Perkembangan teknologi mobile yang begitu dinamis dan bombastis menjadi salah satu celah bagi pengembang aplikasi untuk meraup keuntungan. Sistem toko aplikasi a la Google Play atau App Store semakin memudahkan pengembang untuk mendistribusikan hasil karyanya.
Ada beberapa cara yang ditawarkan kepada pengembang untuk menghasilkanrevenue dari aplikasinya. Pay-Per-Download (Premium), Subscription, Lite Version, In-App Advertising dan In-App Purchase (Freemium) adalah beberapa model monetisasi yang dapat dipilih ketika menaruh aplikasi di marketplace.
Sering kita menemukan aplikasi yang benar-benar gratis atau freemium (gratis, namun untuk mendapatkan fitur tambahan harus melakukan pembelian) yang di dalamnya terdapat iklan yang mengiklankan aplikasi lain. Model inilah yang disebut dengan in-app advertising. Menurut hasil survei yang dilakukan Jana model in-app advertising dapat menjadi cara yang efektif untuk memperkenalkan aplikasi ke target pasar yang tepat.
Survei yang dilakukan terhadap 1.140 responden di India, Filipina, Vietnam, Kenya, Nigeria, Brasil, dan Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna aplikasi mobile mendapatkan iklan di aplikasinya dan banyak yang mengunduh aplikasi atau game baru dari iklan yang ditampilkan. Dan sebagian responden mengaku pernah mengunduh aplikasi yang mereka lihat dari iklan. Menariknya survei tersebut juga menunjukkan bahwa aplikasi yang diunduh responden melalui iklan tersebut menjadi salah satu aplikasi favorit mereka.
Berikut ini adalah daftar tabel statistik responden ketika ditanya game favoritnya:
Dan berikut ini adalah daftar game dan aplikasi yang mereka unduh setelah responden melihat iklan di aplikasi lain:
FIFA, Angry Bird dan Candy Crush adalah beberapa game yang memanfaatkan model in-app advertising dan menjadi favorit banyak reponden setelah melihatnya melalui iklan di aplikasi atau game lain.
Cukup menarik untuk menjadi pertimbangan para pengembang dalam upaya memperkenalkan dan mendongkrak pengguna aplikasinya. Namun pengembang juga harus jeli dalam memilih partner untuk beriklan dan menentukan jenis iklan, apakah hendak menggunakan banner advertising, video/interstitial advertisingatau offer walls. Yang terpenting lagi untuk memaksimalkan keuntungan dari in-app advertising pengembang juga harus jeli dalam mengelolanya, seperti memastikan iklan akan tampil pada calon pengguna yang tepat dan didasarkan pada lokasi pengguna yang tepat.
Gambar header: mobile advertising via Shutterstock.
—
Artikel ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Randi Eka Yonida.