Aplikasi Lakon dikembangkan untuk membantu pencari bakat menemukan talenta baru di dunia hiburan. Bernaung di bawah PT Kreasi Kreatif Muda, aplikasi Lakon dikembangkan untuk memberikan solusi di dunia hiburan. Dengan memanfaatkan teknologi machine learning Lakon berupaya mempertemukan antara talenta baru dengan pencari bakat.
Layanan Lakon didirikan oleh beberapa co-founder, di antaranya adalah Roy Prawira, Rina Dwi Utami, dan Jonathan Nasution. Ketiganya memiliki pengalaman cukup lama di bidangnya masing-masing, Roy dengan pengalaman di bidang digital product, bisnis, dan teknis sejak tahun 1999, Rina dengan latar belakang IT yang sudah digeluti selama 12 tahun, dan Jonathan Nasution yang sudah berkecimpung di dunia kreatif lebih dari 10 tahun.
Salah satu Co-Founder Lakon, Jonathan Nasution kepada DailySocial mengatakan, aplikasi Lakon dikembangkan untuk membantu pencarian bakat baru di dunia hiburan, baik itu pemeran film sampai dengan komedian. Layanan yang dikembangkan Lakon diklaim lebih aman dan terpercaya karena didukung oleh Bekraf dan Asosiasi Casting Indonesia.
Melalui aplikasi Lakon, pengguna bisa membuat video yang menunjukkan bakatnya sebagai seorang talenta baru di dunia hiburan. Selanjutnya rumah produksi, stasiun televisi, dan pihak-pihak yang membutuhkan talenta baru dengan mudah mencari dan menghubungi talenta.
Ada beberapa permasalahan utama yang coba diselesaikan oleh Lakon, pertama adalah kebutuhan rumah produksi mencari talenta baru yang memadai, sementara di tengah banyaknya permintaan konten video diperlukan banyak talenta. Di sinilah Lakon akan berperan. Membantu menghubungkan talenta baru di daerah dengan rumah produksi atau pencari bakat yang ada. Lakon juga mencoba membantu mengurangi praktek perdagangan manusia yang berkedok hiburan.
“Dengan menggunakan Lakon, para talenta baru di daerah dapat dengan mudah bersaing dengan para talenta di kota besar melalui aplikasi ini. Selanjutnya, apabila masuk ke dalam daftar piihan untuk diaudisi, para talenta baru dapat datang melakukan audisi yang lebih jelas, aman, dan lebih terpercaya,” terang Jonathan.
Lakon memiliki beberapa fitur unggulan, seperti Lakon Impersonation, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna menirukan potongan adegan-adegan singkat, dengan durasi kurang dari 30 detik, sehingga pengguna bisa memamerkan kemampuan menghibur.
Fitur lainnya adalah Tantang, sebuah fitur memungkinkan pengguna menantang video impersonate yang dilakukan oleh pengguna lain. Membuktikan pengguna bisa melakukan lebih dari yang telah dilakukan pengguna lain.
Sementara itu fitur yang tengah dikembangkan adalah fitur Lakon Lakonan, sebuah fitur yang ditujukan untuk pengguna tahap lanjut yang berguna untuk menaikkan kemampuannya. Dimulai dari menerima tantangan yang diberikan oleh para selebritas yang sudah berpengalaman.
Aplikasi Lakon saat ini masih dalam fase open beta sambil mengumpulkan masukan sebanyak-banyaknya dari pihak pengguna dalam berupaya terus meningkatkan kualitas dan pengalaman pengguna. Rencananya aplikasinya akan diluncurkan penuh pada akhir tahun 2019 ini.
Di bawah bendera PT Kreasi Kreatif Muda, Lakon saat ini sedang melakukan penjajakan untuk pendanaan di tahap awal.
“Lakon menargetkan setidaknya bisa mencapai 500.000 pengguna terdaftar di dalam aplikasi di tahun 2019 ini. Nantinya diharapkan dapat bertambah seiring waktu. Lakon percaya dengan kerja sama yang terjadi dengan semua stakeholder di dalam dunia hiburan seperti rumah produksi, stasiun televisi dan lainnya.”
“Lakon ingin mencapai target pengguna melebihi satu juta orang pengguna aktif dalam waktu dekat. Untuk itu Lakon membuka lebar-lebar pintu kerjasama untuk semua pihak dari rumah produksi sampai stasiun televisi untuk bisa melakukan kolaborasi lebih banyak lagi,” tutup Jonathan.