Kementerian Ketenagakerjaan meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Pekerja Migran Indonesia (SIPMI). Aplikasi ini selain sebagai bentuk peningkatan pelayanan dan perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) oleh pemerintah, juga memberikan akses mudah bagi keluarga untuk saling terhubung.
Aplikasi yang sudah tersedia untuk platform Android dan iOS ini memiliki fitur utama yang memungkinkan penggunanya untuk mendapat informasi dengan mudah dan saling terhubung satu sama lain dengan fitur obrolan atau chat yang disematkan di dalamnya. Baik obrolan pribadi hingga grup.
Informasi yang dimaksud meliputi prospek dan risiko menjadi pekerja migran Indonesia di luar negeri, hak dan kewajiban, ketrampilan, hingga prosedur bekerja di luar negeri secara aman. Termasuk di dalamnya terdapat fitur agenda hingga poling yang bisa digunakan.
SIPMI juga menyediakan fitur untuk tetap terhubung dengan keluarga. Mulai dari berbagi lokasi terkini ke anggota keluarganya hingga melihat tinjauan keuangan. Untuk kondisi darurat, PMI juga bisa menginformasikannya melalui fitur darurat yang tersedia untuk bisa dengan cepat terhubung dengan rekan atau orang di sekitar yang memungkinkan untuk dapat memberikan pertolongan cepat.
“Ini merupakan platform berbasis komunitas di mana dunia yang terkait dengan pekerja migran bisa terintegrasi langsung melalui sebuah platform berbasis digital,” terang Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.
Ia juga menjelaskan bahwa aplikasi SIPMI memiliki tiga prioritas utama. Pertama untuk menunjang kebutuhan pekerja migran Indonesia dalam hal komunikasi. Kedua menunjang informasi yang dibutuhkan para pekerja migran baik dari sesama pekerja maupun dari pemerintah. Dan yang ketiga sebagai proteksi diri bagi pekerja migran Indonesia yang bekerja di luar negeri.
Untuk bisa menggunakan aplikasi SIPMI pengguna diminta untuk meregistrasikan diri terlebih dahulu baik sebagai pekera migran maupun sebagai keluarga dengan mengisikan informasi yang dibutuhkan.
“Aplikasi ini dapat dimanfaatkan untuk berinteraksi dan berkomunikasi, baik dengan sesama PMI, keluarga, maupun dengan komunitas PMI yang ada di negara tempat mereka bekerja,” jelas Hanif.