarakat AS cenderung mencoba untuk menemukan suatu cara tertentu untuk memecahkan masalah. Dari situ bisa berangkat menjadi sebuah ide startup, sedangkan di tanah air bahkan masih banyak orang yang nampaknya belum paham arti startup itu sendiri.

[foto: Shutterstock]

Previous Story

Setelah Blokir DNS Alternatif, Kini Kemenkominfo Ingin Kontrol Alokasi IP Untuk ISP

Next Story

[Panduan Pemula] Mengambil Screenshot Pada Perangkat Windows Phone

Latest from Blog

Don't Miss

Playground Web3 platform

Playground Hadirkan Platform untuk Menemukan Proyek dan Game Web3 Terpercaya

Meski kerap menjadi topik pembicaraan dalam setahun terakhir, tren Web3
Indonesia-Miliki-12-Gelar-Unicorn-di-Tahun-2021-Anggota-Baru-Muncul-di-Penghujung-Tahun

Indonesia Miliki 12 Gelar Startup Unicorn di Tahun 2021, Anggota Baru Muncul di Penghujung Tahun

Penghujung tahun 2021 memberikan kejutan kepada para pelaku dan startup