Dark
Light

Aplikasi ‘Perekam’ Mimpi Untuk Device Handheld Anda

1 min read
October 9, 2013

Ada sedikit fakta menarik: Pernahkan Anda bangun dari tidur, dan merasa goyah seakan-akan kesadaran Anda belum terkumpul sepenuhnya? Dalam bahasa medis, kondisi psikologi ini disebut dengan sleep inertia. Hal ini terjadi karena kecepatan motor otak terlambat merespon kondisi fisik yang terbangun tiba-tiba saat ia seharusnya masih ‘berada’ di alam mimpi.

Kondisi ini bisa Anda alami hingga 20 menit. Kebanyakan orang mencoba mengatasinya dengan secangkir kopi, namun aplikasi Shadow buatan Hunter Lee Soik menjanjikan sesuatu yang lebih dari itu. Dengan Shadow, bayangkan Anda bisa terbangun dari mimpi dengan kondisi kesadaran yang utuh – dan tidak lagi merasa ‘goyah’. Bersama dengan kemampuan ini, Anda bisa mendistribusikan seluruh kreativitas terpendam di alam bawah sadar – baik suara, rasa dan emosi – secara optimal…

…Atau seperti saya, Anda hanya ingin ‘merekam’ mimpi ‘indah’ tadi malam. Hampir 95% penduduk planet Bumi lupa apa yang mereka mimpikan setelah terbangun dari tidurnya. Dan Shadow merupakan aplikasi yang memudahkan Anda mengingat mimpi-mimpi ini.
Saya akan mencoba menjelaskan dengan mudah bagaimana aplikasi ini bekerja. Pada dasarnya, Shadow merupakan alarm jam yang membantu penggunanya dalam transisi dari tahap hypnopompic – saat-saat mimpi berakhir ketika seseorang menjelang titik siuman – hingga Anda mencapai kesadaran sepenuhnya.

Kemudian Shadow akan menanyakan apa yang Anda rasakan. Anda bisa menjawabnya dengan mengetik, memilih opsi jawaban ataupun merespon secara verbal tepat saat terbangun. Dari waktu ke waktu, muncullah pola dan semakin sering Anda menggunakan aplikasi ini, maka ia bisa menganalisa dengan lebih akurat.

Namun bagian terkompleks pada Shadow adalah sistem actigraph yang dimilikinya. Actigraph akan menggunakan teknologi sensor gerak untuk merekam pola tidur dan menambahkan lapisan demi lapisan data pribadi yang menanyakan ‘bagaimana perasaan Anda pagi ini?’ Hal ini sangat membantu masalah yang biasanya hadir pada alat-alat sejenis: saat tidur, kita tidak tahu apakah device tersebut menempel di badan atau terjatuh di kasur.

Dan karena data tentang ‘kedalaman’ mimpi seseorang sangat bervariasi (entah itu dalam mimpi yang ringan atau dalam tahap rapid-eye movement), maka Hunter Lee Soik dan timnya menyajikan alarm yang mampu beradaptasi. Dengan begini, Anda bisa memilih waktu yang paling baik untuk terbangun, memudahkan Anda lebih mengingat mimpi.

Saat ini para pengembang Shadow sedang melakukan kampanye penggalangan dana via Kickstarter. Shadow sendiri telah didukung oleh para peneliti mimpi terkemuka dunia seperti Stephan Fabregas, mantan peneliti Zeo, dan Dr. Kelley Bulkeley Ph.D. Dalam target stretch sebelumnya – US$ 50.000 – Shadow sedang dirancang serta diprioritaskan untuk device iOS, dan akan menyusul di platform Android dan Windows Phone. Kini mereka mempunyai target baru sebesar US$ 100.000. Jika tercapai, mereka akan mulai menggarap fitur alarm clock yang lebih cerdas.

Anda bisa menyaksikan video presentasi Hunter Lee Soik via embedded video di tautan ini.

Mungkin aplikasi ini masih jauh dari bayangan kita dimana manusia benar-benar dapat merekam mimpi mereka sendiri, namun Shadow adalah sebuah langkah menuju ke sana. Jika mimpi bisa direkam, mungkin saya akan mencoba mengkomersialisasikan beberapa mimpi ‘eksotis’ dengan mengunggahnya di YouTube…

Gambar header: CoolHunting.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Samsung Galaxy S4 Mini dan Galaxy Mega Segera Dapatkan Update Android 4.4 KitKat?

Next Story

Aplikasi PlayStation 4 Bisa Diakses dari PS Vita Lewat Update Terbaru

Latest from Blog

Don't Miss

Lewat Shadow, Tim Blade Berambisi Untuk Mengganti Console dan PC Dengan Solusi Cloud Gaming

Jauh sebelum Sony memperkenalkan PlayStation Now dan Nvidia meluncurkan program

MSI Gabungkan Desktop Gaming dan Mobilitas Laptop Dalam GS30 Shadow

Seharusnya awal minggu ini menjadi momen membanggakan buat gamer Indonesia.