Bicara soal aplikasi pembuat catatan yang cross-platform, nama yang muncul di benak Anda pertama kali mungkin adalah Evernote, atau bisa saja Microsoft OneNote. Namun bagi saya pribadi, pilihan jatuh pada Simplenote.
Alasannya sederhana: saya hanya butuh menyimpan catatan dalam wujud teks saja, dan fitur sinkronisasi file milik Simplenote hampir tidak pernah macet. Lebih penting lagi, Simplenote bisa diakses dari perangkat apa saja. Awalnya hanya merupakan aplikasi iOS, ia kini juga tersedia di Android serta Mac.
Di PC, selama ini saya mengakses Simplenote dalam wujud web app lewat browser. Namun baru-baru ini pihak pengembangnya rupanya telah merilis aplikasi Simplenote untuk Windows dan Linux, dengan fitur ekstra yang belum bisa didapati di versi lainnya: dukungan format penulisan Markdown.
Sekadar informasi, Markdown pada dasarnya merupakan versi sederhana dari HTML. Sehari-harinya, saya membuat draft artikel untuk DailySocial menggunakan Markdown yang disimpan dalam format .txt, sebelum akhirnya disalin dan dikonversi menjadi HTML dengan mudah di WordPress.
Simplenote untuk Windows dan Linux turut mengemas fitur lain seperti tagging, fitur kolaborasi dan publishing. Tidak ketinggalan pula fitur history, dimana pengguna bisa mencari dan mengembalikan versi sebelumnya dari sebuah catatan. Tampilannya yang bersih dan minimalis merupakan nilai plus tersendiri.
Sinkronisasi file pada Simplenote akan berjalan secara otomatis setiap kali pengguna membuat catatan baru atau sekadar merevisi yang sudah ada. Dengan demikian, semua catatan yang Anda buat dapat diakses dari seluruh perangkat yang Anda miliki.
Lebih penting lagi, semua fitur Simplenote ini bisa dinikmati secara cuma-cuma, termasuk halnya sinkronisasi file tanpa batas. Versi Windows dan Linux-nya sekarang sudah bisa diunduh langsung melalui situs resmi Simplenote.
Sumber: Simplenote Blog.