Dark
Light

In-App Advertising Dinilai Efektif untuk Mendongkrak Popularitas Aplikasi

1 min read
May 8, 2014

Perkembangan teknologi mobile yang begitu dinamis dan bombastis menjadi salah satu celah bagi pengembang aplikasi untuk meraup keuntungan. Sistem toko aplikasi a la Google Play atau App Store semakin memudahkan pengembang untuk mendistribusikan hasil karyanya.

Ada beberapa cara yang ditawarkan kepada pengembang untuk menghasilkanrevenue dari aplikasinya. Pay-Per-Download (Premium), Subscription, Lite Version, In-App Advertising dan In-App Purchase (Freemium) adalah beberapa model monetisasi yang dapat dipilih ketika menaruh aplikasi di marketplace.

Sering kita menemukan aplikasi yang benar-benar gratis atau freemium (gratis, namun untuk mendapatkan fitur tambahan harus melakukan pembelian) yang di dalamnya terdapat iklan yang mengiklankan aplikasi lain. Model inilah yang disebut dengan in-app advertising. Menurut hasil survei yang dilakukan Jana model in-app advertising dapat menjadi cara yang efektif untuk memperkenalkan aplikasi ke target pasar yang tepat.

Survei yang dilakukan terhadap 1.140 responden di India, Filipina, Vietnam, Kenya, Nigeria, Brasil, dan Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna aplikasi mobile mendapatkan iklan di aplikasinya dan banyak yang mengunduh aplikasi atau game baru dari iklan yang ditampilkan. Dan sebagian responden mengaku pernah mengunduh aplikasi yang mereka lihat dari iklan. Menariknya survei tersebut juga menunjukkan bahwa aplikasi yang diunduh responden melalui iklan tersebut menjadi salah satu aplikasi favorit mereka.

Berikut ini adalah daftar tabel statistik responden ketika ditanya game favoritnya:

Dan berikut ini adalah daftar game dan aplikasi yang mereka unduh setelah responden melihat iklan di aplikasi lain:

FIFA, Angry Bird dan Candy Crush adalah beberapa game yang memanfaatkan model in-app advertising dan menjadi favorit banyak reponden setelah melihatnya melalui iklan di aplikasi atau game lain.

Cukup menarik untuk menjadi pertimbangan para pengembang dalam upaya memperkenalkan dan mendongkrak pengguna aplikasinya. Namun pengembang juga harus jeli dalam memilih partner untuk beriklan dan menentukan jenis iklan, apakah hendak menggunakan banner advertising, video/interstitial advertisingatau offer walls. Yang terpenting lagi untuk memaksimalkan keuntungan dari in-app advertising pengembang juga harus jeli dalam mengelolanya, seperti memastikan iklan akan tampil pada calon pengguna yang tepat dan didasarkan pada lokasi pengguna yang tepat.

Gambar header: mobile advertising via Shutterstock. 

Artikel ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Randi Eka Yonida. 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Samsung Galaxy S5 dan Gear Fit Berbalut Swarovski

Next Story

Kacamata Pintar Multi-fungsi Baru Besutan Epson, Moverio BT-200, Sudah Bisa Anda Miliki

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Meta luncurkan tools generative AI untuk iklan

Meta Luncurkan Tools Generative AI untuk Para Pemasang Iklan

Tren generative AI dan keberadaan program seperti ChatGPT maupun Stable

Game dan Iklan, Usaha Netflix untuk Tetap Relevan

Netflix kehilangan 200 ribu pelanggan mereka. Hal ini diungkap dalam